sepotong-sepotong, berdasarkan atas kedua hal tersebut lingkungan hidup dan pembangunan harus dikelola bersamaan Murtopo, 1997.
Pengelolaan lingkungan merupakan suatu kegiatan mengelola, dimana kemampuan mengelola tersebut akan menghasilkan lingkungan yang baik.
Manajemen lingkungan yang bersifat dinamis dan dapat dilaksanakan serta memerlukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan kebijakan di dalam
perusahaan. Perubahan tersebut akan memberikan pengaruh baik untuk jangka panjang ataupun jangka pendek serta mempunyai penerapan taktis maupun strategis.
Manajemen lingkungan dalam pelaksanaannya dapat dianggap sebagai suatu keuntungan. Manfaat yang paling penting dari manajemen lingkungan adalah
perlindungan terhadap lingkungan Hadiwardjo,1997.
2.2. Klasifikasi Sumberdaya Alam
Secara umum sumberdaya alam dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok. Pertama adalah kelompok yang disebut kelompok stok. Sumberdaya ini
dianggap memiliki cadangan yang terbatas sehingga eksploitasi terhadap sumberdaya tersebut akan menghabiskan cadangan sumberdaya. Apa yang dimanfaatkan saat ini
tidak lagi tersedia dimasa mendatang dengan demikian sumberdaya stok dikatakan tidak dapat diperbaharui non renevable atau terhabiskan eksbaustible termasuk
kedalam kelompok ini antara lain sumberdaya mineral, logam, minyak dan gas bumi. Kelompok kedua adalah sumberdaya alam yang disebut alur flows.
Pada jenis sumberdaya ini jumlah kuantitas fisik dari sumberdaya berupa
Universitas Sumatera Utara
sepanjang waktu. Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang bisa mempengaruhi atau bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan sumberdaya dimasa mendatang.
Dengan kata lain, sumberdaya jenis ini dikatakan dapat diperbarui renewable. Kelompok sumberdaya ini untuk regenerasinya ada yang tergantung pada proses
biologi dan ada yang tidak. Ikan dan hutan misalnya termasuk kedalam kelompok sumberdaya yang regenerasinya tergantung pada proses biologi Fauzi, 2006.
2.3. Bahan Galian C
Pengelolaan bahan galian C sangat berhubungan erat dengan penyelamatan sumberdaya alam disekitarnya. Pengerukan bahan-bahan galian C seperti pasir,
kerikil maupun batu alam memberikan andil yang besar bagi kelestarian lingkungan, demikian halnya perambahan hutan di hulu sungai juga memberikan andil terhadap
besar kecilnya debit air sungai Kesumah, 2005. Menurut Sukandarrumidi 1999, bahwa pengerukan bahan galian C juga
berakibat turunnya kualitas dan kuantitas sungai. Kualitas air menurun karena air sungai menjadi keruh sehingga jumlah cahaya yang mampu menembus sungai sangat
sedikit dan ini sangat mempengaruhi proses fotosintesis hewan-hewan air. Sukandarrumidi 1999 menambahkan bahan galian adalah bahan yang
dijumpai di dalam perut bumi baik berupa unsur kimia, mineral, biji ataupun segala macam batuan, di dalam pengertian ini termasuk bahan galian yang berbentuk padat
seperti emas, perak, batu gamping, lempung, berbentuk cair seperti minyak bumi dan yodium, maupun berbentuk gas seperti gas alam.
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut Sukandarrumidi 1999, menyatakan bahwa sistem dan cara penambangan bahan galian, tidak seluruhnya harus dengan cara penggalian atau
pengerukan, namun juga dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan air, disedot dengan pipa ataupun dipompa. Berdasarkan cara pengambilannya, seluruh bahan-
bahan tersebut diartikan sebagai bahan tambang. Penggolongan bahan galian diatur dalam Undang-Undang Pertambangan
Republik Indonesia N0 37 Tahun 1960 juncto Undang-undang Pokok Pertambangan Republik Indonesia No 11 Tahun 1967 pasal 3, yang menyebutkan penggolongan
bahan galian sebagai berikut : 1
Bahan galian golongan A bahan galian strategis adalah bahan galian yang mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kehidupan negara misalnya :
minyak bumi, gas alam, batubara, timah putih, besi, nikel. Bahan galian jenis ini dikuasai oleh negara.
2 Bahan galian golongan B bahan galian vital adalah bahan galian yang
mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kegiatan perekonomian negara dan dikuasai oleh negara dengan menyertakan rakyat misalnya: emas, perak,
intan, timah hitam, belerang, air raksa. Bahan galian ini dapat diusahakan oleh badan usaha milik negara ataupun bersama-sama dengan rakyat.
3 Bahan galian golongan C tidak termasuk strategis dan vital adalah bahan
galian yang dapat diusahakan oleh rakyat ataupun badan usaha milik rakyat, misalnya batu gamping, marmer, batu sabak, pasir, kerikil, pasir urug.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Dampak Akibat Penambangan
Menurut Fairizal 2007 kegiatan penambangan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya adalah kegiatan penggalian atau pengerukan atau
penambangan, pengangkutan dan reklamasi lahan bekas penambangan adalah sebagai berikut:
a. Pengerukan atau penambangan, akibat pengerukan atau penambangan adalah
terbentuknya cekungan-cekungan bekas penambangan. Dengan cara menerapkan tata cara penambangan yang baik dan benar serta
mempertimbangkan aspek lingkungan tidak akan menimbulkan dampak negatif.
b. Kualitas udara, dampak terhadap kualitas udara adalah peningkatan
konsentrasi debu partikulat akibat aktivitas pengerukan atau penambangan dan pengangkutan, terutama berlangsung pada musim kemarau. Kuantitatif
dampak relative kecil, hanya di sekitar Lokasi penggalian dan jalur transportasi yang dilalui dan berlangsung hanya untuk sementara waktu
selama oprasi. c.
Kualitas air, dampak terhadap kualitas air adalah perubahan sifat fisik, kimia serta biologi perairan.
d. Perubahan tata guna lahan, dampak bersifat lokal dalam skala kecil dan
bersifat sementara. e.
Kebisingan, ditimbulkan oleh suara mesin alat berat backhoe and truck hercules yang menunjang aktifitas pengerukanpenambangan.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengangkutan, beberapa komponen lingkungan yang diperkirakan akan
terkena dampak dari kegiatan ini adalah ketenagakerjaan dan pendapatan. Kegiatan ini berdampak positif bagi penduduk di sekitar Lokasi kegiatan,
kerena dapat membuka kesempatan kerja, memacu pertumbuhan sekitar sektor ekonomi masyarakat.
2.3.2. Perizinan Galian C
Melalui penerapan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan
menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut, pemerintah telah menerapkan Kebijakan melalui Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 menerangkan “pertambangan adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksploitasi, studi kelayakan.
konstruksi, penambangan, pengelolaan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang”.
Menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 458 Tahun 1986 Tentang : Ketentuan Pengamanan Sungai Dalam Hubungan Dengan Penambangan Bahan
Galian Golongan C yaitu bahwa terhadap kegiatan penambangan bahan galian golongan C yang dilakukan di sungai, perlu dilakukan pengendalian dan pengawasan,
agar tidak menimbulkan kerusakan dan ancaman terhadap kelestarian fungsi sungai
Universitas Sumatera Utara
dan bangunan-bangunan pengairan serta jembatan maupun bangunan-bangunan umum lainnya yang terdapat di sekitarnya.
2.3.3. Kegiatan Penambangan
Lahan yang digunakan untuk pertambangan tidak seluruhnya digunakan untuk operasi pertambangan secara serentak, tetapi secara bertahap. Sebagian besar tanah
yang terletak dalam kawasan pertambangan menjadi lahan yang tidak produktif. Sebagian dari lahan yang telah dikerjakan oleh pertambangan tetapi belum
direklamasi juga merupakan lahan tidak produktif. Lahan bekas kegiatan pertambangan menunggu pelaksanaan reklamasi pada tahap akhir penutupan
tambang. Kalau lahan yang telah selesai digunakan secara bertahap direklamasi, maka lahan tersebut dapat menjadi lahan produktif.
Pertambangan dapat menciptakan kerusakan lingkungan yang serius dalam suatu kawasan atau wilayah. Potensi kerusakan tergantung pada berbagai faktor
kegiatan pertambangan dan faktor keadaan lingkungan. Faktor kegiatan pertambangan antara lain pada teknik pertambangan, pengolahan dan lain sebagainya.
Sedangkan faktor lingkungan antara lain faktor geografis dan morfologis, fauna dan flora, hidrologis dan lain-lain.
Kegiatan pertambangan mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan, antara lain perubahan bentang alam, perubahan habitat flora dan fauna, perubahan
struktur tanah, perubahan pola aliran air permukaan dan air tanah dan sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan dampak dengan intensitas dan
Universitas Sumatera Utara
sifat yang bervariasi. Selain perubahan pada lingkungan fisik, pertambangan juga mengakibatkan perubahan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Dampak kegiatan
pertambangan terhadap lingkungan tidak hanya bersumber dari pembuangan limbah, tetapi juga karena perubahan terhadap komponen lingkungan yang berubah atau
meniadakan fungsi-fungsi lingkungan Nurdin et. al., 2000. Sukandarrumidi 2010 menambahkan semakin besar skala kegiatan
pertambangan, makin besar pula areal dampak yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat bersifat permanen, atau tidak dapat
dikembalikan kepada keadaan semula. Perubahan topografi tanah, termasuk karena mengubah aliran sungai, bentuk danau atau bukit selama masa pertambangan, sulit
dikembalikan kepada keadaannya semula. Kegiatan pertambangan juga mengakibatkan perubahan pada kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Perubahan tata guna tanah, perubahan kepemilikan tanah, masuknya pekerja, dan lain-lain. Pengelolaan dampak
pertambangan terhadap lingkungan bukan untuk kepentingan lingkungan itu sendiri tetapi juga untuk kepentingan manusia. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
dampak pertambangan terhadap lingkungan sangat penting. Keterlibatan masyarakat sebaiknya berawal sejak dilakukan perencanaan ruang dan proses penetapan wilayah
untuk pertambangan. Masyarakat setempat dilibatkan dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan usaha pertambangan serta upaya penanggulangan dampak yang
merugikan maupun upaya peningkatan dampak yang menguntungkan.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pengawasan pelaksanaan keterlibatan masyarakat.
2.4. Pencemaran Lingkungan
Pencemar polusi adalah peristiwa masuknya zat, unsur atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami.
Segala sesuatu yang menyebabkan pencemaran polusi disebut polutan. Semua zat beracun ataupun metabolitnya yang masuk ke dalam lingkungan akan menyebabkan
kualitas lingkungan menjadi menurun karena bersifat toksik. Suatu zat dapat dikatakan polutan toksik bila kadarnya melebihi batas normal. Polutan dapat
berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya Soemitrat, 2005.
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada
kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau polutan. Bahan pencemar tersebut pada umumnya bersifat racun
toksik yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas atau daya racun dari polutan itulah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran Palar, 2008.
Soemitrat 2005 menambahkan bahwa polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air
terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen,
Universitas Sumatera Utara
Poliklorin Bifenil PCB senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan pelumas dan plastik. Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan
kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan
makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia. Pencemaran lingkungan juga disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk.
Konsentrasi penduduk ditempat-tempat pabrikindustri, perumahan, perhotelan dan perkantoran menjadi padat dan berdampak pada peningkatan konsentrasi buangan
baik industri maupun domestik sehingga dengan sendirinya akan menyebabkan naiknya potensi terjadinya penularan penyakitwabah dan keracunan Palar, 2008.
Dalam PP RI No. 201990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” Pasal 1, angka 2. Dalam undang-undang lingkungan hidup dijelaskan bahwa suatu tatanan
lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila ke dalam lingkungan itu dimasukkan atau masuknya suatu benda lain yang kemudian memberikan pengaruh buruk
terhadap bagian-bagian yang menyusun tatanan lingkungan hidup itu sendiri, sehingga tidak dapat lagi hidup sesuai habitat aslinya. Pada tingkatan selanjutnya
bahkan bisa menghapuskan satu atau lebih dari mata rantai dalam tatanan tersebut. Sedangkan satu pencemar atau polutan adalah setiap benda, zat atau organisme hidup
Universitas Sumatera Utara
yang masuk dalam tatanan alami dan kemudian mendatangkan perubahan-perubahan yang bersifat negatif terhadap tatanan yang dimasukkan.
Selanjutnya Palar 2008 menambahkan suatu lingkungan hidup dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan itu
sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing kedalam tatanan lingkungan itu.
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kemasukan benda asing itu, memberikan pengaruh dampak buruk terhadap organisme yang sudah ada dan hidup dengan baik
dalam tatanan lingkungan tersebut. Sehingga dalam tingkat lanjut dalam arti bila lingkungan tersebut telah tercemar dalam tingkatan yang tinggi, dapat membunuh
atau menghapuskan satu atau lebih organisme yang tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan itu. Jadi, pencemaran lingkungan adalah terjadinya perubahan
dalam suatu tatanan lingkungan asli menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.
Air sungai yang memiliki kadar air dengan debit air yang tidak menentu tidak akan mampu mengencerkan polutan-polutan yang berada didalam perairan dengan
baik. Maka dari itu, air sungai biasanya tidak dapat dimurnikan secara alamiah. Dengan membengkaknya industri yang mengalirkan sampah-sampah industrinya ke
sungai, maka aliran sungai akan semakin tercemar dan tidak layak sebagai sumber persediaan air Mahida, 1993.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Pencemaran air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas
air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan
pencemar polutan yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut dan partikulat. Pencemar memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer,
tanah, limpasan run off pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri dan lain-lain Effendi, 2003.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan
warna, bau dan rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil PCB senyawa ini berasal
dari pemanfaatan bahan- bahan pelumas dan plastik, minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat
berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari
saluran pembuangan tinja manusia Palar, 2008. Pencemaran air dapat didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi pada
dasarnya berpangkal tolak pada konsentrasi pencemar tertentu di dalam air pada waktu yang cukup lama untuk dapat menimbulkan pengaruh tertentu
Suratmo, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh manusia. Air banyak digunakan oleh
manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar Darmono, 2001.
Pencemaran air merupakan akibat kegiatan dan perbuatan manusia, yang dilatarbelakangi berbagai hal. Karena pencemaran, tata lingkungan air mengalami
gangguan. Ekosistem air menjadi tercemar dan rusak setelah menerima kehadiran bahan-bahan pencemar yang berasal dari manusia dengan perbuatannya
Susilo, 2003. Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat yang terlarut, zat yang
tersuspensi, dan makhluk hidup. Khususnya jasad renik, di dalam air. Air murni, yang tidak mengandung zat yang terlarut, tidak baik untuk kehidupan kita. Sebaliknya zat
yang terlarut ada yang bersifat racun. Apabila zat yang terlarut, zat yang tersuspensi dan makhluk hidup dalam air membuat kualitas air menjadi tidak sesuai untuk
kehidupan kita, air itu disebut tercemar Soemarwoto, 1984.
2.5. Komponen Pencemaran Air
Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan
tantangan lingkungan hidupnya. Aktivitas yang pada prinsipnya merupakan usaha manusia untuk dapat hidup dengan layak dan berketurunan dengan baik, telah
merangsang manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi kaidah-
Universitas Sumatera Utara
kaidah yang ada dalam tatanan lingkungan hidupnya. Akibatnya terjadi pergeseran keseimbangan dalam tatanan lingkungan dari bentuk asal ke bentuk baru yang
cenderung lebih buruk. Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal, namun yang paling utama dari sekian banyak
penyebab tercemarnya suatu tatanan lingkungan adalah limbah Palar, 2008. Menurut Mahida 1993 saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal
manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai
contoh adalah pestisida yang biasa digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga atau PCBs yang biasa
digunakan pada alat-alat elektronik. Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air turut menentukan bagaimana
indikator tersebut terjadi. Komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga pemukiman dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan
buangan: a
Padat Buangan padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat seperti
sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai
pula dengan perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan
Universitas Sumatera Utara
berwarna gelap akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air akan terganggu sehingga
jumlah oksigen terlarut dalam air akan berkurang. b
Organik
Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan
menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang
pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia.
c Anorganik
d Cairan berminyak
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila logam masuk ke perairan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melibatkan penggunaan unsur-
unsur logam seperti timbal Pb, Arsen As, CadmiumCd, air raksa atau merkuri Hg, Nikel Ni, Calsium Ca dan Magnesium Mg. Kandungan ion
Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi
oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme dalam air. Ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Juga lapisan tersebut akan
menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga fotosintesapun terganggu.
e
Zat kimia Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air
ini akan dikelompokkan menjadi : sabun deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya, bahan pemberantas hama insektisida, zat warna kimia
dan zat radioaktif Pemantauan kualitas air pada sungai perlu disertai dengan pengukuran atau
pencatatan debit air, agar analisis hubungan parameter pencemaran air debit badan air, sungai dapat dikaji untuk keperluan pengendalian pencemarannya
Irianto dan Machbub, 2007
2.5.1. Limbah
Limbah dalam konotasi sederhana dapat diartikan sebagai sampah. Limbah atau dalam bahasa ilmiahnya disebut polutan, dapat digolongkan atas beberapa
kelompok berdasarkan pada jenis, sifat dan sumbernya. Berdasarkan pada jenis, limbah dikelompokkan atas limbah padat dan limbah cair. Berdasarkan pada sifat
yang dibawanya limbah digolongkan dalam limbah organik dan limbah an-organi. Berdasarkan pada sumbernya limbah terdiri atas limbah rumah tangga atau limbah
domestik dan limbah industri Palar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Mahida 1993 menambahkan limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan
hampir 0,1 dari padanya berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik. Limbah domestik terdiri dari air limbah rumah tangga yang berasal dari
perumahan, daerah perdagangan dan fasilitas rekreasi. Pencemaran yang dapat ditimbulkan oleh limbah ada bermacam-macam
bentuk, seperti bau, warna, suara dan bahkan pemutusan mata rantai dari suatu tatanan lingkungan hidup atau penghancuran suatu jenis organisme yang pada tingkat
akhirnya akan menghancurkan tatanan ekosistemnya. Pencemaran yang dapat menghancurkan tatanan lingkungan hidup biasanya berasal dari limbah-limbah yang
sangat berbahaya dalam arti memiliki daya racun toksisitas yang tinggi. Limbah-limbah yang sangat beracun pada umumnya merupakan limbah kimia,
apakah itu berupa persenyawaan-persenyawaan kimia atau hanya dalam bentuk unsur atau ionasi. Biasanya senyawa yang sangat beracun bagi organisme hidup dan
manusia adalah senyawa-senyawa kimia yang mempunyai bahan aktif dari logam- logam berat. Daya racum yang dimiliki oleh bahan aktif dari logam berat akan
bekerja sebagai penghalang kerja enzim dalam proses fisiologi atau metabolisme tubuh. Sehingga proses metabolisme terputus. Disamping itu bahan beracun dari
senyawa kimia juga dapat terakumulasi atau menumpuk dalam tubuh, akibatnya timbul problema keracunan kronis Palar, 2008.
Pembuangan bahan kimia, limbah maupun pencemaran baik ke dalam air akan mempengaruhi kehidupan dalam air itu. Tetapi mengukur populasi dalam air tidak
Universitas Sumatera Utara
cukup hanya dengan bahan biologi saja. Pengujian secara kimia bersama-sama dengan data Biologi barulah dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai
kualitas air Sastrawijaya, 1991.
2.5.2. Sumber Air Limbah
Daryanto 1995 menyebutkan bahwa biasanya air limbah dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
1. Air limbah rumah tangga domestik
Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya
adalah daerah perkantoran atau lembaga serta fasilitas rekreasi. Air limbah rumah tangga dapat dibedakan atas air limbah rumah tangga dari : a daerah pemukiman
penduduk, b daerah perdaganganpasartempat usahahotel dan lain-lain, c daerah kelembagaan kantor-kantor pemerintahan dan swasta dan d daerah rekreasi.
Mahida 1993
menambahkan limbah domestik terdiri dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, pembuangan air cucian dan sebagainya. Pembuangan tersebut
merupakan campuran yang rumit dari zat-zat bahan mineral dan organik dalam banyak bentuk, termasuk partikel-partikel besar dan kecil benda padat, sisa-sisa bahan larutan
dalam keadaan terapung dan dalam bentuk koloid. Limbah tersebut juga mengandung organisme hidup termasuk bakteri, virus dan protozoa.
Universitas Sumatera Utara
2. Air limbah industri
Jumlah aliran limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air,
derajat pengolahan air limbah yang ada. 3.
Air limbah rembesan dan tambahan
Apabila turun hujan di suatu daerah, maka air yang turun secara cepat akan mengalir masuk ke dalam saluran pengering atau saluran air hujan. Apabila
saluran ini tidak mampu menampungnya, maka limpahan air hujan akan digabung dengan saluran air limbah, dengan demikian akan merupakan tambahan
yang sangat besar.
2.6. Sumber dan Penggolongan Air
Secara garis besar air dapat dikatakan bersumber dari :
1. Laut : air laut
2. Darat
: a. Air Tanah : air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air
b. Air Permukaan : air sungai dan air rawa danau
3. Udara
: Air hujan atau air atmosfer Gabriel, 2001
Berdasarkan analisis kualitas air dapat digolongkan dalam 3 tiga kategori Sutrisno, 2006, yaitu :
a. Air Bersih
Air bersih yaitu air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia namun bakteriologi belum terpenuhi. Secara umum penggunaan air bersih antara lain akan
Universitas Sumatera Utara
diolah menjadi air siap minum, untuk keperluan MCK mandi, cuci dan kakus, sarana pariwisata dan rekreasi, pada industri sebagai sarana pendingin, sebagai
pelarut di bidang farmasikedokteran, sarana irigasi dan sarana peternakan. Dari segi kualitas, air bersih harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
1. Syarat Fisik : air tidak boleh berwarna, tidak boleh berasa, tidak boleh
berbau, suhu di bawah suhu udara sejuk 25 °C dan jernih
2. Syarat Kimia : tidak mengandung racun dan zat-zat mineral atau zat-zat lain
tidak dalam jumlah yang berlebihan Sutrisno, 2006. b.
Air Minum
Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan
kesehatan air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik.
Agar air minum yang dikonsumsi masyarakat Indonesia tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka pemerintah melalui menteri kesehatan menetapkan
persyaratan kesehatan kualitas air minum dalam Keputusan Menkes No. 416 tahun 1990.
c. Air Kotor Air Limbah
Air kotor air limbah yaitu air yang bercampur dengan hasil buangan berbagai kegiatan seperti industri, rumah tangga dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
2.7. Mutu Air