di hati, kelenjar adrenalin, ginjal, darah, limfa, pankreas, otak, paru-paru, lambung, usus, ovarium dan timus.
F. Senyawa Antioksidan Vitamin C
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam air aqueous antioxidant. Senyawa tersebut merupakan bagian dari
sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel Zakaria 1996. Vitamin C merupakan antioksidan yang bekerja
sebagai donor elektron dengan cara memindahkan satu elektron ke senyawa logam Cu. Vitamin C juga dapat menyumbangkan elektron ke dalam reaksi
biokimia intraseluler dan ekstraseluler. Vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel netrofil, monosit, protein lensa dan
retina. Vitamin tersebut juga dapat berinteraksi dengan Fe-ferritin. Di luar sel, vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah
terjadinya LDL teroksidasi, mentransfer elektron ke dalam tokoferol teroksidasi dan mengabsorpsi logam dalam saluran pencernaan Levine et
al. 1995. Kulit buah rambutan mengandung senyawa kimia, salah satunya
adalah vitamin C. Rata-rata kadar vitamin C yang terkandung pada kulit buah rambutan adalah 36,4 mg100 g Wall 2006. Penelitian Palanisamy et
al. 2008, menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah rambutan memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas sebanding dengan vitamin C
dan jauh lebih tinggi dari biji anggur. Antioksidan vitamin C mampu bereaksi dengan radikal bebas kemudian mengubahnya menjadi radikal
askorbil. Senyawa radikal terakhir tersebut akan segera berubah menjadi askorbat dan dehidroaskorbat. Asam askorbat dapat bereaksi dengan
oksigen teraktivasi, seperti anion superoksida dan radikal hidroksil. Pada konsentrasi rendah, vitamin C dapat bereaksi dengan radikal hidroksil
menjadi askorbil yang sedikit reaktif. Pada konsentrasi tinggi asam tersebut tidak akan bereaksi. Kerja askorbat sebagai antioksidan secara tidak
langsung juga meregenerasi ikatan antioksidan membran dengan cara menangkap radikal peroksil dan oksigen singlet Zakaria 1996.
Penelitian Huang et al. 2002 pada perokok menunjukkan bahwa pemberian suplemen vitamin C 500 gram memberikan pengaruh dalam
menurunkan peroksidasi lipid subjek yang diukur dengan kadar 8-iso- prostaglandin F2 urin. Mahfudz 2013, melaporkan bahwa pemberian
vitamin C mampu menurunkan kadar MDA dan meningkatkan FMD Flow Mediated Dilatation pada pasien PGK stadium V yang menjalani
hemodialisis. Ramatina 2014, melaporkan bahwa suplementasi vitamin C 500 mg mampu menurunkan kadar MDA plasma pada kelompok wanita
muda sehat, mahasiswi alih jenis IPB. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa vitamin C merupakan antioksidan sekunder yang
mampu menangkap radikal bebas scavenger free radical sehingga radikal bebas tidak akan bereaksi dengan komponen seluler.
G. Mekanisme Kerja Kulit Buah Rambutan sebagai Antioksidan