30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu pembuatan ekstrak kulit buah rambutan, pengukuran
aktivitas antioksidan, pemeliharaan hewan coba, pemeriksaan kadar MDA dan aktivitas SOD. Pembuatan ekstrak kulit buah rambutan dilakukan di
Laboratorium Farmasi FK Unissula. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA Unnes. Pengukuran aktivitas antioksidan
dilakukan di Laboratorium Pangan Unika Soegijapranata. Pemeriksaan kadar MDA dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran
UNDIP dan pemeriksaan aktivitas SOD dilakukan di Laboratorium Gizi Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM.
B. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih Rattus novergicus galur Wistar yang diperoleh dari Laboratorium Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih galur Wistar jantan terdiri dari 30 ekor, berumur 2 bulan dengan berat badan 150-
200 gram, sehat, tidak cacat secara anatomi. Sampel diambil secara acak dan dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5
ekor. Banyaknya jumlah sampel sesuai rekomendasi dari WHO 1993 bahwa besar sampel minimal yang digunakan untuk uji eksperimental
adalah 5 ekor setiap kelompoknya.
C. Variabel Penelitian
Ada 3 macam variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas berupa ekstrak kulit buah rambutan.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar MDA dan aktivitas SOD tikus.
3. Variabel kendali
Variabel kendali dalam penelitian ini adalah jenis rokok, jenis kelamin, umur, berat badan, jenis pakan tikus, ukuran dan kondisi
lingkungan kandang tikus.
D. Rancangan Penelitian
Desain penelitian adalah Randomized Post Test Only With Control Group Design dengan rancangan kelompok:
Kelompok A : Merupakan kelompok kontrol normal, tikus diberi
akuades Kelompok B
: Merupakan kelompok kontrol negatif, tikus diberi paparan asap rokok selama 14 hari
Kelompok C : Merupakan kelompok kontrol positif, tikus diberi
asap rokok dan vitamin C 1 mg200gBB selama 14 hari
Kelompok D : Merupakan kelompok tikus dengan perlakuan asap
rokok dan ekstrak kulit buah rambutan 3 mg200gBB selama 14 hari
Kelompok E : Merupakan kelompok tikus dengan perlakuan asap
rokok dan ekstrak kulit buah rambutan 6 mg200gBB selama 14 hari
Kelompok F : Merupakan kelompok tikus dengan perlakuan asap
rokok dan ekstrak kulit buah rambutan 12 mg200gBB selama 14 hari
Ekstrak kulit buah rambutan dalam penelitian ini adalah kulit buah rambutan kultivar Sekaran yang diperoleh dari Gunungpati, Semarang.
Paparan asap rokok dalam penelitian ini merupakan hasil pembakaran 3 batang rokok kretek sebagai bahan penyebab peningkatan radikal bebas.
Desain penelitian dapat dicermati pada Gambar 8.
Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Buah Rambutan, Vitamin C dan Rokok
1. Dosis ekstrak kulit buah rambutan Dosis ekstrak kulit buah rambutan mengacu pada penelitian
Sandhiutami et al. 2015. Dosis ekstrak kulit buah rambutan yang digunakan yaitu: 21 mgkgBB, 42 mgkgBB dan 84 mgkgBB. Sandhiutami
et al. 2015 melaporkan bahwa dosis efektif untuk menurunkan kadar MDA mencit yang diberi aktivitas fisik berlebihan selama 7 hari adalah 42
mgkgBB. Dosis per 200 gram tikus adalah sebagai berikut:
Dosis I :
Dosis II :
Dosis III :
Dosis ekstrak kulit buah rambutan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 3 mgekorhari, 6 mgekorhari dan 12 mgekorhari.
2. Dosis vitamin C Dosis vitamin C mengacu pada penelitian Sandhiutami et al.
2015. Penelitian tersebut melaporkan bahwa pemberian vitamin C 6,5 mgkgBB mampu meningkatkan aktivitas SOD pada mencit yang diberi
aktivitas fisik berlebihan selama 7 hari. Dosis per 200 gram tikus adalah sebagai berikut:
Dosis Vit C : 0,13 x 7 = 1 mg
Dosis vitamin C yang digunakan adalah 1 mgekorhari.
3. Dosis rokok Penentuan jumlah rokok yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada penelitian Adyttia et al. 2014. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian rokok 3 batanghari selama 14 hari pada
tikus mampu meningkatkan kadar MDA tikus. Oleh sebab itu, pada penelitian ini jumlah rokok yang digunakan adalah 3 batanghari selama 14
hari.
E. Alat dan Bahan Penelitian