Adapun i stilah “lembaga negara bantu” merupakan yang
paling umum digunakan oleh para pakar dan sarjana hukum tata negara, walaupun pada kenyataannya terdapat pula yang berpendapat
bahwa istilah “lembaga negara penunjang” atau “lembaga negara independen”
e. Penetapan Tersangka Penetapan tersangka adalah suatu proses ketika seseorang
diduga karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan yang patut diduga sebagai pelaku tindak pidana dan
menunjukkan ia patut diduga bersalah melakukan suatu delik.
11
E. Tinjauan Review Studi Terdahulu
No. Aspek Perbandingan Studi Terdahulu
1. a. Judul Skripsi
b. Fokus Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Oleh
Peyidik Pada Komisi Pemberantasan Korupsi Menurut UU No. 30 Tahun 2002.
Apakah tugas, wewenang dan kewajiban Komisi Pemberantasan Korupsi menurut UU
No. 30 Tahun 2002, apa saja kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi di dalam
proses penyidikan tindak pidana korupsi
11
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h.66.
c. WaktuTempat menurut UU No.30 Tahun 2002 dan
bagaimanakah proses penyidikan tindak pidana korupsi oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi pada tingkat penyidikan menurut UU No. 30 Tahun 2002.
Universitas Indonesia, Depok 2004 2.
a. Judul Skripsi
b. Fokus
c. WaktuTempat Kedudukan Lembaga Negara Bantu Dalam
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia : Analisis Kedudukan Komisi Pemberantasan
Korupsi Sebagai Lembaga Negara Bantu. Apa yang dimaksud dengan lembaga negara
bantu dan bagaimana kedudukannya dalam suatu
sistem ketatanegaraan
serta bagaimanakah
kedudukan Komisi
Pemberantasan Korupsi
KPK sebagai
lembaga negara bantu di dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia RI.
Universitas Indonesia, Depok 2007 3.
a. Judul Skripsi
b. Fokus Urgensitas Kerjasama Antara KPK Dengan
PPATK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Analisis Yuridis.
Bagaimanakah Undang-Undang mengatur kerjasama antara KPK dengan PPATK dalam
c. WaktuTempat pemberantasan korupsi di Indonesia serta
bagaimanakah urgenitas kerjasama antara KPK dengan PPATK dalam pemberantasan
tindak pidana korupsi. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2012
Yang membedakan penelitian yang akan saya lakukan dengan penelitian sebelumnya ini adalah dimana penelitian lain lebih mengarah
kepada kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi itu sendiri. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan lebih mengerucut kepada kewenangan
Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai lembaga independen negara yang dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi dan Kitab-Undangundang Hukum Acara Pidana. Penelitian saya akan mengungkap dan membuktikan bahwasannya kewenangan dan
fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi yang saat ini terlaksana tidak bertentangan dengan aturan hukum.
Dalam melaksanakan tugas dan kewenangan KPK sebagai lembaga super body yang seharusnya dilaksanakan secara transparan perlu dipublis
dan mudah diakses hasilnya oleh masyarakat, agar semua kalangan masyarakat mengetahui apakah ada ketentuan-ketentuan atau kewengangan-
kewenangan KPK yang menyalahi aturan hukum serta tentang batasan kewenangan KPK dalam menjalankan fungsi serta tugasnya. Oleh karena itu
semua kewenangan KPK
sendiri terkait pelaksanaan penyidikan, penyelidikan dan penindakan pemberantasan korupsi perlulah diperjelas
dengan menyesuaikan Undang-undang yang mengaturnya.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dan sebagai pedoman untuk memperoleh hasil
penelitian yang mencapai tingkat kecermatan dan ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Penelitian jenis ini hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam
peraturan perundang-undangan atau hukum yang dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang
dianggap pantas.
12
Penelitian ini berlandaskan norma-norma hukum yang berlaku yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
2. Pendekatan Masalah
Dalam penelitian hukum normatif terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan ini, Penulis akan mendapatkan informasi dari berbagai
aspek mengenai isu yang akan dibahas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum normatif yaitu:
13
pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, pendekatan historis dan pendekatan komparatif. Dalam
penelitian ini pendekatan yang Penulis gunakan adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus dan pendekatan komparatif.
12
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, cet.I,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h.118.
13
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VI,Jakarta: Kencana,2010, h.93.