Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan

Stres oksidatif dapat dilihat dari beberapa tanda yang berbeda, yaitu dengan pengukuran langsung agen oksidatif seperti produksi ROS oleh sel darah perifer, efek stres oksidatif pada target molekul produk lipid peroksidasi dan protein teroksidasi, atau respon kapasitas antioksidan dalam plasma Yanbaeva et al. 2007. Paparan bahan kimia oksidan dalam asap dikaitkan dengan penurunan tingkat antioksidan endogen dalam kompartemen sistemik. Sejumlah penelitian melaporkan bahwa merokok mengakibatkan rendahnya konsentrasi antioksidan dalam plasma. Hasil penelitian Adyttia et al. 2014 menunjukkan bahwa pemberian asap rokok 3 batanghari pada tikus selama 14 hari mengakibatkan peningkatan kadar MDA. Penelitian Muhammad 2009, melaporkan bahwa pemberian asap rokok 4 batanghari selama 30 hari pada tikus menunjukkan adanya kenaikan kadar MDA dan penurunan aktivitas SOD. Hal ini dikarenakan keadaan stres akibat pemaparan asap rokok dapat meningkatkan jumlah radikal bebas yang menyebabkan penggunaan SOD semakin banyak sehingga jumlahnya semakin berkurang.

C. Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan

Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman tropis asli Asia Tenggara. Tanaman tersebut sangat mudah dijumpai dan dikembangkan. Saat ini tanaman rambutan telah menyebar hingga Amerika Latin dan dapat ditemukan di daratan yang mempunyai iklim sub tropis. Tanaman rambutan dapat tumbuh subur pada ketinggian 30-50 mdpl. Tanaman rambutan memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Nephelium Spesies : Nephelium lappaceum L. Kultivar : Nephelium lappaceum L. „Sekaran‟ Lampiran 4 Rambutan merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat dan sangat digemari masyarakat. Salah satu bagian yang belum dimanfaatkan secara maksimal adalah kulit buah rambutan. Banyak penelitian telah membuktikan berbagai macam senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Kulit buah rambutan ditemukan memiliki efek biologis seperti aktivitas antioksidan, antibakteri Palanisamy et al. 2008; Thitilerdecha et al. 2008, antiproliferasi Khonkarn et al. 2010, anti herpes simplex virus tipe 1 Nawawi et al. 1999 dan antihiperglikemik Palanisamy et al. 2011. Gambar 3. Buah rambutan kultivar Sekaran Dokumentasi penulis 2016 Kulit buah rambutan mengandung berbagai macam antioksidan seperti alkaloid, fenolik, steroid, terpenoid Wardhani Saptono 2015, tanin Thinkratok 2011, saponin Fila et al. 2012 dan asam askorbat Wall 2006. Kulit buah rambutan juga mengandung flavonoid dan antosianin. Antosianin merupakan senyawa golongan flavonoid yang memberikan pigmen sehingga berwarna merah tua Nurdin et al. 2013. 16 Tabel 2. Kandungan total phenolic content, total anthocyanin content dan tanin pada kulit buah rambutan Metode ekstraksi Pelarut Total phenolic content Total anthocyanin content mg100 g ekstrak segar Tanin ekstraksi Referensi Maserasi Butanol Etanol Etil asetat Heksana Metanol 1.73 ± 0.03 a 0.72 ± 0.05 a 2.28 ± 0.02 a 0.29 ± 0.01 a 2.05 ± 0.11 a - - - - - - - - - - Khonkarn et al. 2010 Maserasi Etanol Air 762 b 300 b - - - - Palanisamy et al. 2008 Maserasi Etanol - - - Palanisamy et al. 2011a Maserasi Etanol Air Aquades 975 ± 34 b 428 ± 21 b 393.2 ± 7.4 c - - - - - - Palanisamy et al 2011b Maserasi Eter Metanol : Etanol 293.3 ± 0.5 c 542.2 ± 0.0 c - - - - - - Thitilerdecha et al. 2008 Maserasi Water : asam asetat 60:39:1 - 181.3 - - - Sun et al. 2011 Maserasi Air - - 21.18 Wongsiri et al. 1993 a = mg gallic acidml; b = mg gallic acidg berat ekstrak kering; c = mg kateking ekstrak kering 17 Tabel 3. Kandungan geraniin, ellagic acid, corilagin dan asam askorbat pada kulit buah rambutan Metode ekstraksi Pelarut Geraniin Ellagic acid mgg ekstrak kering Corilagin mgg ekstrak kering Asam askorbat mg100 g berat segar Referensi Maserasi Etanol Air 37.9 ± 8.3 d 15.2 ± 2.3 d - - - - - - Palanisamy et al. 2011b Maserasi Etanol 3.79 c - - - Palanisamy et al. 2011a Maserasi Methanol 568 d 53.5 71.9 - Thitilerdecha et al. 2010 - - - - - 36.4 Wall 2006 Tabel 4. Kandungan saponin, alkaloid, tanin dan flavonoid pada kulit buah rambutan mg100 g berat kering Metode ekstraksi Pelarut Saponin Alkaloid Tanin Flavonoid Referensi - - 2.24 ± 0.57 4.41 ± 0.01 1.72 ± 0.02 22.30 ± 0.30 Fila et al. 2010 Alkaloid merupakan kelompok dari metabolit sekunder yang memiliki atom nitrogen, dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Sebagian besar alkaloid mempunyai aktivitas biologis tertentu. Beberapa alkaloid dilaporkan memiliki sifat beracun, tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Senyawa alkaloid dapat bertindak sebagai penangkap radikal bebas dan dapat mencegah terjadinya peroksidasi lipid pada hepatik mikrosomal Moura et al. 2007. Terpenoid merupakan senyawa yang mengandung atom karbon kelipatan lima. Terpenoid merupakan antioksidan alami, seperti halnya tokoferol dan asam askorbat. Terpenoid merupakan senyawa hidrokarbon isometrik terdapat pada lemak esensial, dapat membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Terpenoid mampu menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid Grassman 2005. Tanin merupakan senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi lebih dari 1000 dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tanin terkondensasi condensed tannins dan tanin terhidrolisiskan hydrolysable tannins Harborne 1996. Tanin dilaporkan memiliki efek fisiologis seperti mempercepat pembekuan darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar lipid serum, menghasilkan nekrosis hati dan memodulasi respons imun Chung et al. 1998. Tanin mempunyai kemampuan untuk mengikat protein dan juga menimbulkan astringent sensation rasa tidak enak bagi hewan ternak atau manusia yang mengkonsumsinya. Astringent sensation ini ditimbulkan karena adanya ikatan kompleks antara mukoprotein dengan tanin Farida et al. 2000. Konsumsi senyawa tanin dalam jumlah banyak akan menimbulkan pengaruh negatif, misalnya menghambat penyerapan mineral. Selain itu, tanin juga berperan sebagai zat karsinogenik, hepatoksik dan memiliki aktivitas antinutritional Chung et al. 1998. Tanaman yang mengandung senyawa flavonoid telah terbukti mempunyai aktivitas antioksidan Alan Miller 1996. Flavonoid adalah senyawa golongan fenolik yang mempunyai struktur kimia C 6 -C 3 -C 6 Flavonoid merupakan salah satu kelompok fenol yang terbesar di alam. Lebih dari 4000 jenis flavonoid telah diidentifikasi dan beberapa diantaranya memberikan warna pada bunga, buah dan daun. Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan kuning, kuning jeruk, dan merah yang dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji batang, bunga, herba, rempah- rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti teh, minyak zaitun, cokelat, anggur merah dan obat herbal de Groot Rauen 1998. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai sifat kimia fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Flavonoid mempunyai gugus hidroksil tak tersulih atau suatu gula, sehingga merupakan senyawa polar. Flavonoid larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan lain-lain Markham 1988. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mengkelat logam, berada dalam bentuk glukosida memiliki rantai samping glukosa atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon. Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan yaitu mendonorkan ion hidrogen sehingga menetralisir efek toksik dari radikal bebas serta meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen melalui aktivasi nuclear factor erythroid 2 related factor 2 Nrf2 . Akibat dari proses tersebut akan terjadi peningkatan gen yang berperan dalam sintesis enzim antioksidan endogen, misalnya SOD Sumardika Jawi 2012. Kandungan senyawa kimia tertinggi pada kulit buah rambutan adalah senyawa fenolik Fila et al. 2012. Senyawa fenolik adalah senyawa antioksidan alami yang berupa flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik. Komponen senyawa fenolik bersifat polar dan memiliki kemampuan antioksidan melalui mekanisme sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat logam, peredam terbentuknya singlet oksigen serta pendonor elektron Winarsi 2007. Senyawa fenolik dapat larut dalam air. Penelitian Thitilerdecha et al. 2010 berhasil mengisolasi senyawa fenolik bentuk polifenol dalam kulit buah rambutan. Senyawa tersebut yaitu asam ellagat, corilagin dan geraniin yang berpotensi sebagai antioksidan. Polifenol merupakan senyawa kimia yang mempunyai cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu. Komponen fenolik merupakan terminator dari radikal bebas dan sebagai pengkelat ion logam redoks aktif. Ion logam tersebut memungkinkan peranannya untuk mengatalisasi reaksi peroksidasi lipid. Antioksidan fenolik menghalangi oksidasi lipid dan molekul lain dengan cara mendonasikan atom hidrogen ke senyawa radikal membentuk intermediet radikal fenoksil. Senyawa intermediet radikal fenoksil relatif stabil sehingga tidak mampu lagi menginisiasi reaksi radikal selanjutnya. Aktivitas biologis yang tinggi pada senyawa fenolik terletak pada posisi dan jumlah gugus –OH Nzaramba 2008. Grup fenolik memiliki aktivitas sebagai antioksidan juga prooksidan. Banyaknya konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsentrasi rendah, grup fenolik dapat menghambat atau mencegah pembentukan radikal bebas. Namun, pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Gordon 1990.

D. Malondialdehida MDA

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR (Vitis vinifera L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA AKUT

0 5 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

4 25 21

PENGARUH EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA(Malondialdehyde) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA SUBAKUT

2 48 23

Efek Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) terhadap Peningkatan Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Plasma Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar) yang Dipapar Asap Rokok

1 21 17

PENGARUH EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

0 11 15

EFEK EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SOD (Superoksida Dismutase) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

1 18 23

Efek Ekstrak Pomegranate terhadap Kadar Malondialdehida (MDA) dan Gambaran Mikroskopik Hati Tikus strain Sprague dawley yang Dipaparkan Asap Rokok

0 3 43

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

5 35 101

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) TERHADAP KUALITAS SPERMA TIKUS YANG TERPAPAR ASAP ROKOK

0 5 35

Efek Pemberian Ekstrak Delima Merah terhadap Kadar SOD dan MDA pada Kultur HUVECs yang dipapar Plasma Preeklampsi

0 0 6