Uji Spearman Faktor Internal dan Eksternal Beban Kerja Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Beban Kerja Analisa Pengaruh Tugas dan Kepausan Terhadap Beban Kerja

dimana 90 atau 18 orang perawat memiliki beban kerja rendah sedangkan yang memiliki beban kerja tinggi hanya 2 orang atau 10. Peneliti tetap melakukan perhitungan WISN untuk melihat standar beban kerja tiap kegiatan dan melihat apakah ada diperlukannya tambahan perawat walaupun 90 beban kerja perawat Instalasi Hemodialisa RSU Dr.Pirngadi Medan. Hasil perhitungan menunjukkan walaupun sebagian beban kerja perawat rendah tetapi tetap dibutuhkannya tenaga sebanyak 0,622 dibulatkan menjadi 1 orang. Berdasarkan observasi yang dilakukan langsung peneliti dapat dilihat bahwa beban kerja perawat terjadi pada saat jam tertentu yaitu pada saat memasang alat ke pasien dan menghentikan proses dialisa. Diluar dari jam tersebut perawat banyak menggunakan waktu untuk beristirahat atau dalam kata lain waktu istirahat yang dilakukan perawat cukup panjang. Beban kerja perawat juga dapat dilihat dari waktu yang jam kerja perawat yang melebihi batas seharusnya, 14.30 wib jadwal pulang perawat shift pagi tetapi banyak perawat yang pulang lebih dari jam 15.00 wib bahkan 16.00 wib.

5.2 Uji Spearman Faktor Internal dan Eksternal Beban Kerja

Hasil perhitungan uji Spearman faktor internal psikis menunjukkan bahwa faktor eksternal tugas dan faktor internal kepuasan terdapat hubungan yang signifikan dengan beban kerja. Dapat kita lihat dari hasil analisis bahwa nilai tugas 0,000 dengan r = 0,802 dan nilai kepuasan 0,012 dengan r = 0,549. Hal ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa beban kerja yang diterima oleh perawat Instalasi Hemodialisa memiliki pengaruh dengan tugas dan kepuasan yang diterima perawat.

5.3 Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Beban Kerja

Hasil penelitian yang telah dilakuan berdasarkan perhitungan dengan uji Spearman. Faktor tugas dan kepuasan yang paling memiliki kontribusi terbesar dalam hal memengaruhi beban kerja karena variabel tersebut signifikan. Artinya Faktor eksternal tugas dan kepuasan berpengaruh terhadap beban kerja perawat di Instalasi Hemodialisa RSU Dr.Pirngadi Medan. Faktor eksternal tugas yang di tekankan disini adalah bersifat fisik seperti tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, serta tugas-tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan. Prihartono dan Purwondoko 2006 mengartikan beban kerja lebih merujuk pada seberapa tinggi persentase penggunaan waktu kerja produktif dan non produktif yang dilakukan karyawan jam kerjanya dengan tetap memperhitungkan kelonggaran karyawan. Beban yang timbul ini sebagai dampak dari dikenakannya pekerjaan adanya tugas, wewenang dan tanggung jawab jabatan pada seseorang pemegang jabatan dalam wujud ukuran-ukuran pemakaian waktu kerja dan tingkat beban psiko- fisik. Universitas Sumatera Utara

5.4 Analisa Pengaruh Tugas dan Kepausan Terhadap Beban Kerja

Hasil penelitian yang sudah dijabarkan menunjukkan bahwa pengaruh eksternal yaitu tugas yang berpengaruh terhadap beban kerja. Berdasarkan analisa peneliti dilokasi penelitian bahwa memang tugas yang dimiliki oleh perawat tidak terlalu bervariasi tetapi memiliki jumlah kegiatan yang cukup banyak dikarenakan setiap perawat menghadapi pasien lebih dari satu atau rata-rata satu perawat menghadapi 4 orang pasien. Dilihat dari analisa peneliti dalam satu shift 07.00 – 09.30 ada jam sibuk dan jam istirahat yang dilakukan oleh perawat. Jam sibuk pertama dimulai rata-rata dari 07.00 wib – 10.00 wib disini tugas perawat adalah menyiapkan peralatan untuk proses dialisa, aktivasi rinsing mesin, mengukur tekanan darah, menyiapkan pasien yang akan didalisa dan memasang alat-alat dialisa ke tubuh pasien. Jam sibuk kedua rata-rata dimulai dari 11.15 wib -14.30 wib disaat jam ini perawat hemodialisamemiliki tugas yaitu menyelesaikan proses dialisa pasien, melakukan injeksi heparinoppo, mensterilisasi alat pasca proses dialisaa, menyiapkan tempati tidur, aktivasi rinsing mesin, mempersiapkan alat untuk pasien siang dan memasang alat kepada pasien siang yang telah datang. Sedangkan jam istirahat perawat rata-rata dimulai dari 09.30 – 11.15, melalui analisa peneliti disaat jam istirahat ini perawat banyak menghabiskan waktu untuk makan, shalat dhuha, beristirahat, mengobrol dan menelfon tetapi ada beberapa perawat yang juga masih melakukan kegiatan yang produktif seperti melakukan Universitas Sumatera Utara observasi ke pasien atau sedikit melakukan konsultasi mengenai kesehatan pasien, mengatasi mesin yang bermasalah, mencatat hasil rekam medik pasien dan menyiapkan obat serta membagikannya kepada pasien. Berdasarkan observasi langsung yang peneliti lakukan seluruh perawat tidak ada yang pulang tepat waktu 14.30 WIB. Perawat pulang melewati batas seharusnya pulang yaitu diantara jam 15.00 WIB bahkan sampai 16.00 WIB hal ini tentu saja menjadi beban kerja bagi perawat yang berarti perawat juga mendapat tugas tambahana diluar dari jam kerja. Instalasi Hemodialisa membagi lagi ruangan hemodilisa menjadi beberapa ruangan yaitu Ruang A1 memiliki 16 mesin hemodialisa, RA2 memiliki 10 mesin dengan, Ruang B memiliki 10 mesin, Ruang Bbraun memiliki 8 mesin dan Ruang isolasi memiliki 4 mesin. Masih ada ruang yang memiliki mesin hemodialisa tetapi tidak berada diruang hemodialisa seperti Ruang VIP memiliki 5 mesin dan Ruang Icu memiliki 1 mesin. Tujuan ruangan dibagi-bagi untuk mempermudah pembagian jumlah perawat dan mempermudah pembagian tugas untuk setiap perawat. Disetiap ruangan memiliki satu orang perawat sebagai ketua ruangan yang memiliki tugas tambahan sebagai pengawas kegiatan perawat diruangan tersebut. Dilihat dari kepala ruangan setiap ruangan yaitu M, MA, EN, BS, dan LH rata-rata perawat yang ditunjuk menjadi kepala ruangan adalah perawat yang memiliki umur 30 tahun dan memiliki masa kerja 10 tahun. Universitas Sumatera Utara Jumlah waktu produktif sebanyak 5635 menit dengan total kegiatan produktif 601 berarti rata-rata 1 kegiatan dilakukan dalam 9,38 menit. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah tugas perawat sedikit tapi dalam frekuensi yang dilakukan dalam berkali-kali. Hal ini dapat membuat tugas menjadi berpengaruh beban kerja terhadap perawat. Karena jumlah kegiatan yang dilakukan cukup banyak yaitu 601 kegiatan. Tugas tambahan yang dirasakan oleh perawat disebabkan oleh adanya beberapa tugas lain yang diluar dari tupoksi atau stnar kegiatan keperawatan. Beberapa contoh diantaranya mengatasi mesin yang bermasalah, membersihkan mesin, dan mengurus kain kotor tempat tidur. Kepuasan perawat yang berpengaruh terhadap beban kerja perawat dapat disebabkan oleh gaji perawat yang tidak sesuai dengan yang diharapkan perawat, adanya kerja tambahan yang membuat perawat merasa memiliki beban kerja lebih, kurang puas terhadap posisi yang dijabat sekarang dan kurang puas terhadap rekan kerja di Instalasi Hemodialisa.

5.5 Analisa Hasil Wawancara Tidak Terstruktur