Capital Adequacy Ratio CAR

18

2.1.5.1. Return On Asset ROA

Indikator yang dipilih penulis untuk mengukur profitabilitas pada perusahaan perbankan adalah return on asset ROA. Kupiec dan Lee 2012 menyatakan, “ROA merupakan statistik yang berguna untuk membandingkan profitabilitas antar bank karena ROA menghindari distorsi yang terjadi dalam leverage keuangan dan komplikasi dalam hukum perpajakan.” Menurut Kieso, et al. 2011:586, “The rate of return a company achieves through use of its assets is the rate of return on assets ROA. Rather than using the profit margin on sales we can compute it directly by dividing net income by average total assets. ” Pengertian tersebut maksudnya adalah rasio pendapatan suatu perusahaan yang diperoleh melalui asetnya adalah rasio return on assets ROA. Daripada menggunakan margin laba terhadap penjualan kita dapat menghitungnya secara langsung dengan membagikan net income terhadap average total assets. ���� �� ������ �� ������ = ��� ������ ������� ����� ������

2.1.6. Capital Adequacy Ratio CAR

Capital Adequacy Ratio CAR merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan permodalan bank. Bank Indonesia menetapkan rasio kecukupan modal minimum sebesar minimal 8. 19 Penelitian yang dilakukan Olalekan dan Adeyinka 2013 menyatakan, “Capital adequacy dapat berupa persentase rasio modal primer suatu institusi keuangan terhadap asetnya pinjaman dan investasi, yang digunakan sebagai pengukur kekuatan dan kestabilan keuangan institusi tersebut.” Pada perusahaan perbankan, tujuan penetapan kewajiban penyediaan modal minimum adalah untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian sampai batas tertentu sebelum insolven dan dana deposan hilang. Bank yang insolven dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan, kemudian dapat menimbulkan masalah keuangan bagi bank lain dan mungkin mengancam kelancaran pasar. Modal bank berperan sebagai fungsi asuransi bagi bank. Ketika bank mengalami kerugian yang tak terduga maka modal akan digunakan untuk menyerap kerugian tersebut. Berbeda dengan rasio leverage tradisional CAR mengenali perbedaan tingkat risiko pada aset bank. Menurut peraturan Bank Indonesia BI, 2013, Nomor 1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum ada tiga jenis risiko aset bank, yaitu: 1. Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. 2. Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk perubahan harga option. 3. Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan 20 manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian- kejadian eksternal yang mempengaruhi operasi bank. Peraturan Nomor 1512PBI2013 pasal 2 ayat 3 BI, 2013 menetapkan penyediaan modal minimum paling rendah sebagai berikut: a. 8 delapan persen dari Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 satu; b. 9 sembilan persen sampai dengan kurang dari 10 sepuluh persen dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2 dua; c. 10 sepuluh persen sampai dengan kurang dari 11 sebelas persen dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 tiga; atau d. 11 sebelas persen sampai dengan 14 empat belas persen dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 empat atau peringkat 5 lima. Modal yang cukup pada perusahaan perbankan adalah penunjang kepercayaan bagi pelanggan, publik dan pihak yang bersangkutan dengan bank dalam kelangsungan kepastian keuangan bank. Kepercayaan pada deposan bahwa uang mereka aman, pada publik bahwa bank berada dalam posisi yang aman, dan pada pihak yang bersangkutan dengan bank bahwa bank mampu dan akan terus melangsungkan usaha going-concern. ��� = ����� ���� ���������� ������� ������ 21

2.1.7. Leverage

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

4 72 106

Pengaruh Kaualitas Audit,Opini Audit Tahun Sebalumnya Leverage,Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

1 52 93

Pengaruh Going Concern, Kualitas Audit dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Pemberian Opini Audit Wajar dengan Pernyataan Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

2 44 85

Pengaruh Proxi Going Concern dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Tahun Berjalan pada Bank Umum yang Go Public di Indonesia

0 43 70

Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 9 113

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

4 8 28

PENGARUH PROKSI GOING CONCERN : LIKUIDITAS, RENTABILITAS, SOLVALIBILITAS TERHADAP OPINI AUDIT PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 6

Pengaruh Profitabilitas, Capital Adequacy Ratio, Dan Leverage Terhadap Opini Audit Going-Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Audit - Pengaruh Profitabilitas, Capital Adequacy Ratio, Dan Leverage Terhadap Opini Audit Going-Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 21

PENGARUH PROFITABILITAS, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11