37
pekerjaan secara sukarela dan tanpa diawasi. Perilaku perilaku kewargaan karyawan tidak terdapat pada job description karyawan, tetapi sangat diharapkan,
karena mendukung peningkatan efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi, khususnya dalam lingkungan bisnis yang persaingannya semakin tajam.
Karyawan yang memiliki perilaku kewargaan karyawan akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi tempatnya bekerja, dan dengan sendirinya akan
merasa nyaman dan aman terhadap pekerjaannya. perilaku kewargaan karyawan berorientasi pada perilaku dan diharapkan perilaku tersebut mencerminkan nilai
yang dihayati. Sifat dari perilaku kewargaan karyawan adalah pragmatis sehingga dapat diaplikasikan pada manajemen organisasi, khususnya yang berkaitan
dengan sumber daya manusia. Sikap perilaku kewargaan karyawan adalah sikap yang dimiliki karyawan bank mandiri dan membuat bank mandiri menjadi salah
satu bank besar di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis peneliti bahwa antar variable memiliki keterkaitan yang sangat erat dimana antara kepemimpinan dan
komitmen organisasi berpengaruh terhadap perilaku kewargaan karyawan secara signifikan.
2.2.1 Hubungan Kepemimpinan dengan Komitmen Organisasi
Keterlibatan peran akan dikaitkan dengan level tinggi komitmen peran diantara para manajer dengan tanggung jawab implementasi akan meningkatkan
kinerja. Otonomi peran adalah sejauh mana manajer mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan berarti dan secara independen menyesuaikan perilaku
dalam menjalankan peran. Peran kepemimpinan adalah sejauh mana peran
38
dipandang penting untuk keberhasilan keseluruhan usaha implementasi. Level tinggi signifikansi peran yang dipersepsikan akan dikaitkan dengan tanggung
jawab implementasi.
Kontrol kecakapan
yang dilakukan
pemimpin supervisormanajer,
Manajer yang berorientasi kemampuan lebih menyerupai seorang pelatih, seorang yang menekankan pengembangan ketrampilan dan kemampuan Kohli, et
al.,1998, p.267. Ketika karyawan belajar mengapa mereka tidak sukses pada masa sebelumnya, perhatian mereka diarahkan pada isi dari tugas. Lebih jauh,
dengan membantu karyawan memahami, misalnya bagaimana bernegosiasi dengan lebih baik atau membuat presentasi yang bagus, para manajer dapat
membuat karyawan meningkatkan kemampuannya. Kohli, et al.,1998, p.267. menyatakan bahwa berfokus pada ketrampilan dan kemampuan dapat
meningkatkan pengetahuan prosedural karyawan, sangat membantu dan memotivasi mereka untuk belajar lebih baik cara-cara untuk mengerjakan tugas.
Sebagai tambahan, teori evaluasi kognitif menyarankan bahwa meningkatkan kemampuan melalui pelatihan meningkatkan motivasi intrinsik dan ketertarikan
pada tugas Kohli, et al.,1998, p.267. Ketertarikan pada tugas yang lebih besar, motivasi intrinsik yang lebih tinggi, dan fokus pada isi tugas-tugas akan
membawa pada meningkatnya kinerja karyawan Kohli et al.,1998, p.267.
2.2.2 Pengaruh Kepemimpinan dengan Perilaku kewargaan karyawan
Pegawai yang memiliki kemampuan kerja tinggi yang ditandai dengan sikap ingin tahu, empati dan kreatif, sehingga mereka dapat menampilkan perilaku
39
kewargaan karyawan yang tinggi dengan cara membantu rekan kerja dan atasannya dalam menyelesaikan masalah dan membantu organisasi dalam
mencapai tujuannya Serta komitmen organisasi yang tinggi akan cenderung menampilkan perilaku kewargaan karyawan yang tinggi pula dari pegawai,
dengan sikap bersedia menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas dan memiliki serta menjalankan prinsip-prinsip etika dalam melakukan pekerjaannya,
cenderung tidak terpengaruh jika rekan kerjanya mendapatkan hak istimewa dari atasan yang tidak didapatkan olehnya, tetap antusias dan sungguh-sungguh dalam
melakukan pekerjaan dan sukarela mengambil tanggung jawab ekstra dalam pekerjaan. Menurut Jahangir et al. 2004, kepemimpinan memiliki pengaruh
yang kuat pada kesediaan karyawan untuk terlibat dalam perilaku kewargaan karyawan. Barbuto 2005 menyatakan bahwa pengikut pemimpin memiliki rasa
kepercayaan, kekaguman, Kepemimpinan Kepuasan Kerja perilaku kewargaan karyawan Komitmen Organisasional kesetiaan, dan rasa hormat terhadap
pemimpin dan termotivasi untuk melakukan perilaku ekstra peran atau perilaku kewargaan karyawan. Dengan demikian kepemimpinan dalam sebuah perusahaan
berpengaruh secara langsung terhadap perilaku kewargaan karyawan.
2.2.3 Pengaruh Komitmen Organisasi dengan Perilaku kewargaan karyawan