Kualitas Fisik Kualitas Air Secara Fisik dan Kimia di Bantaran Sungai Tanjung Kabupaten Batu Bara.

4.2.1. Kualitas Fisik

Dari hasil analisis kualitas fisika air sungai didapat sebagai berikut : Tabel 6. Kualitas Air Badan Sungai Tanjung Kabupaten Batu Bara Secara Fisik PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Parameter Baku Mutu Kelas I Hasil Analisa Lokasi I Lokasi II Lokasi III Suhu °C Dev 3 27,53 27,67 27,9 TDS mgL 1000 37,33 34,85 41,33 TSS mgL 50 149,17 251,17 265,97 Intensitas Cahaya Cd 41.056,67 80.033,33 68.200 Penetrasi Cahaya Tingkat Kekeruhan Ntu 24,27 15,77 23,70 Hasil analisis Suhu air pada Lokasi II dan Lokasi III lebih tinggi dari Lokasi I. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pengaruh pengerukan pasir di Badan Sungai Tanjung. Kegiatan pengerukan pasir mengakibatkan hilangnya vegetasi tumbuhan yang merupakan pelindung badan perairan Gambar 3. Gambar 3. Lokasi Pengerukan Pasir Di Sungai Tanjung Batu Bara Menurut Asdak 1995 kenaikan suhu suatu perairan umumnya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sepanjang aliran tebing atau di sepanjang badan sungai. Dengan adanya penebangan atau pembukaan vegetasi di sepanjang tebing Universitas Sumatera Utara atau badan sungai mengakibatkan lebih banyak cahaya matahari yang dapat menembus permukaan perairan dan meningkatkan suhu di dalam air. Suhu perairan juga dapat menjadi faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan fauna akuatik, terutama suhu di dalam perairan yang melebihi ambang batas. Hasil analisis TDS pada Lokasi II dan Lokasi III lebih rendah daripada Lokasi I. Rendahnya TDS pada Lokasi II dan Lokasi III kemungkinan disebabkan oleh kegiatan pengerukan pasir yang mengakibatkan terangkatnya senyawa-senyawa kimia anorgaik yang terdapat di dasar sungai tersebut bersama dengan pasir. Hasil analisis TSS pada Lokasi I lebih rendah daripada Lokasi II dan Lokasi III, hal ini kemungkinan disebabkan pada Lokasi I dan II terdapat pengaruh kegiatan pengerukan pasir yang mengakibatkan meningkatnya konsentrasi sedimen yang terdapat di perairan tersebut. Nilai TDS dan TSS peraian dapat meningkatkan nilai kekeruhan, yang selanjutnya akan menurunnya intesitas cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan. Hasil analisis intensitas cahaya pada Lokasi I lebih rendah daripada Lokasi II dan Lokasi III. Rendahnya intesitas cahaya pada Lokasi I kemungkinan disebabkan masih banyak pohon-pohon pelindung disekitar pinggir sungai sehingga cahaya yang datang sebahagian terhalangi oleh pohon-pohon tersebut, sedangkan hasil analisis penetrasi cahaya pada Lokasi II dan Lokasi III lebih rendah daripada Lokasi I, hal ini kemungkinan disebabkan meningkatnya sedimen yang ada pada perairan akibat pengerukan pasir yang menghalangi cahaya masuk ke dasar sungai. Universitas Sumatera Utara Intensitas cahaya dan penetrasi cahaya pada areal tidak ada pengerukan pasir Lokasi I dan Lokasi III menunjukkan nilai intensitas cahaya lebih kecil tetapi nilai penetrasi cahaya lebih besar dibandingkan dengan ada kegiatan pengerukan pasir Lokasi II . Mahida 1993 menambahkan kekeruhan perairan dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang melayang di dalam air. Kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, pasir dan bahan- bahan organik terlarut. Nyibaken 1992 menyatakan penentuan padatan atau kekeruhan air atau banyaknya intensitas cahaya sangat berguna dalam penentuan analisis penentuan kualitas perairan. Banyaknya pembusukan bahan-bahan organik dan tingginya tingkat kekeruhan perairan dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan. Pengerukan pasir sekala besar di Badan Sungai Tanjung menyebabkan peningkatan suhu air dan menurunkan intensitas cahaya yang masuk atau meningkatkan kekeruhan air. Peningkatan temperatur suhu air disebabkan penebangan vegetasi tumbuhan di sekitar badan sungai dan intensitas cahaya di perairan dipengaruhi oleh masuknya suspensi pasir dan tanah liat ke dalam perairan akibat adanya pengerukan. Hal tersebut mengakibatkan penurunan kualitas perairan dan mengancam kelangsungan kehidupan organisme akuatik baik hewan maupun tumbuhan akuatik. Selain itu juga dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen terlarut didalam perairan. Gambar pengerukan pasir dapat dilihat pada Gambar 4. Universitas Sumatera Utara a b c d Gambar 4. Aktivitas Pengerukan Pasir Di Sungai Tanjung Kabupaten Batu Bara a Alat berat yang digunakan untuk mengeruk pasir b Sarana pengangkutan pasir skala besar c Sarana pengangkutan pasir skala kecil d Tumpukan pasir yang dikeruk di badan Sungai Tanjung

4.2.2. Kualitas Air Secara Kimia.