31
sebagai manhaj kehidupannya dan menegakkan panji Allah di bumi Palestina pasal 6.
f. Gerakan Hamas bersifat universal pasal 7.
g. Semboyan Hamas: Allah tujuannya, Rasulullah SAW qudwahnya, Al-
Quran undang-undangnya, jihad jalannya dan mati di jalan Allah puncak cita-citanya pasal 8.
Hamas berusaha keras membendung merasuknya nasionalisme yang bersifat sekuler di kalangan bangsa Palestina. Perjuangannya selama ini bertujuan
menghancurkan negara Israel. Bagi Hamas, tanah Palestina merupakan tanah wakaf Islam yang diperuntukkan bagi umat Islam hingga akhir zaman. Untuk merebutnya,
Hamas menempuh jihad dengan perlawanan militer, bukan diplomasi seperti yang dilakukan PLO yang merugikan Palestina dan memperkuat posisi Israel.
72
3. Isu Strategis Palestina
1. Isu Politik
Persoalan palestina menjadi begitu rumit karena banyak pihak yang memiliki kepentingan ikut andil di dalamnya. Hal ini justru semakin
menguntungkan pihak Israel yang posisinya semakin kuat. Terbukti dengan perkembangan Israel di palestina yang semakin lama semakin pesat, akan tetapi
justru sebaliknya dengan Palestina. Amerika Serikat menjadi negara ketiga yang ikut andil dalam beberapa perundingan perdamaian antara Palestina-Israel.
72
Dewi, Sudrajat, Miftahuddin, Gerakan Rakyat Palestina, 18.
32
Berikut ini beberapa perundingan yang dimediasi atau melibatkan Amerika sebagai pihak ketiga dalam perundingan, antara lain:
a. Perjanjian Oslo I
Perundingan Oslo I berlangsung selama kurang lebih delapan kali dengan 14 kali pertemuan diawali sejak 20-22 januari tahun 1993. Dari
perundingan ini dihasilkan suatu kerangka kesepakatan berisi 17 pasal ditambah dengan 4 pasal tambahan, dan dikenal dengan deklarasi prisip atau
DOP Declaration of principles on interim self govermant arrangement.
73
Salah satu hasil perundingan tersebut adalah dibentuknya pemerintahan sementara Palestina di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
b. Perjanjian Oslo II
Perundingan Oslo II berlangsung di Taba pada tanggal 28 september 1995 diantara pembahasannya adalah memperluas wilayah otonomi Palestina,
Israel menunjukan komitmennya untuk mantaati hasil kesepakatan Oslo I dengan kesediaannya untuk mundur dari tujuh kota di tepi barat, yakni :
Jenon. Tulkarem, Qalqiliyah, Nablus, Bethlehem, Ramallah, dan Hebron. Enam kota yang disebut pertama telah diserahkan kepada pihak Palestina pada
bulan november dan desember 1995, kecuali Hebron.
74
Untuk wilayah terakhir ini, pemerintah Israel hanya bersedia menyerahkan 80 wilayah
73
Hamdan Basyar. “Penolakan Israel dan Amerika Serikat Terhadap Permintaan Pengakuan
Negara Palestina ”. Tersedia di: http:www.politik.lipi.go.id. Diunduh 22 Oktober 2012.
74
What Was
the 1995
Oslo Interim
Agreement?. http:israelipalestinian.procon.orgview.answers.php?questionID=439 . Diakses 26 November 2014.
33
pendudukannya paska 1967. Sedangkan di seperlima wilayah tersebut pasukan Israel akan tetap bertahan dengan dalih untuk melindungi warganya
yang telah bermukim disana. c.
Perundingan Hebron Di bawah kepemimpinan Netanyahu tercapai persetujuan Hebron pada
15 Januari 1997, Israel bersedia menyelesaikan penerikan pasukan selama 10 hari sejak penandatanganan persetujuan. Disamping itu, juga tercapai
kesepakatan yang mengharuskan Israel untuk melakukan tiga tahap penarikan pasukannya dari wilayah-wilayah pedesaan Tepi Barat antara bulan maret
hingga agustus 1998.
75
Protokol Hebron merupakan puncak dari upaya intensif yang dipimpin oleh AS, sebagai kelanjutan dari perjanjian Oslo, dan
pada umumnya proses perdamaian bagi Timur Tengah, terancam sejak pembunuhan PM Yitzhak Rabin.
d. Perjanjian Wye River I
Perundingan Wye River I merupakan usaha presiden Clinton untuk menundukan kembali kedua belah pihak ke depan meja perundingan sejak
desember 1997. Berkat usaha intensif AS untuk mengatasi jalan buntu, Israel dan Palestina berhasil memulai kembali proses perundingan yang sempat
terhenti selama berbulan-bulan. Dari pertemuan-pertemuan selama 9 hari di Wye
Plentation Maryland.
Kemudian tercapai
kesepakatan yang
75
Protocol Concerning
the Redeployment
in Hebron..
http:israelipalestinian.procon.orgview.answers.php?questionID=436. Diakses 7 Desember 2014.
34
menghasilkan memorandum Wye River I tanggal 23 oktober 1998.
76
Ketentuan- ketentuan dari memorandum Wye River I sebenarnya merupakan kelanjutan dari ketentuan Oslo II dan protokol Hebron yang belum tuntas di
implementasikan oleh Israel. e.
Perjanjian Wye River II Kesepakatan Wye River I yang tidak diimplementasikan oleh
pemerintah Netanyahu diupayakan untuk direalisasikan oleh penggantinya Ehud Barak. Dalam pertemuan Palestina-Israel yang berlangsung di Sharm El
Sheikh, Mesir, berhasil ditandatangani sebuah memorandum yang lebih dikenal sebagai memorandum Wye River II pada tanggal 5 september 1999.
77
Disamping memuat ketentuan seperti yang sudah disebutkan daalam Wye River I, dalam kesepakatan yang terakhir ini merupakan revisi dari sebagian
ketentuan Wye River I, seperti penundaan deklarasi negara Palestina merdeka sampai september 2000.
f. Camp David II
Perundingan Palestina-Israel yang berlangsung di Camp David, Maryland-AS, selama 15 hari sejak 11 juli hingga 25 juli 2000. P.M Ehud
Barak, Presiden Bill Clinton dan Otoritas Palestina Yasser Arafat. Dalam perundingan membahas beberapa alternatif pemecahan tentang isu-isu paling
76
Haris Priyatna. Kebiadaban Zionisme Israel: Kesaksian Orang-orang Yahudi. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008, 30.
77
Adian Husaini dan Nuim Hidayat. Islam Liberal: Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya. Depok: Gema Insani, 2002, 180.
35
rumit dalam konflik Palestina-Israel, seperti status kota Jerussalem Timur, masalah pengungsi Palestina, masalah pemukiman Yahudi, pembagian jatah
air, dan masalah perbatasan Palestina-Israel.
78
g. Konferensi Annapolis 2007
Agenda konferensi Annapolis mencakup enam masalah pokok yaitu Negara kedaulatan Palestina, status final kota Jerussalem sebagai ibukota
Palestina, perbatasan, pengungsi Palestina, pemukiman Yahudi, keamanan, dan pembagian sumber air. Kesepakatan penting dalam konferensi Annapolis
kedua pihak sepakat untuk menciptakan mekanisme monitoring implementasi peta jalan, yang isinya pendirian Negara Palestina merdeka yang
berdampingan dengan damai bersama Israel. Konferensi ini juga menyepakati pengguliran proses negosiasi langsung antara Israel dan Palestina setiap dua
minggu sekali dengan Amerika Serikat bertindak sebagai penengah.
79
Dari beberapa perundingan diatas, AS menjadi negara yang cukup memiliki pengaruh terhadap perundingan damai yang berlangsung antara Israel
dan Palestina. Termasuk perundingan damai antara Presiden AS Barack Obama, PM Israel Benyamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada
2010 yang akhirnya menemui kebuntuan karena Israel menolak memperpanjang
78
“The Israeli Camp David II Proposals for Final Settlement”. Mideastweb, July 200. http:www.mideastweb.orgcampdavid2.htm. Diakses 25 Februari 2015.
79
Menlu RI: “Konfernsi Annapolis Berikan Terobosan Baru Bagi Realisasi Perdamaian di Timur
Tengah ”. Tabloit Diplomasi, Januari 2008. http:www.tabloiddiplomasi.orgprevious-isuue54-
januari-2008522--menlu-ri-konferensi-annapolis-berikan-terobosan-baru-bagi-realisasi-perdamaian- di-timur-tengah.html. Diakses, 3 Februari 2015.
36
moratorium penghentian pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Dalam hal ini AS memang menolak pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi barat dan
menganggap hal tersebut ilegal karena menyalahi perundingan. Kebuntuan terhadap upaya perundingan dengan Israel mengakibatkan
Abbas memilih jalur lain untuk meningkatkan status keanggotaannya di PBB menjadi negara anggota penuh. Dalam menanggapi upaya Abbas tersebut, justru
sebaliknya AS mengancam akan menjatuhkan Veto-nya untuk menggagalkan keanggotaan penuh palestina di PBB, bahkan sampai dengan saat ini AS masih
belum mengakui Palesina sebagai Negara. 2.
Isu Kemanusiaan Konflik berkepanjangan yang terjadi tidak jarang mengakibatkan banyak
kerugian di kedua belah pihak, dalam hal ini pihak Palestina merupakan pihak yang paling terkena dampak dari pertikaian tersebut. Mulai dari kerugian meteri
sampai dengan persoalan kemanusiaan yang muncul akibat konflik bersenjata yang terjadi.
a. Persoalan Pengungsi Refugees
Paska deklarasi berdirinya negara Israel di Palestina, tentara Israel semakin gencar mengukuhkan eksistensinya dan berupaya menguasai wilayah
palestina dengan mengusir bahkan membunuh penduduk setempat sebagian besar penduduk Palestina akhirnya menjadi pengungsi atau sering di sebut
37
dengan “Pengungsi Palestina”.
80
Pengusiran etnis Palestina ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama pada awal Desember 1947 sampai 1948,
Israel melakukan serangkaian serangan ke desa-desa di wilayah Palestina serta mengusir penduduk setempat untuk kemudian menguasai wilayah tersebut.
Beberapa desa dan pemukiman-pemukiman penduduk berhasil dikuasai.
81
Dalam peristiwa ini kurang lebih 325.000 tewas dan sekitar 780.000 mengungsi.
Tahap kedua, yang terjadi enam bulan paska operasi pertama sebanyak 432.780 warga Palestina diusir dari kawasan yang termasuk jatah pembagian
wilayah Israel dalam UN Partition Plan. Termasuk sejumlah 347.220 warga palestina yang tinggal di wilayah sekitar perbatasan tidak luput dari
pengusiran Israel. Pada tahap ketiga sampai dengan tahun 1954, dari sekitar 900.000
warga palestina yang tinggal di kawasan yang termasuk tanah pembagian untuk Israel sebanyak 800.000 warga telah diusir dan mengungsi, hanya
sekitar 100.000 warga yang masih tetap tinggal dan menjadi kaum minoritas, total sebanyak 80 persen warga Paletina tinggal di penampungan.
82
Menurut data yang dilansir PBB terdapat lebih dari 3,6 juta warga Palestina yang
terusir tersebar di wilayah Tepi Barat, Gaza, Yordania, Suriah dan Lebanon
80
Pengungsi Palestina didefinisikan sebagai “orang-orang yang pada mulanya tempat tinggalnya
adalah Palestina selama periode 1 Juni 1946 sampai dengan 15 Mei 1948 kemudian kehilangan rumah dan mata pencaharian akibat konflik 1948.”
81
Pappe, Pembersihan Etnis, 62-63.
82
Dina Y Sulaiman. Ahmadinejad On Palestine: Perjuangan Nalar dan Jiwa Seorang Presiden untuk Palestina. Cet.1. Depok: Pustaka Iman, 2008, 81-83.
38
serta negara-negara arab lainnya. Sebagian besar para pengungsi tinggal di kamp-kamp pengungsian yang kumuh.
83
Resolusi PBB 194 memberikan hak penuh bagi pengungsi Palestina untuk pulang ke Tanah Air mereka. Namun,
Israel hingga kini tidak pernah menunaikan kewajiban mereka terkait resolusi tersebut.
Menurut United Nations Relief and Works Agency UNRWA
84
pada 2005, jumlah pengungsi Palestina yang tercatat adalah 4,3 juta orang. Namun,
catatan tersebut lebih kecil daripada jumlah sesungguhnya, yang diyakini mencapai lebih daripada 7 juta orang. Kamp pengungsi Palestina terbagi
menjadi dua kamp resmi dan kamp tidak resmi. UNRWA mengakui 59 kamp dari 66 kamp yang tersebar di Lebanon, Jordan, Syria, Tepi Barat, dan Jalur
Gaza. Agar sebuah kamp diakui UNRWA, disyaratkan adanya kesepakatan antara negara tempat dimana kamp berada dengan UNRWA.
Lebih dari 460 ribu pengungsi Palestina di Syria hidup di sembilan kamp resmi dan tiga kamp tidak resmi. Pemerintah Syria bertanggung jawab
menyediakan fasilitas-fasilitas publik di dalam kamp-kamp tersebut,
83
Albert Hourani. Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim. Bandung: Mizan, 2004, 697.
84
Badan Bantuan PBB dan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina UNRWA didirikan Setelah 1948 konflik Arab-Israel, melalui Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa 302 IV dari 8
Desember 1949 untuk melaksanakan bantuan langsung dan bekerja program untuk pengungsi Palestina. Badan ini mulai beroperasi pada 1 Mei 1950. Dengan tidak adanya solusi untuk masalah
pengungsi Palestina, Majelis Umum telah berulang kali memperbaharui mandat UNRWA, terakhir memperpanjang sampai dengan 30 Juni 2017. UNRWA didanai hampir seluruhnya oleh sumbangan
sukarela dari negara-negara anggota PBB. UNRWA juga menerima beberapa dana dari Anggaran Reguler PBB, yang digunakan sebagian besar untuk biaya staf internasional. Layanan Badan
mencakup pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan dan pelayanan sosial, infrastruktur kamp dan perbaikan, keuangan mikro dan bantuan darurat, termasuk dalam masa konflik bersenjata
http:www.unrwa.org.
39
sementara UNRWA bertanggung jawab menyediakan berbagai layanan, mulai dari kesehatan, pemukiman, hingga air bersih.
85
b. Kejahatan Perang War Crime
Korban akibat konflik bersenjata yang terjadi mengakibatkan banyak korban baik dari kombatan sampai dengan warga sipil. Agresi Israel ke
Palestina yang dikenal dengan Operasi “Cast Lead” pada 27 Desember 2008
- 20 Januari 2009, melalui pemboman lewat udara maupun darat yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza.
86
Serangan ini sebenarnya
ditujukan untuk
melumpuhkan pejuang
Hamas serta
menghentikan suplai senjata Hamas yang dikirim melalui terowongan- terowongan bawah tanah. Hamas dicap sebagai organisasi teroris, oleh Israel,
Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun oleh pendukungnya, organisasi itu dianggap sebagai kekuatan perjuangan yang sah untuk membela Palestina dari
pendudukan Israel. Akibat dari serangan yang berlangsung selama 22 hari tersebut sekitar
1434 penduduk Palestina tewas menjadi korban. Korban penduduk sipil berjumlah 960, 239 polisi dan 235 pejuang Hamas. Penduduk sipil yang tewas
terdiri dari 288 anak-anak, 121 wanita, dan 409 penduduk sipil selain wanita dan anak-anak. Menurut data dari Departemen Kesehatan Palestina, korban
85
Pengungsi Palestina.
Voiceofpalestine, 1
Januari 2011.
http:voiceofpalestine.netindex.php?option=com_contenttask=viewid=259Itemid=1. Diakses 29 Desember 2014.
86
Operation Cast Lead. Tersedia di: http:www.globalsecurity.orgmilitaryworldwaroperation- cast-lead.htm. Diakses 31 Desember 2014.
40
luka-luka mencapai 5303 yang terdiri dari 1606 anak-anak dan 828 Wanita.
87
Sebagian besar penduduk sipil menjadi korban atas serangan yang membabi buta. Kerusakan rumah diderita oleh 6000 kepala keluarga yang mengalami
rusak ringan dan 10.000 kepala keluarga mengalami rusak parah. Kerugian diperkirakan mencapai 2,2 milyar dollar AS. Di samping itu penduduk juga
mengalami kesulitan untuk mengungsi dan menerima bantuan kemanusiaan karena adanya blokade di perbatasan Palestina dan Mesir. Serangan Israel
juga telah menghancurkan rumah-rumah, masjid dan kantor lembaga bantuan PBB dan infra-struktur lain.
88
Hasil laporan Pencari Fakta Misi PBB di Jalur Gaza, menegaskan bahwa terdapat bukti yang signifikan dalam temuannya dilapangan yang
menunjukkan kejahatan perang sistematis oleh Israel di Jalur Gaza. Tim pencari fakta PBB menyimpulkan bahwa tindakan Israel dalam operasi Cast
Lead pada 27 Desember 2008 - 20 Januari 2009 didasarkan pada kebijakan yang sengaja dibuat oleh Israel untuk menyerang Palestina yang kekuatan
militernya tidak sebanding dengan Israel. Sasaran utama operasi tersebut adalah infrastruktur pendukung yang ada di Jalur Gaza termasuk penduduk
sipil. Dengan demikian, tim pencari fakta merekomendasikan bahwa kejahatan perang yang dilakukan Israel selama Operasi Cast Lead harus
87
Data Korban Invasi Gaza. Tersedia di http:www.dakwatuna.com200903172100data- korban-invasi-gaza. Diakses1 Januari 2015.
88
Akibat Agresi Israel, Gaza Alami Kerugian 2,2 Milyar Dolar AS. Tersedia di http:www.eramuslim.comberitadunia-islamakibat-agresi-israel-gaza-alami-kerugian-2-2-milyar-
dollar-as.htm. Diakses 28 Desember 2014.
41
diselidiki lebih lanjut. Apabila penyelidikan terbukti, Dewan Keamanan harus membawa kasus tersebut ke Mahkamah Pidana Internasional yang memiliki
yurisdiksi untuk mengadili kehajatan perang.
89
89
Raji Sourani. Operation Cast Lead five years on: We are still demanding justice. Tersedia di http:www.aljazeera.comindepthopinion201401operation-cast-lead-five-years-are-still-demanding-
justice-2014188116566380.html. Diakses 26 November 2014.
42
BAB III PENGAJUAN KEANGGOTAAN PALESTINA DI PBB