dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Cara yang dilakukan oleh auditor yang independen atau
pembimbing adalah melihat bagaimana peneliti mulai menentukan masalahfokus, memasuki lapangan, menentukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.
Jika peneliti tidak memiliki dan tidak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”,
maka dependabilitas
penelitiannya patut
diragukan Faisal dalam Sugiyono, 2015:377.
Uji dependability dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, yaitu dilakukan oleh auditor yang
independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dan membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penelitian
berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan. Auditor dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing skripsi yaitu Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd NIP.
195612011987031001 dan Masitah, S.Pd., M.Pd NIP. 195206101980032001. Peneliti melakukan bimbingan dari sebelum penelitian, selama penelitian, setelah
penelitian, sampai pembuatan laporan penelitian.
3.6.4 Uji confirmability objektivitas
Pengujian konfirmabilitas dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip
dengan uji dependability, sehingga pengujianya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji confrimability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.
Dalam menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan
fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Peneliti meninjau keberhasilan penelitian
melalui rumusan masalah yang telah disusun. Rumusan masalah yang pertama berkaitan dengan implementasi
pembelajaran tematik berbasis KTSP pada kelas rendah di SD Negeri Gugus Joko Tingkir Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Berdasarkan hasil observasi,
wawancara dengan guru kelas rendah, dan wawancara dengan kepala sekolah di 5 SD yang diteliti secara keseluruhan cukup baik dengan persentase 58,62.
Rumusan masalah yang kedua berkaitan dengan hambatan dalam implementasi pembelajaran tematik berbasis KTSP pada kelas rendah di SD
negeri Gugus Joko Tingkir Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas 1, 2, dan 3 di 5 SD penelitian,
dapat diketahui bahwa terdapat berbagai hambatan yang dialami guru dalam implementasi pembelajaran tematik. Hambatan-hambatan tersebut yakni kesulitan
dalam menggabungkan mata pelajaran baik dalam merencanakan maupun dalam melaksanakan pembelajaran tematik, pemahaman peserta didik yang berbeda dan
kesulitan peserta didik dalam baca dan tulis sehingga guru kesulitan dalam melaksanakan evaluasi, buku pegangan yang tidak sesuai dengan pembelajaran
tematik, kesulitan peserta didik dalam membaca dan menulis, pemahaman guru
yang kurang mengenai pembelajaran tematik, kurangnya fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar sehingga guru belum maksimal dalam melaksanakan
pembelajaran tematik.
109
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh data awal tentang implementasi pembelajaran tematik berbasis KTSP pada kelas rendah di SD
Negeri Gugus Joko Tingkir Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Studi pendahuluan ini dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Februari 2016 dengan melakukan studi
lapangan dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan perwakilan guru kelas rendah masing-
masing SD. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang implementasi pembelajaran tematik berbasis KTSP pada kelas rendah yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran tematik. Secara umum, guru sudah melaksanakan implementasi pembelajaran tematik namun ada beberapa hal
yang belum sesuai dengan standar proses dan standar penilaian. Guru kelas rendah sudah membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan pendekatan
tematik mengacu pada standar proses dan membuat RPP sesuai dengan tema yang telah disediakan. Namun, kelas 1 s.d kelas 3 sebagai kelas rendah belum
sepenuhnya menggunakan pendekatan tematik dalam proses pembelajarannya melainkan terpisah antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain.
Selain itu, evaluasi yang diberikan terpisah antar mata pelajaran karena pelaksanaan pembelajaran juga terpisah antar mata pelajaran. Selain masalah