diambil adalah guru kelas I, II, dan III SD Negeri di Gugus Joko Tingkir yakni SD Negeri Tingkir Tengah 01, SD Negeri Tingkir Tengah 02, SD Negeri Tingkir Lor
01, SD Negeri Tingkir Lor 02, dan SD Negeri Kalibening.
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.4.1 Observasi
Sugiyono 2015:203 mengemukakan bahwa observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain, yakni wawancara dan kuisioner. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2015:203 mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua hal yang penting dalam observasi
adalah proses pengamatan dan ingatan. Sedangkan Arikunto 2013:199 mengartikan observasi sebagai suatu aktiva
yang sempit meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indra.
Sanafiah Faisal dalam Sugiyono, 2015:310 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipsi, observasi secara terang-terangan dan tersamar,
dan observasi yang tak terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi berpartisipasi pasif yakni peneliti datang di tempat kegiatan orang yang
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut serta menggunakan observasi secara terang-terangan yakni peneliti dalam melakukan pengumpulan
data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian.
Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan tindakan, dengan menggunakan pedoman pengamatan yang telah
disiapkan. Adapun pengamatan dalam penelitian untuk mengetahui implementasi dan hambatan pembelajaran tematik di kelas I, II dan III SD Negeri Gugus Joko
Tingkir, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
3.4.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikitkecil Sugiyono, 2015:194.
Berg dalam Satori dan Komariah, 2014:133 menyebutkan tiga jenis wawancara, yaitu wawancara tersandar, wawancara semi standar, dan wawancara
tidak terstandar. Wawancara standar adalah wawancara baku terbuka dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstandar secara baku. Wawancara semi
standar adalah wawancara dengan membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan namun dalam pelaksanaannya, pewawancara mengajukan pertanyaan
secara bebas dan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan serta pemilihan katanya tidak baku. Sedangkan wawancara tidak terstandar adalah wawancara
dengan menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman wawancara dan pewawancara melakukan wawancara informal secara spontan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstandar karena telah memiliki pedoman wawancara dalam bentuk instrumen wawancara.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui informasi secara lebih mendalam kepada guru tentang implementasi pembelajaran tematik.
3.4.3 Catatan Lapangan