Strategi Pembelajaran Tematik Berbasis KTSP

2.1.6 Strategi Pembelajaran Tematik Berbasis KTSP

Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan rangkaian kegiatan yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber dayakekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahlan dalam upaya pencapaian tujuan Majid, 2014:141. Prastowo 2013:375 menyatakan bahwa strategi pembelajaran tematik adalah kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, baik dilakukan secara tatap muka maupun non-tatap muka, dilakukan di dalam atau luar kelas, dan kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 2.1.6.4 Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran Tematik Saskatchewan Educational dalam Majid, 2014:143-145 menunjukkan jenis-jenisklasifikasi strategi pembelajaran diantaranya: a. Strategi pembelajaran langsung direct instruction Srategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi dan paling sering digunakan. Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktik dan latihan, serta demonstarsi. b. Strategi pembelajaran tidak langsung indirect instruction Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi peserta didik dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data atau pembentukan hipotesis. Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada peserta didik ketika mengadakan inkuiri. c. Strategi pembelajaran interaktif interactive instruction Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan metode-metode interaktif dengan bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama peserta didik secara berpasangan. d. Strategi belajar melalui pengalaman experiental learning Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada peserta didik, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan strategi ini, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. e. Strategi pembelajaran mandiri Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Namun, bagi kelas rendah, sulit untuk menerapkan strategi pembelajaran ini. 2.1.6.5 Prinsip Strategi Pembelajaran Tematik Kadir dan Asrohah 2014:119-123 mengemukakan prinsip strategi pembelajaran tematik diantaranya: a. Berorientasi pada tujuan Tujuan dalam sistem pembelajaran tematik merupakan arah yang harus dituju untuk mencapai hasil atau berorientasi pada tujuan. Efektivitas suatu strategi pembelajaran tematik ditentukan oleh tujuan yang bisa dicapai, maka dari itu, seorang guru dapat memilih suatu strategi pembelajaran tematik berdasarkan tujuannya. b. Aktivitas peserta didik Banyak hal yang perlu dilakukan oleh seorang peserta didik dalam belajar, baik kegiatan fisik atau psikis atau kolaborasi keduanya. Tujuannya adalah mendorong terjadinya aktivitas peserta didik yang secara langsung dapat diamati oleh guru. c. Individualitas Kegiatan guru dalam kelas adalah mengajar, sedangkan mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu agar secara fisik maupun psikis terus berkembang mencapai kesempurnaannya. Maka dari itu, dalam pemilihan strategi pembelajaran tematik harus selalu mengarah tercapainya perkembangan peserta didik. d. Integritas Aspek kepribadian peserta didik terdiri atas aspek jasmani dan aspek ruhani. Semua aspek yang terdapat dalam pribadi peserta didik haruslah dikembangkan secara terpadu untuk memperoleh hasil keharmonian perkembangan fisik dan psikis. e. Interaktif Belajar dan pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara guru, peserta didik, dan lingkungannya, baik yang bersifat material maupun sosial. Dalam interaksinya ini, peserta didik memperoleh berbagai informasi, pengetahuan dan pengalaman, baik melalui pancaindranya maupun melalui proses merenung dan berpikir. f. Inspiratif Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan peserta didik mendapatkan wawasan baru melalui kerja kreatif dan imajinatifnya. Oleh karena itu, strategi seorang guru harus mampu mengembangkan atau paling tidak memilih salah satu strategi yang mampun mengembangkan inspirasi peserta didik. g. Menyenangkan Proses belajar dan pembelajaran merupakan proses mengembangkan kreativitas peserta didik. Hal demikian hanya bisa dicapai bila peserta didik terbebas dari berbagai bebam secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu, strategi pembelajaran tematik harus selalu berorientasi untuk memberikan kesenangan bagi peserta didik dalm proses belajar maupun pembelajaran. h. Menantang Proses belajar dan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan fisik yang belum dikuasai memungkinkan merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. i. Memberikan motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan sesuatu, karena adanya kebutuhan peserta didik terhadap sesuatu. Belajar dan pembelajaran seharusnya selalu berorientasi kepada sesuatu yang dibutuhkan peserta didik. Ketika kebutuhan peserta didik meningkat, maka motivasinya turut meningkat. Dengan motivasi yang tinggi memungkinkan tercapainya hasil belajar yang maksimal.

2.1.7 Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis KTSP