Pemeliharaan Pasca Penjualan Oleh Pengembang

68 1. meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk perlindungan diri 2. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barangatau jasa 3. meningkatkan perbedayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-hak sebagai konsumen 4. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandur unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi 5. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha 6. meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

3. Pemeliharaan Pasca Penjualan Oleh Pengembang

Dalam Sistem yang berkaitan dengan pemeliharaan rumah atau berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis di PT. Indo Mega Sentosa. Misalnya jangka waktu garansi pemeliharaan hanya 100 hari terhitung sejak penyerahan rumah tersebut dari pengembang kepada konsumen. Lebih dari 100 hari maka pengembang tidak bertanggung jawab apabila terjadi kerusakkan. Semua pemeliharaan dan perbaikkan rumah ditanggung sendiri oleh konsumen. Masalah mulai timbul apabila penyerahan rumah dilakukan pada saat musim kemarau dan konsumen baru mengetahui akan kerusakan cacat pada bangunan pada saat musim hujan, seperti ternyata tembok bangunan basahrembes air serta penampungan air terjun diatap tidak sempurna sehingga air terjun yang jatuh diatap tidak dapat mengalir kebawah. Universitas Sumatera Utara 69 Akibatnya air penuh menekan atas bangunan dan mengalir kecelah atas bangunan rembes ke langit-langit rumah. Apabila hal tersebut dibiarkan kemungkinan besar langit-langit akan rusak. Padahal masa garansi sudah habis. Masalah tersebut dialami oleh konsumen, kemudian mengajukan complain kepada pihak pengembang akan masalah tersebut. Akhirnya masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Para pihak sepakat bahwa pengembang akan menanggung biaya kerusakan bangunan tersebut setengahnya dan sisanya menjadi tanggungan pihak konsumen Dari hasil wawancara kepada konsumen PT Indo Mega Sentosa, juga terjadi dimana dalam kasus yang sama dari kasus yang tersebut diatas, dimana konsumennya mengajukan complain terhadap developer tersebut karena rumahnya pada musim hujan sering bocor. Hal ini konsumen baru diketahui konsumen ketika akan cacat tersebut saat musim hujan datang sedangkan penyerahan rumah dilakukan pada saat musim kemarau. Saat konsumen mengajukan complain tersebut masa garansi pemeliharaan bangunan sudah berakhir. Akibatnya complain konsumen disambut dingin oleh pihak pengembang. Bahwa hal tersebut sudah tidak menjadi tanggung jawab pihak Pengembang. Melihat tanggapan tersebut akhirnya konsumen pasrah akan keputusannya dan memutuskan untuk menanggung biaya perbaikan rumahnya dengan biayanya sendiri. Dalam hal ini pengembang dapat dilindungi, dilihat dalam pasal 27 poin e undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menjelaskan Universitas Sumatera Utara 70 bahwa pelaku usaha yang memproduksi barang dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen. Sebenarnya kalau dilihat secara teliti dalam pasal tersebut memberi peluang kepada pengembang yang tidak mempunyai itikad baik untuk lepas dari tanggung jawabnya dengan cara mencantumkan masa garansi dalam klausula perjanjian baku, padahal ia tahu barang yang ia jual cacat fisik dan baru akan kelihatan cacatnya saat jangka waktu garansinya habis.

4. Upaya Untuk Meminimalisir Kerugian Pada Konsumen Ketika Membeli