Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor”, 2007.
USU Repository © 2009
II. 4.3.1. Permasalahan Perumahan Tertata Di Indonesia
Permasalahan rumah tertata di Indonesia dapat dilihat dari kondisi perumahan baik dikota maupun di desa masih banyakyang Belem memenuhi persyaratan baik teknis
maupun kesehatan. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan, pengetahuan dan pendidikan dari sebagian besar masyarakat Indonesia yang relatif masih rendah.
Akibatnya daya tangkap dan pengertiannya terhadap fungsi rumah dan lingkungan masih kurang.
Pada dasarnya pembangunan perumahan menyangkut berbagai bidang sidang lintas sektor antara lain kependudukan, teknologi, pembiayaan, pertanahan, kelembagaan
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program pembangunan di lapangan dapat saja ditemukan aspek lain, titik berat kepentingan yang berada sehingga
kadang-kadang menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannsya. Dalam kaitan itu ada beberapa permasalahan yang sering dijumpai dalam bidang perumahan, antara lain :
1. Pertumbuhan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih sangat tinggi, merupakan masalah pokok dalam pembangunan perumahan. Masalah ini mengakibatkan
kebutuhan akan rumah selalu meningkat. Disamping masalah pertambahan penduduk, juga ditentukan pada masalah
kualitas rumah dan lingkungan yang tidak memadai dan memerlukan perbaikan. Dalam hal ini perlu pula diperhatikan masalah pendapatan sebagian besar masyarakat
yang masih belum memadai atau masih berada dibawah standard yang berlaku.
2. Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologi, industri konstruksi dan bahan bangunan belum sepenuhnya menunjang pembangunan secara besar-besaran. Industri bahan bangunan
lokal belum berkembang dengan baik, sehingga belum dapat menyediakan bahan
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor”, 2007.
USU Repository © 2009
bangunan lokal yang murah, tepat waktu cepat dalam jumlah besar dengan standard mutu yang bisa dipertanggungjawabkan.
3. Pembiayaan
Kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana untuk pembangunan perumahan yang sangat terbatas, apabila pada situasi sekarang maka perlu adanya sistem
pembiayaan yang menyeluruh dan terpadu untuk mendorong terhimpunnya modal dari masyarakat bagi pembiayaan pembangunan perumahan dan pemukiman.
4. Pengadaan tanah
Pengadaan tanah untuk pembangunan perumahan sederhana di kota-kota khususnya kota besar merupakan suatu masalah pelik. Tanah yang luas dan tepat lokasi serta
tepat topografinya sudah langka, kalaupun ada harganya sudah cukup tinggi sehingga sudah tidak layak lagi untuk perumahan sederhana. Di samping itu, prosedur
pembebasan tanah dirasakan memakan waktu yang lama dan rangkaian proses terlalu panjang. Adanya campur tangan para sekulan tanah yang dirasa sangat menghambat
menambah rumitnya permasalahan proses pembebasan tanah.
5. Landasan hukum
Peraturan perundang-undangan khususnya masalah pertanahan yang sampai sekarang masih menjadi polemik di beberapa daerah. Menurut undang-undang No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah, pertanahan menjadi urusan daerah tetapi tenaga keluarnya KEPRES No. 10 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Bidang Pertanahan, masalah pertanahan ditangani kembali oleh Pemerintah Pusat. Untuk itu, ada beberapa daerah menjadi bingung dalam menentukan kebijaksanaan
untuk masalah ini.
6. Kelembagaan