III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Bantaran Sungai Tanjung Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Analisis kualitas air dilakukakan di Laboraturium
Mikrobiologi Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular BTKL dan PP RIM Kelas 1 Medan. Penetapan Lokasi penelitian
berdasarkan survey pada bulan Oktober 2010. Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2011 sampai bulan Agustus 2011
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter, Termometer, Keping Sechii, Lux Meter, Pipet Tetes, Erlenmeyer 125 ml, split, ember 5 liter, Lux
Meter dan GPS. Bahan-bahan yang digunakan adalah MnSO
4
, KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, Alkohol, Amilum dan Lugol.
3.3. Pelaksanaan Penelitian
3.3.1. Penetapan Lokasi
Tiga Lokasi pengambilan sampel air ditentukan sesuai dengan aktifitas pengerukan pasir di Bantaran Sungai Tanjung Kecamatan Air Putih Kabupaten
Batu Bara.
Universitas Sumatera Utara
a. Lokasi I Lokasi ini berada pada daerah hulu dimana kegiatan pengerukan pasir tidak
ditemukan. Daerah ini terletak kira-kira 1 km dari Lokasi pengerukan pasir. Pada Lokasi ini air lebih jernih dan bersih dengan substrat batu berpasir.
b. Lokasi II Lokasi ini berada pada daerah dengan aktifitas pengerukan pasir. Eksploitasi
pengerukan pasir di Lokasi ini mengakibatkan warna air sungai lebih keruh dengan substrat pasir.
c. Lokasi III Lookasi ini berada pada daerah hilir dimana pengerukan pasir tidak
ditemukan. Daerah ini terletak kira-kira 1 km dari Lokasi pengerukan pasir. Pada Lokasi ini air lebih jernih dan bersih dengan substrat batu berpasir dibandingkan
dengan daerah Lokasi pengerukan pasir. Denah Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini :
Lokasi I Lokasi II
Lokasi III
1000 M 1000 M
Sebelum pengerukan Setelah pengerukan pasir
pasir
Lokasi Pengerukan Pasir Gambar 2. Denah Lokasi Penelitian
Sungai Tanjung
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan a. Faktor Fisik
-
Temperatur
Untuk pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan alat termometer. Termometer dicelupkan ke dalam badan air sungai selama 10 menit. Lalu
diperhatikan skala yang tertera pada thermometer air raksa tersebut kemudian hasilnya dicatat pada tabel yang telah disediakan.
-
Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan diukur dengan menggunakan alat Lux meter Digital. Itensitas cahaya dipengaruhi oleh intensitas
cahaya matahari dan kekeruhan air. -
Padatan Tersuspensi Total Total Suspended Solid atau TSS
TSS merupakan bahan-bahan yang terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang
terbawa ke badan air. TSS adalah bahan bahan yang tersuspensi diameter 1
µm yang tertahan pada saringan Millipore dengan diameter pori 0,45 µm.
-
Padatan Terlarut Total Total Dissolved Solid atau TDS
TDS adalah bahan-bahan terlarut diameter 10
-6
mm dan koloid diameter 10
-6
mm – 10
-3
mm yang berupa senyawa - senyawa kimia dan bahan- bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45
µm.
Universitas Sumatera Utara
TDS biasanya disebabkan oleh bahan organik berupa ion-ion yang biasa ditemukan pada perairan.
b. Pengukuran Kimia
-
Oksigen terlarut
Untuk pengukuran DO dilakukan dengan metode Winkler dengan menggunakan regen-regen kimia yaitu MnSO
4
, KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
dan Amilum. Sampel Air yang diambil dari dalam perairan kemudian dimasukkan ke
dalam botol winkler, dilakukan pengukuran oksigen terlarut. Kedalam sampel air 1 ml MnSO
4
2,5 N dan 1 ml KOH-KI lalu diaduk dan didiamkan. Sampel dengan endapan putih atau coklat diberi 1 ml H2SO
4
lalu diaduk dan didiamkan. Setelah larutan berubah menjadi warna coklat sampel diambil 100 ml dan ditetesi Na
2
S
2
O
3
-
Kejenuhan Oksigen
0,0125 N sampai berubah warna menjadi kuning pucat, lalu tetesi dengan 5 tetes amilum ditambahkan sampai warna sampel berubah menjadi biru. Cara kerja dapat
dilihat pada Lampiran 2.
Untuk mengukur kejenuhan oksigen dilakukan dengan menggunakan rumus kejenuhan oksigen dengan membagikan nilai konsentrasi oksigen DO hasil
pengukuran lapangan dengan nilai konsentrasi yang sebenarnya kemudian dikalikan 100.
-
Biologycal Oxygen Demand BOD5
Untuk pengukuran BOD
5
dilakukan dengan menggunakan regen-regen kimia yaitu MnSO
4
, KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
dan alumunium. Sampel yang diambil dari
Universitas Sumatera Utara
setiap Lokasi dimasukkan kedalam botol sampel kemudian dibawa ke laboraturium. Sampel tersebut di inkubasi pada suhu 20
-
Chemical Oxygen Deman COD
C selama 5 hari. Sebelumnya dilakukan pengukuran kandungan oksigen terlarut untuk mengetahui DO awalnya, setelah 5 hari
sampel yang di inkubasi diukur kandungan oksigennya sebagai DO akhir. Nilai BOD adalah merupakan hasil pengukuran nilai DO awal dengan nilai DO akhir. Cara kerja
dapat dilihat pada Lampiran 3.
Chemical Oxygen Deman merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam O
2
liter. Dengan mengukur nilai COD akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses
oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun tidak. HgSO
4
bubuk atau kristal dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer kemudian batu didih yang sudah dibersihkan dimasukkan. Kemudian dimasukkan 20
ml sampel air kemudian tambahkan 10 ml larutan baku K
2
CrO
7
, 0,20500 N. Ditambahkan regen asam sulfat-perak kemudian dikocok secara perlahan. Alihkan air
dingin pada kondensor, tuangkan 15 ml sisa reagen asam sulfat-perak melalui kondensor dan dipanaskan pada pemanas selama 2 jam. Setelah dingin gelas refluks
dilepas dari kondensor, lakukan pengenceran dua kali dengan aquades, tambahkan 3 tetes indikator ferroin, lalu dititrasi dengan larutan baku FAS. Cara kerja dapat dilihat
pada Lampiran 4.
Universitas Sumatera Utara
-
Kandungan Nitrat
Kandungan nitrat yang terdapat pada perairan Sungai Tanjung dapat diketahui dengan cara : 5 ml sampel dimasukkan 1 mL NaCl dengan menggunakan pipet
volum, tambahkan 5 ml H
R
2
R
SO
R
4
R
75 dan 4 tetes asam Brucine Sulfat Sulfanic. Larutan tersebut dipanaskan selama 25 menit dengan suhu 95
P P
C, dinginkan dan lakukan pengukuran dengan Spekrofotometer pada
ג 410 nm. Cara kerja dapat dilihat pada Lampiran 5.
-
Fosfat
Pengukuran fosfat dilakukan dengan cara, 5 ml sampel air ditetesi dengan 2 ml Reagen Amstrong dan 1 mL Asam Askorbat. Larutan tersebut didiamkan selama
20 menit dan lakukan pengukuran dengan spektofotometer pada ג 880 nm. Cara kerja
dapat dilihat pada Lampiran 6 -
pH
Derajat keasaman diukur dengan menggunakan pH meter, dengan cara memasukkan pH meter kedalam sampel air yang diambil dari dalam perairan.
3.4. Analisis Data
Untuk mengetahui perbedaan kualitas perairan secara fisik dan kimia akibat adanya aktifitas pengerukan pasir dengan yang tidak ada pengerukan pasir di
Bantaran Sungai Tanjung Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara, dilakukan dengan melalui analisis parameter fisik dan kimia dan dibandingkan dengan baku
mutu sesuai dipersyaratkan dalam PP RI no. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Universitas Sumatera Utara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Sungai Tanjung Kabupaten Batu Bara
Sungai Tanjung terletak di Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara dan
berhulu di Pegunungan sekitar Kabupaten Simalungun, aliran Sungai Tanjung melewati Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Batubara sebelum bermuara di Selat
malaka. Pengamatan dilapangan pada daerah penelitian diperoleh bahwa, Luas area
pengerukan pasir dilakukan di Sungai Tanjung ± 12.000 m
2
dengan rata-rata produksi 680 m
3
setiap hari, banyak pekerja 52 orang dan pengerukan pasir dilakukan dengan menggunakan 2 buah alat berat. Pasir tersebut utamanya digunakan sebagai
bahan kontruksi bangunan yang di pasarkan ke kota Indrapura, Lima Puluh dan Kuala Tanjung, selain kegiatan pengerukan pasir, Sungai Tanjung juga dimanfaatkan
sebagai irigasi persawahan dan beberapa lokasi di Hulu Sungai dijumpai kerambah pemeliharaan ikan.
4.2. Kualitas Air Secara Fisik dan Kimia di Bantaran Sungai Tanjung Kabupaten Batu Bara.
Berdasarkan hasil analisis kualitas air yang dilakukan dari tiga lokasi Lokasi I, badan air Sungai Tanjung sebelum pengerukan ; Lokasi II, badan air Sungai Tanjung
disekitar lokasi aktivitas pengerukan pasir : Lokasi III, badan air Sungai Tanjung setelah pengerukan pasir didapatkan hasil sebagaimana dijelaskan berikut :
40
Universitas Sumatera Utara