Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia Pada Fase Pertama 1900- 1915

68 Demikian pula organisasi sekolah dan tata cara penyelenggaraannya di atur secara modern yang belum pernah dilakukan oleh perguruan-perguruan agama sebelumnya. Untuk memahami lebih jauh penyelenggaraan pendidikan di madrasah tersebut berikut ini dikemukakan perbandingan dengan penyelenggaraan pondok pesantren antara lain: 1. Cara mengajar dan Belajar, Di pondok pesantren lama masih di pakai cara belajar dengan sistem sorogan dan weton, tetapi di pondok Muhammadiyah dipergunakan sistem klasikal dengan memakai cara-cara Barat. 2. Bahan pelajaran di pondok pesantren lama semata-mata hanya bahan pelajaran agama. Kitab karangan pembaharu belum dipakai; di pondok Muhammadiyah, bahan pelajaran yang di pakai tidak hanya bahan pelajaran agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum. Kitab-kitab agama dipergunakan secara luas baik ulama lama maupun ulama baru. 3. Rencana pelajaran. Di pondok pesantren lama belum memiliki rencana pelajaran yang teratur dan integral, sedang di pondok Muhammadiyah sudah teratur dengan rencana kurikulum sehingga efisiensi belajar lebih terjamin. 4. Pendidikan diluar waktu belajar. Di pondok pesantren lama, pendidikan di luar waktu belajar kurang mendapat perhatian. Di pondok Muhammadiyah pendidikan di luar waktu belajar diselenggarakan di dalam asrama dan dipimpin secara teratur. 5. Pengasuhan dan guru Di pondok Pesantren lama, para pengasuh terdiri dari para guru yang berpengetahuan saja, tetapi di pondok Muhammadiyah pengasuh terdiri dari para ahli agama dan guru-guru ilmu pengetahuan umum. Di pondok Muhammadiyah yang mengasuh ilmu agama seperti KH. Hajid, KH. Ibrahim, KH. Hanad dan KH. Ahmad Dahlan sendiri, sedang dalam ilmu pengetahuan umum mereka itu diantaranya ialah R. Ng Djojosugito sejarah, Sosrosugondo bahasa Melayu, Darmowinto menggambar dan Pringgonoto bahasa Inggris. 69 6. Hubungan guru dengan murid. Di pondok pesantren lama hubungan guru dengan murid lebih bersifat otoriter, sedang di pondok Muhammadiyah diusahakan suasana yang akrab antara murid dengan guru 18 18 Amir Hamzah Wirjosukarto, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Oleh Pergerakan Muhammadiyah, Malang: Ken Mutia, 1965. 72