11
2. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku.
Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraph penjelasan atau bahasa
penjelasan lain dalam laporan auditnya.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian. Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas
entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia kecuali untuk dampak hal-hal yang
berhubungan dengan yang dikecualikan.
4. Pendapat tidak wajar. Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan
tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat. Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan Arens, Elder, dan Beasley 2003:49 mengungkapkan bahwa salah
satu penyebab penting yang menyebabkan perlunya tambahan paragraf penjelasan adalah keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan
untuk going-concern.
2.1.2. Opini Audit Going-Concern
Laporan keuangan suatu entitas perusahaan disajikan pihak manajemen dengan dasar going-concern kecuali manajemen memiliki niat
untuk melikuidasi entitas atau berhenti melanjutkan usaha, atau tidak memiliki pilihan selain itu. Dengan asumsi going-concern, suatu entitas
dianggap sebagai bisnis yang berkelanjutan. International Auditing and Assurance Standards Boards IAASB,
2010 dalam ISA 570 mengenai going-concern menyatakan bahwa,
12
“Tanggung jawab auditor adalah untuk mendapatkan bukti audit yang cukup mengenai ketepatan penggunaan asumsi going-concern manajemen
dalam mempersiapkan laporan keuangan dan menyimpulkan apakah ada keraguan yang bersifat material mengenai kemampuan entitas untuk
berlanjut sebagai going-concern.” Hal ini berlaku bahkan jika penyajian laporan keuangan tidak mengharuskan manajemen untuk melakukan
pemeriksaan khusus terhadap kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha sebagai going-concern.
Auditor harus melakukan penilaian terhadap ada tidaknya keraguan yang substansial terhadap kemampuan suatu entitas bisnis dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya going-concern selama periode waktu yang layak atau tidak melebihi satu tahun dari tanggal laporan
keuangan. Penelitian Geiger dan Rama 2006 menyatakan,
SAS No. 59 mengenai standar pelaporan yang relevan dengan going-concern
, mewajibkan auditor untuk mengevaluasi kelangsungan hidup setiap klien untuk periode satu tahun dari
tanggal laporan keuangan diaudit. Jika setelah mempertimbangkan rencana pihak manajemen untuk memperbaiki keadaan auditor
mempunyai keraguan mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha maka opini audit harus menjelaskan
ketidakpastian tersebut. Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan yang pasti
terhadap kemampuan klien untuk melanjutkan usahanya sebagai going- concern
, auditor dapat memilih untuk mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan unqualified opinion with
explanatory language .
13
PSA No. 30 SA Seksi 341 nomor 6 IAI, 2001 menyatakan, Auditor wajib melakukan identifikasi informasi mengenai kondisi
atau peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Salah satu kondisi dan
peristiwa yang signifikan adalah trend negatif, sebagai contoh rasio keuangan penting yang jelek.
Penelitian ini ingin melihat apakah rasio-rasio yang digunakan
dalam variabel termasuk rasio keuangan yang penting dan signifikan terhadap pertimbangan auditor dalam memberikan opini audit going-
concern .
2.1.3. Agency Theory Teori Keagenan