Asap Rokok sebagai Sumber Radikal Bebas

negatif dalam tubuh serta menyebabkan penurunan kemampuan antioksidan sehingga menyebabkan stres oksidatif.

B. Asap Rokok sebagai Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan di orbital luarnya unpaired electron. Oleh karena elektronnya tidak berpasangan, maka senyawa tersebut labil dan sangat reaktif mencari pasangan. Radikal bebas akan menyerang dan mengikat elektron molekul di sekitarnya. Molekul yang terambil elektronnya akan mewarisi sifat reaktifnya sehingga timbul reaksi berantai yang tidak terputus Muchtadi 2013. Reaksi rantai akan berhenti apabila reaktivitasnya diredam oleh senyawa yang bersifat antioksidan. Radikal bebas dapat terbentuk melalui 3 tahapan reaksi yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi. 1. Tahap inisiasi permulaan, yaitu tahap pembentukan awal radikal- radikal bebas. Misalnya: Fe ++ + H 2 O 2  Fe +++ + OH - + ·OH R 1 – H + ·OH  R 1 · + H 2 O 2. Tahap propagasi perambatan, yaitu tahap radikal bebas mengawali sederetan reaksi sampai terbentuk radikal bebas baru yang sering disebut sebagai reaksi rantai R 2 – H + R 1 ·  R 2 · + R 1 – H R 3 – H + R 2 ·  R 3 · + R 2 – H 3. Tahap terminasi pengakhiran, yaitu tahap terputusnya daur propagasi oleh reaksi-reaksi terminasi. Reaksi ini mengubah radikal bebas menjadi radikal bebas yang stabil dan tidak reaktif. R 1 · + R 1 ·  R 1 – R 1 R 2 · + R 1 ·  R 2 – R 1 Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh endogen maupun dari luar tubuh eksogen. Radikal yang berasal dari dalam tubuh terbentuk sebagai sisa proses metabolisme protein, karbohidrat, lemak pada mitokondria, proses inflamasi, reaksi antara besi logam transisi dalam tubuh, fagosit, xantin oksidase, peroksisom maupun pada kondisi iskemia. Sumber dari luar tubuh adalah asap rokok, asap kendaraan bermotor, polusi lingkungan, radiasi ultraviolet, obat-obatan dan pestisida. Radikal bebas terpenting dalam tubuh adalah radikal derivat dari oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif ROS Haliwell Gutteridge 2007. ROS adalah senyawa pengoksidasi turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif, terdiri atas kelompok radikal bebas dan kelompok nonradikal. Kelompok radikal bebas antara lain superoxide anion O 2 · - , hydroxyl radicals OH· dan peroxyl radicals RO 2 ·. Kelompok nonradikal misalnya hydrogen peroxide H 2 O 2 dan organic peroxides ROOH Haliwell Whiteman 2004. Gambar 2. Sumber eksogen dan endogen radikal bebas Young Woodside 2001 Radikal bebas dalam jumlah normal diperlukan bagi kelangsungan beberapa proses fisiologis dalam tubuh, karena radikal bebas berperan dalam transportasi elektron Ott et al. 2007. Pada saat tubuh mengandung radikal bebas dalam jumlah yang banyak, maka radikal bebas akan dinetralkan oleh enzim yang berperan sebagai antioksidan intraseluler menjadi molekul yang lebih stabil. Namun, apabila jumlah radikal bebas terus menerus mengalami peningkatan, maka antioksidan dalam tubuh tidak dapat mengikat radikal bebas lagi. Hal tersebut berbahaya karena radikal bebas berpotensi untuk berikatan dengan molekul lain sehingga molekul lain tidak stabil, menyebabkan peroksidasi lipid membran sel yang berlebihan, serta menyebabkan kerusakan pada protein dan DNA Packer 1994. Merokok telah diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh nikotin dari asap perokok aktif dan asap perokok pasif. Target utama asap rokok adalah paru-paru. Rusaknya paru-paru sebagai target utama yang langsung terkena asap rokok dapat dijelaskan dengan adanya paparan agen kimia di dalam asap rokok. Namun, efek yang menyebabkan penyakit kronik pada sistem organ lain kemungkinan adalah hasil pajanan secara tidak langsung Yanbaeva et al. 2007. Merokok juga merupakan salah satu faktor resiko utama terhadap penyakit kardiovaskuler. Mekanisme potensial yang disebabkan merokok terhadap penyakit kardiovaskuler meliputi gangguan homeostasis, abnormalitas lipid dan disfungsi endotel Papathanasiou et al. 2014. Berdasarkan mekanisme kerjanya di dalam tubuh manusia, racun dibagi menjadi dua yaitu racun yang bekerja lokal dan sistemik Wu Wang 2005. Racun yang bekerja lokal dapat bersifat korosif, iritasi atau anestetik. Racun yang bekerja sistemik biasanya mempunyai afinitas terhadap salah satu sistem, contohnya alkohol dan karbon monoksida. Adapun racun yang bekerja lokal maupun sistemik misalnya asam karbol, arsen dan Pb. Efek lokal maupun sistemik dari paparan asap rokok dapat dijelaskan melalui mekanisme stres oksidatif dan inflamasi Pearson et al. 2003. Radikal bebas dari asap rokok dapat menyebabkan peroksidasi dari asam lemak tak jenuh membran sel yang memperkuat stres oksidatif selama merokok. Stres oksidatif akan terjadi apabila ROS yang dihasilkan lebih besar dibandingkan yang dapat diredam oleh mekanisme pertahanan sel. Apabila senyawa-senyawa tersebut tidak diredam, maka oksigen akan berbalik menjadi racun bagi tubuh Droge 2002. Stres oksidatif dapat dilihat dari beberapa tanda yang berbeda, yaitu dengan pengukuran langsung agen oksidatif seperti produksi ROS oleh sel darah perifer, efek stres oksidatif pada target molekul produk lipid peroksidasi dan protein teroksidasi, atau respon kapasitas antioksidan dalam plasma Yanbaeva et al. 2007. Paparan bahan kimia oksidan dalam asap dikaitkan dengan penurunan tingkat antioksidan endogen dalam kompartemen sistemik. Sejumlah penelitian melaporkan bahwa merokok mengakibatkan rendahnya konsentrasi antioksidan dalam plasma. Hasil penelitian Adyttia et al. 2014 menunjukkan bahwa pemberian asap rokok 3 batanghari pada tikus selama 14 hari mengakibatkan peningkatan kadar MDA. Penelitian Muhammad 2009, melaporkan bahwa pemberian asap rokok 4 batanghari selama 30 hari pada tikus menunjukkan adanya kenaikan kadar MDA dan penurunan aktivitas SOD. Hal ini dikarenakan keadaan stres akibat pemaparan asap rokok dapat meningkatkan jumlah radikal bebas yang menyebabkan penggunaan SOD semakin banyak sehingga jumlahnya semakin berkurang.

C. Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR (Vitis vinifera L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA AKUT

0 5 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

4 25 21

PENGARUH EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA(Malondialdehyde) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA SUBAKUT

2 48 23

Efek Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) terhadap Peningkatan Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Plasma Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar) yang Dipapar Asap Rokok

1 21 17

PENGARUH EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

0 11 15

EFEK EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SOD (Superoksida Dismutase) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

1 18 23

Efek Ekstrak Pomegranate terhadap Kadar Malondialdehida (MDA) dan Gambaran Mikroskopik Hati Tikus strain Sprague dawley yang Dipaparkan Asap Rokok

0 3 43

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

5 35 101

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) TERHADAP KUALITAS SPERMA TIKUS YANG TERPAPAR ASAP ROKOK

0 5 35

Efek Pemberian Ekstrak Delima Merah terhadap Kadar SOD dan MDA pada Kultur HUVECs yang dipapar Plasma Preeklampsi

0 0 6