hal yang berkaitan dengan peningkatan laba secara financial tidak menjadi pembahasan dalam Gladikarya ini.
B. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal diperlukan untuk mengetahui faktor- faktor yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi organisasi. Pada
umumnya lingkungan eksternal berada di luar kontrol perusahaan. Menurut Pearce dan Robinson 1997, lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan jauh
dan lingkungan industri.Lingkungan Jauh menurut Pearce dan Robinson 1997 lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan biasanya
tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu organisasi tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial, politik, dan faktor teknologi.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian
Menurut Yusri 1999, ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dalam bekerja secara professional, yaitu:
a. Faktor Internal Penyuluh Pertanian .
Kinerja penyuluh dipengaruhi oleh faktor-faktor dari penyuluh itu sendiri. Inilah yang disebut faktor internal yang
terdiri dari: 1. Pendidikan formal penyuluh pertanian.
Telah ditetapkan basis pendidikan formal pertanian minimal Diploma III atau memperoleh sertifikat pendidikan dan latihan fungsional dibidang penyuluhan
pertanian. Tingkat pengetahuan mempengaruhi keterampilan dan keahlian yang dimiliki untuk melaksaanakan tugasnya mengimbangi dinamika masyarakat
petani.
Universitas Sumatera Utara
2. Umur Penyuluh Pertanian Semakin bertambah umur dan golongan penyuluh, persepsi penyuluh pertanian
tentang jabatan fungsional dalam pengembangan karier dan profesi penyuluh semakin rendah.
3. Masa Kerja Penyuluh Pertanian Semakin lama masa kerja, penyuluh akan semakin menguasai bidang pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya sehingga akan semakin matang dan pekerja lebih produktif dan bersaamaan dengan kemampuan kerja menentukan kinerja
kerja.
b. Faktor Eksternal. Beberapa faktor eksternal penyuluh yang dipertimbangkan
berhubungan dengan kinerja penyuluh pertanian adalah: 1. Ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan.
Dengan adanya sarana dan prasarana seperti teknologi pertanian, pelatihan, transportasi, computer, OHP dan lain-lain sangat diperlikan penyuluh dalam
pelaksanaan tugasnya. 2. Sistem penghargaan
Hal ini biasanya terkait dengan perbaikan sistem penggajian, tunjangan fungsional dan dana operasional serta jabatan atau kepangkatan.
3. Komoditas dominan di wilayah binaan Kebiasaan pola tanam yang dilakukan oleh petani secara turun temurun telah
memberikan pengetahuan teknologi usahatani dan pengalaman berharga kepada petani untuk dapat dikembangkan kearah yang lebih maju dan rasional dalam
interaksinya bersama-sama penyuluh.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki unit
yang dianalisis. Matriks EFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal dan mengukur sejauh mana peluang dan ancaman yang dihadapi unit
yang dianalisis Rangkuti, 2008
2.1.5 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti 2008, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Melalui
analisis ini, perusahaan diharapkan dapat menyusun berbagai alternatif strategi berdasarkan kombinasi antara faktor kekuatan, kelemahan, peluang, adan
ancaman. Matriks SWOT adalah alat yang penting bagi seorang manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO Strenghts-Opportunities, WO
Weaknesses- Opportunities, ST Strenghts-Threats, dan WT Weaknesses- Threats.
2.1.6 Manajemen Strategik Sektor Publik
Manajemen strategik tidak hanya digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah diterapkan pada sektor publik. Penerapan manajemen strategik
pada kedua jenis institusi tersebut tidak jauh berbeda, hanya pada organisasi sektor publik tidak menekankan tujuan organisasi pada pencarian laba tetapi lebih
pada pelayanan. Menurut Anthony dan Young dalam Mahsun 2009 penekanan organisasi sektor publik dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu: 1 Tidak
bermotif mencari keuntungan. 2 Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak. 3 Ada kecenderungan berorientasi semata
– mata pada
Universitas Sumatera Utara
pelayanan. 4 Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi. 5 Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan
bantuan keuangan 6 Dominasi profesional. 7 Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting. Seorang ahli bernama Koteen
menambahkan satu hal lagi yaitu less responsiveness bureaucracy dimana menurutnya birokrasi dalam organisasi sektor publik sangat lamban dan berbelit
– belit. Sedangkan pada sektor swasta penekanan utamanya pada pencarian
keuntungan atau laba dan tentunya kelangsungan hidup organisasi melalui strategi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam manajemen strategik untuk menentukan
kekuatan strength,
kelemahan weakness,
kesempatan opportunity dan ancaman threat dalam organisasi Salusu,2003. Analisis
SWOT diperlukan dalam penyususnan strategi organisasi agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Walaupun analisis SWOT dianggap sebagai
suatu hal yang penting namun kadang kala manajer menghadapi masalah dalam analisis ini. Masalah
– masalah tersebut adalah : 1. The Missing link Problem, masalah ini timbul karena hilangnya unsur
keterkaitan, yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi terhadap faktor internal dan evaluasi terhadap faktor eksternal. Kegagalan tersebut akan
berimbas pada lahirnya suatu keputusan yang salah yang mungkin saja untuk menghasilkannya sudah memakan biaya yang besar.
2. The Blue Sky Problem, masalah ini identik dengan langit biru dimana langit yang biru selalu mebawa kegembiraan karena cuaca yang cerah. Hal ini
menyebabkan pengambil
keputusan kadang
terlalu cepat
dalam
Universitas Sumatera Utara
menetapkan sesuatu keputusan tanpa mempertimbangkan ketidakcocokan antara faktor internal dan faktor eksternal sehingga meremehkan
kelemahan organisasi yang ada dan membesar – besarkan kekuatan dalam
organisasi. 3. The Silver Lining Problem, masalah yang berkaitan dengan timbulnya suatu
harapan dalam kondisi yang kurang menggembirakan. Hal ini timbul karena pengambil keputusan mengharapkan sesuatu dalam kondisi yang
tidak menguntungkan. Masalah akan timbul apabila pengambil keputusan meremehkan pengaruh dari ancaman lingkungan tersebut.
4. The all Things To All People Problem, suatu falsafah yang dimana pengambil keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada
kelemahan organisasinya. Sehingga banyak waktu yang dihabiskan hanya untuk memeriksa kelemahan yang ada dalam organisasi tanpa melihat
kekuatan yang ada dalam organisasi tersebut. 5. The Putting The Cart Before The Horse problem, Mereka memulai untuk
menetapkan strategi dan rencana tindak lanjut sebelum menguraikan secara jelas terhadap pilihan strateginya.
Semua kendala diatas haruslah dihindari oleh semua organisasi sektor publik dalam melakukan analisis SWOT karena sebenarnya analisis SWOT
apabila dilakukan dengan tepat sejak awal akan membantu organisasi sektor publik dalam mencapai visi, misi dan tujuan yang ditetapkan.
2.2. Kinerja