Kewajiban Pengembang Atas Kerugian Pembeli

63 Dalam pelaksanaan penuntutan hak konsumen harus melalui kekuatan putusan vonis pengadilan yang menghukum debitor pengembang melunasi prestasi serta membayar ganti rugi. Dan ganti rugi ini merupakan adalah akibat dari : a. Pelaksanaan pemenuhan prestasi terlambat dari waktu yang telah ditentukan b. Terdapatnya cacat pelaksanaan, atau tidak melakukan pelaksanaan yang selayaknya sepatutnya Selain dari pada ketentuan yang mengatur tentang hak-hak konsumen diatas, UUPK juga mengatur tentang apa saja yang menjadi kewajiban dari konsumen, yang diatur dalam Pasal 5 : Kewajiban Konsumen adalah : “a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa demi keamanan dan keselamatan b. Bertindak baik dan melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang lebih disepakati d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut”.

2. Kewajiban Pengembang Atas Kerugian Pembeli

Menurut Pasal 1239 KUH Perdata, apa bila pengembang ingkar janji maka pengembang diwajibkan mengganti kerugian yang diderita oleh pembeli. 70 Hal ini dipertegas dalam didalam UUPK Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah diatur hak dan kewajiban penjual Pengembang, dimana 70 Pasal 1239 KUHPerdata selengkapnya berbunyi : “Tiap-Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, tidak berbuat sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapat penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga”. Universitas Sumatera Utara 64 pengaturan tentang hak penjual terdapat dalam Pasal 6, yang menentukan sebagai berikut : a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan. b. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang bertikad tidak baik. c. Hak untuk melakukan pembelaan dari sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa. d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang diperdagangkan. e. Hak-hak yang diatur dalam perundang-undangan lainnya. Disamping pengaturan hak dari pengembang, menurut UUPK juga mengatur tentang kewajiban dari penjual Pengembang yang ditentukan secara tegas dalam Pasal 7 UUPK sebagai berikut. a. Bertikad baik dalam menjalankan usaha. b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi, jaminan barang danatau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan. c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar, jujur dan tidak diskriminatif. d. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau yang diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku e. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba barang danatau jasa tertentu serta memberikan jaminan danatau garansi atas barang yang dibuatatau diperdagangkan. f. Memberikan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan g. Memberikan kompensasi, ganti rugi, dan atau penggantian apabila barang danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Penggantian kerugian yang diderita oleh Pihak Pembeli yaitu berupa : Universitas Sumatera Utara 65 a. Penggantian biaya adalah berupa ganti rugi terhadap sejumlah uang yang telah dibayarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain, sesuai dengan kewajiban yang dimaksud dalam perjanjian. b. Kerugian lazimnya diartikan sedemikian rupa bahwa biaya dan kerugian menunjukkan suatu macam kerugian yang betul-betul bersifat mengurangi kekayaan orang. Pasal 1246 KUHPerdata 71 merupakan hakekat pokok, bahwa kerugian harus diganti, adalah berupa rugi yang betul-betul diderita ditambah dengan keuntungan yang dapat diharapkan. Lazimnya yang dianggap sebagai kerugian ialah hanya suatu kerugian yang bersifat harta benda, bukan kerugian berupa suatu kesedihan atau rasa malu. Penentuan suatu kerugian juga dapat dimuatkan dalam perjanjian sendiri. Kalau ini terjadi maka hakim tidak boleh menetapkan jumlah lain sebagai ganti kerugian. Pasal 1250 KUHPerdata menetapkan sendiri suatu macam ganti kerugian yaitu apabila kewajiban yang berdasar atas pejanjian itu, adalah untuk membayar sejumlah uang tunai. 72 c. Bunga diartikan dengan bunga ialah keuntungan yang diharapkan yang tidak diperoleh kreditur. Ilmu hukum mengenai berbagai jenis bunga, berpendapat sebagai berikut : 1. Bunga konvensional adalah bunga uang yang dijanjikan pihak-pihak dalam pejanjian. 2. Bunga Moratoire, pada perikatan untuk membayar sejumlah uang penggantian biaya rugi dan bunga yang disebabkan karena terlambatnya 71 Pasal 1246 KUHPerdata selengkapnya berbunyi : “Biaya, rugi dan bunga yang oleh si berpiutang boleh dituntut akan pengantianya, terdirilah pada umumnya atas rugi yang telah dideritanya dan untung yang sedianya harus dapat dinikmati, dengan tak mengurangi pengecualian-pengecualian serta perubahan-perubahan yang akan disebut di bawah ini” 72 R. Wirjono prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian, Cetakan ke-tujuh Bandung Penerbitan “Sumur Bandung”, 1973, hal 52-55. Bandingkan dengan M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Op. Cip., hal 65, menyebutkan penggantian perongkosan, kerugian dan bunga yang boleh dituntut kreditur ialah :  Kerugian yang di derita kreditur.  Dan keuntungan yang akan ia peroleh seandainya perjanjian di penuhi. Universitas Sumatera Utara 66 pelaksanaan perikatan hanya terdiri atas bunga yang ditentukan oleh undang-undang. Nilai yang ditentukan oleh undang-undang, dalam hal ini menurut Lembaran Negara Nomor 22 Tahun 1948 besarnya adalah 6 enam persen pertahun. 3. Bunga Kompensatoir adalah uang yang harus dibayar untuk menganti bunga yang dibayar kriditur pada pihak lain, karena debitur tidak memenuhi perikatan atau kurang baik melaksanakan prikatan. Yang menetapkan bener-bener maka kreditur wajib membuktikannya. Besarnya jumlah bunga sejak saat kerugian itu benar-benar terjadi. 4. Bunga Berganda bunga yang di perhitungkan dan bunga utang pokok yang tidak diatur oleh debitor. Bunga itu dapat di tuntut oleh kreditor atau dapat juga terjadi kalai di perjanjikan. 73 Dari hasil wawancara kepada konsumen mengenai yang diatas, sangat sulit direalisasikan mengenai penggantian kerugian besarta atas bunga tersebut walaupun didalam Pasal 1239 KUH Perdata mewajibkan pengembang untuk mengganti kerugian yang diderita pembeli Sedangkan menurut keterangan Manager PT Indo Mega Sentosa, dalam hal penuntutan pengembalian uang yang telah diberikan konsumen kepada pengembang, hal seperti ini yang menjadi problematika pengembang, dikarena uang yang telah dibayarkan telah dibelikan bahan material bangunan. Maka dari itu pihak 73 Mariam Darus Badruzaman, Op. Cit., hal 33-34. Universitas Sumatera Utara 67 pengembang akan tetap melunasi pembayaran yang telah diberikan dengan dilakukan kesepakatan kedua belah pihak 74 . Permasalahan lainnya adalah tentang mutu bangunan ketika serah terima sudah dilakukan, ketika ditanya kepada salah seorang Konsumen pada Perumahan Eden Park 75 , konsumen tersebut mengatakan bahwa satelah serah terima bangunan, ternyata bangunannya bocor sehingga pada saat hujan menyebabkan air hujan mengalir ke bangunan tersebut. Namun terhadap permasalahan tersebut, ketika konsumen meminta pertanggung jawaban dari pengembang tersebut mengatakan bahwa setelah dilakukan serah terima bangunan maka segala tanggung jawab atas bangunan tersebut menjadi tanggung jawab pihak pembeli sepenuhnya. Selain itu menurut pengembang dalam perjanjian juga tidak disebutkan adanya masa pemeliharaan lagi terhadap bangunan tersebut setelah masa garansi telah habis masa pemeliharaannya. Sehingga pihak pengembang tidak bermaksud untuk melaksanakan perbaikan atas bangunan tersebut. Selanjutnya oleh pemerintah usaha, untuk melindungi konsumen juga telah mulai diperhatikan dengan dikeluarkan kebijakan peraturan mengenai hal yakni melalui undang-undang perlindungan konsumen No.8 tahun 1999 khususnya pada pasal 3 yang menyatakan : 74 Hasil Wawancara dengan Manager PT Indo Mega Sentosa, tanggal 10 Oktober 2011 75 Hasil Wawancara dengan pihak Konsumen PT. Indo Mega Sentosa, tanggal 12 Oktober 2011 Universitas Sumatera Utara 68 1. meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk perlindungan diri 2. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barangatau jasa 3. meningkatkan perbedayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-hak sebagai konsumen 4. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandur unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi 5. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha 6. meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

3. Pemeliharaan Pasca Penjualan Oleh Pengembang