Kandungan Senyawa Kimia Rokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kandungan Senyawa Kimia Rokok

Rokok merupakan salah satu sumber utama paparan toksin yang secara kimiawi berpengaruh dalam menimbulkan berbagai jenis penyakit. Rokok adalah produk dari tembakau yang mengandung nikotin dan tar. Rokok berbentuk silinder terdiri dari kertas berwarna putih dan cokelat, berukuran panjang antara 70-120 mm bervariasi tergantung negara dengan diameter 10 mm, berisi cacahan daun tembakau dengan tambahan sedikit racikan cengkeh Triswanto 2007. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok terdiri dari dua jenis, yaitu rokok yang berfilter dan rokok tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintesis yang berfungsi untuk menyaring nikotin. Filter rokok mampu mengurangi jumlah tar dan nikotin dalam asap hingga 40-50 dibandingkan dengan rokok tidak berfilter Shin et al. 2009. Berdasarkan bahan bakunya rokok terbagi menjadi tiga kategori yaitu rokok putih, rokok kretek dan rokok klembak. Rokok putih adalah rokok yang terbuat dari daun tembakau dan diberi saus. Rokok kretek adalah rokok berbahan daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus, sedangkan rokok klembak yaitu rokok yang terbuat dari daun tembakau, cengkeh, kemenyan dan saus. Fungsi penambahan bahan lain dalam pembuatan rokok adalah untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu Sitepoe 2000. Merokok adalah kegiatan menghisap asap dari pembakaran tembakau pada rokok. Mengonsumsi rokok sudah menjadi tren dan bahkan didalilkan sebagai tanda kedewasaan seseorang. Di Indonesia, jenis rokok yang banyak dikonsumsi adalah rokok kretek. Rokok kretek mengandung 60-70 tembakau, 30-40 cengkeh dan ramuan lainnya Hutapea 2013. Rokok kretek mengandung 5 komposisi tambahan yaitu eugenol, acethyl 6 eugenol, β-caryophillene, α-humulene dan caryophillene epoxide. Berdasarkan penelitian, eugenol merupakan bahan anestetik yang digunakan oleh dokter gigi. Apabila eugenol dikonsumsi maka akan timbul efek anestesi pada pengguna rokok kretek. Eugenol juga memiliki efek antikonvulsan, penghambat transmisi neural dan peradangan Guidotti et al. 1989. Gambar 1. Kandungan senyawa kimia pada rokok Kandar 2014 Pembakaran rokok menghasilkan asap rokok, terdiri dari dua komponen yaitu 85 komponen cepat menguap yang berbentuk gas dan 15 komponen partikel-partikel terdispersi di dalamnya. Asap yang dihasilkan pembakaran rokok terdiri dari asap utama dan asap samping. Asap utama adalah asap rokok yang dihirup dihembuskan langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap dari ujung rokok terbakar yang disebarkan ke udara bebas sehingga dapat terhirup oleh lingkungan sekitar Lodovici et al. 2004. Asap rokok merupakan radikal bebas yang berasal dari sumber eksogen. Beberapa unsur yang terdapat dalam asap rokok dapat diamati dalam Tabel 1. Tabel 1. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam asap rokok Fase Asap Rokok Senyawa Efek Fase Partikel a. Tar Karsinogen b. Hidrokarbon aromatik polinuklear Karsinogen, depressor ganglion, kokarsinogen c. Nikotin Kokarsinogen iritan d. Fenol Kokarsinogen iritan e. Kresol Kokarsinogen iritan f. Β-Naftilamin Karsinogen g. N-Nitrosonomikotin Karsinogen h. Benzoapiren Karsinogen i. Logam renik Karsinogen j. Indol Akselerator tumor k. Karbazol Akselerator tumor l. Katekol Kokarsinogen Fase Gas a. Karbon monoksida Pengurangan transfer dan pemakaian O 2 b. Asam hidrosianat Sitotoksik iritan c. Asetaldehid Sitotoksik iritan d. Akrolein Sitotoksik iritan e. Amonia Sitotoksik iritan f. Formaldehid Sitotoksik iritan g. Oksida dari nitrogen Sitotoksik iritan h. Nitrosamin Karsinogen i. Hidrozin Karsinogen j. Vinil klorida Karsinogen Palanisamy et al. 2009 Fase gas asap rokok berisi hingga 10 14 radikal bebas dan zat-zat reaktif per kepulan asap rokok. Radikal bebas dan oksidan yang terdapat pada fase gas asap rokok memiliki waktu paruh pendek namun senyawa tersebut dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan oksidatif makromolekul. Fase gas asap rokok terbukti menginisiasi autooksidasi in vitro dari PUFA sehingga terjadi peroksidasi lipid Swan Lessov- Schlagger 2007. Fase gas asap rokok juga mengandung aldehida jenuh dan tak jenuh yang lebih stabil daripada radikal bebas dan hidrogen peroksida. Senyawa tersebut dapat masuk ke dalam aliran darah menghasilkan ROS melalui interaksi dengan enzim NADPH. Akibatnya, jaringan yang jauh dari paru-paru juga dapat mengalami peningkatan stres oksidatif Tostes et al. 2008. Fase partikel asap rokok mengandung kompleks hidrokarbon yang akan bereaksi dengan nitrogen oksida NO dan membentuk senyawa radikal lain. NO yang terdapat pada asap rokok dapat menginisiasi PUFA dan mengakibatkan pembentukan peroksidasi lipid. Fase partikel asap rokok memiliki waktu paruh lebih lama daripada fase gas. Fase partikel mengandung ion logam yang dapat menghasilkan radikal hidroksil dari hidrogen peroksida. Radikal tersebut dapat menembus membran sel dan dapat menginduksi stres oksidatif Pryor 1997. Radikal bebas akan mengikat molekul-molekul yang paling rentan pada membran sel seperti PUFA. Jembatan metilen pada PUFA merupakan sasaran utama radikal bebas yang akan membentuk radikal alkil, peroksil dan alkoksil Allard et al. 1994. Zat-zat yang terkandung dalam asap rokok sangat beracun karena mampu menimbulkan efek inflamasi dan radikal bebas yang dapat menurunkan efek antioksidan. Menurut Fitria et al. 2013 racun utama pada asap rokok yang mengganggu kesehatan sebagai berikut: 1. Tar Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam, merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada saluran pernafasan dan paru-paru. Tar terdiri dari dua fase yaitu fase tar dan fase gas. Pada fase tar, merupakan pembentuk radikal bebas seperti quinon, semiquinon dan hidroquinon dalam bentuk matriks polimer. Pada fase gas, mengandung nitrit oksida dan nitrit peroksida yang dapat mengubah oksigen menjadi radikal bebas superoksida dan radikal bebas hidroksil yang sangat merusak Lustbrader et al. 1983. 2. Nikotin Nikotin adalah senyawa porillidin dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya yang bersifat adiktif serta dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin berbentuk cair, tidak berwarna dan merupakan basa yang mudah menguap. Nikotin dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya Benowitz 2008. Jumlah nikotin yang dihisap perokok dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kualitas rokok, jumlah tembakau setiap batang rokok, dalamnya isapan dan penggunaan filter. Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar daripada rokok filter. Nikotin yang terdapat dalam asap rokok samping 4 –6 kali lebih besar dari asap rokok utama. Rokok kretek mengandung lebih banyak nikotin dibandingkan dengan rokok putih. Kadar nikotin pada rokok kretek sebesar 46,8 mg sedangkan pada rokok putih yaitu 16,3 mg. Nikotin yang dikeluarkan oleh rokok kretek jumlahnya lebih banyak karena rokok kretek tidak dilengkapi dengan filter Susanna et al. 2003. 3. Karbon monoksida Karbon monoksida adalah sejenis gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok sejumlah 400 ppm parts per million. Karbon monoksida terkandung dalam asap rokok mainstream maupun sidestream. Pada dosis rendah, paparan karbon monoksida dapat meningkatkan kadar karboksi hemoglobin COHb dalam darah sejumlah 2- 16 yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada jaringan Sitepoe 2000. 4. Logam timbal Pb Timbal adalah logam beracun yang berwarna abu-abu. Timbal paling banyak ditemukan pada gas buangan kendaraan bermotor dan asap rokok Rodgaman Perfetti 2009. Timbal yang dihasilkan oleh sebatang rokok adalah sebesar 0,5 µg, sementara ambang batas bahaya Pb yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 µg per hari Patrick 2006. Paparan timbal yang terjadi secara terus-menerus di dalam tubuh dapat menimbulkan efek negatif dalam tubuh serta menyebabkan penurunan kemampuan antioksidan sehingga menyebabkan stres oksidatif.

B. Asap Rokok sebagai Sumber Radikal Bebas

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI ANGGUR (Vitis vinifera L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA AKUT

0 5 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

4 25 21

PENGARUH EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) TERHADAP PENURUNAN KADAR MDA(Malondialdehyde) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SECARA SUBAKUT

2 48 23

Efek Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) terhadap Peningkatan Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Plasma Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar) yang Dipapar Asap Rokok

1 21 17

PENGARUH EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

0 11 15

EFEK EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SOD (Superoksida Dismutase) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

1 18 23

Efek Ekstrak Pomegranate terhadap Kadar Malondialdehida (MDA) dan Gambaran Mikroskopik Hati Tikus strain Sprague dawley yang Dipaparkan Asap Rokok

0 3 43

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

5 35 101

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) TERHADAP KUALITAS SPERMA TIKUS YANG TERPAPAR ASAP ROKOK

0 5 35

Efek Pemberian Ekstrak Delima Merah terhadap Kadar SOD dan MDA pada Kultur HUVECs yang dipapar Plasma Preeklampsi

0 0 6