Filum Platyhelminthes cacing pipih

315 Filum Platyhelminthes dikelompokan ke dalam tiga kelas, yaitu Turbelaria, Trematoda, dan Cestoda. Tabel 9.2. Pembagian kelas dari Filum Platyhelminthes Kelas Turbelaria Kelas Trematoda Kelas Cestoda Tubuh pipih ditutupi silia, tak bersegmen. Ukuran 15-18 mm, panjang 2-3 cm. Bagian anterior tumpul dan posterior tajam, memiliki stigma bintik mata. Sistem pencernaan tidak sempurna tak ada anus. Alat reproduksi menyatu dalam satu tubuh hermaprodit. Reproduksi seksual: dengan fertilisasi; Reproduksi aseksual dengan fragmentasi. Kemampuan regenerasinya tinggi. Habitat: hidup bebas di air tawar. Tidak bersifat parasit. Contoh: Planaria sp. Bentuk tubuh seperti daun, tidak bersegmen, tidak bersilia. Panjang 2-5 cm, lebar ±1 cm. Memiliki dua alat isap saker. Sistem pencernaan tidak sempurna tak ada anus. Alat reproduksi terpisah bersifat gonokoris, dan hermaprodit. Hidup sebagi parasit. Memiliki alat isap untuk melekat pada inang. Contohnya: Clonorchis sinensis cacing ikan. Fasciola buski cacing isap. Fasciola hepatica cacing hati. Paragomphus westermani cacing isap, paru-paru. Schistosoma japonicum cacing darah, hidup di pembuluh darah balik perut. Siklus hidup F. hepatica: Ada dua inangnya. Di dalam tubuh inang utamanya adalah fase seksual; di inang perantara adalah fase aseksual. Telur yang terdapat di dalam feses ternak menetas menjadi mirasidium larva pertama bersilia, hidup ditempat basah; lalu masuk ke tubuh siput air Lymnaea sp yang menjadi inang perantaranya; berkembang menjadi sporokist. Sporokist akan pecah menghasilkan larva kedua disebut redia. Lalu redia berkembang menjadi serkaria. Serkaria keluar dari tubuh siput, bergerak dan menempel pada tumbuhan air atau rumput, membentuk kista disebut metaserkaria. Metaserkaria yang termakan ternak akan berubah menjadi Fasciola dewasa di hati ternak dan bertelur di organ ini. Tubuh bersegmen; terdiri dari kepala skoleks, leher strobila, dan rangkaian segmen tubuh proglotid; ukuran tubuhnya ±1 mm, tidak bersilia. Pada skoleks terdapat alat isap dan alat kait rostelum. Bersifat parasit. Sistem pencernaan tidak ada tidak ada mulut; makanan diserap dari usus inag melalui seluruh permukaan tubuh. Contohnya: Taenia saginata sapi. Taenia solium babi Siklus hidup Taenia: Proglotid melepaskan diri, disebut strobilasi bersama feses inang. Proglotid termakan sapibabi inang perantara, masuk ke ususnya dan berkembang menjadi embrio onkosfer hexacanth dengan enam alat kait. Onkosfer menembus dinding usus menuju pembuluh darah dan limfa lalu ke otot lurik. Di otot ini akan berubah menjadi kista, yang disebut sistiserkus. Daging tersebut dimakan manusia, maka sistiserkus berkembang dan hidup kembali sebagai taenia. 316

9.3.1.2. Filum Nematoda atau Nemathelminthes Cacing gilig atau cacing tambang

Bentuk tubuh giling seperti tali atau tambang; triploblastik, tidak bersegmen; simetris bilateral Gambar 9.14; selom semu; dan permukaan tubuh dilapisi kutikula. Ukurannya bervariasi, umumnya mikroskopis, namun ada yang mencapai panjang 1 meter. Tubuh dengan ujung ekor lurus dan tumpul pada betina; runcing dan membengkok pada jantan Gambar 9.14. Testis dan ovarium terpisah pada individu yang berbeda gonokoris; betina berukuran lebih besar daripada jantan. Sistem pencernaan lengkap mulut, faring, usus, dan memiliki anus. Sistem saraf tangga tali ganglion. Sistem transportasi menggunakan cairan tubuh. Tidak ada sistem respirasi, berlangsung difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Reproduksi secara fertilisasi internal gonokoris, seksual. Habitat di tanah, air atau hidup parasit pada manusia, hewan dan tumbuhan. Beberapa contoh Nemathelminthes parasit pada Gambar 9.14. dan tabel 9.3. berikut ini. a b c Gambar 9.14. Cacing: a. Ascaris b. Oxyuris sp c. Wucheria sp Tabel 9.3. Siklus hidup beberapa jenis cacing Nematoda Ascaris lumbricoides cacing perut Ancylostoma sp dan Necator sp cacing tambang EnterobiusOxyuris vermicularis cacing kremi Wucheria bancrofti cacing filaria Betina berukuran 20-40 cm, ujung ekornya lurus. Jantan berukuran Berukuran 1-1.5 cm, mulut dengan alat kait skoleks. Betina bertelur Betina berukuran 8-13 mm, ekor panjang, runcing.Jantan berukuran 2-5 mm, Bentuk tubuh seperti benang, warna putih kekuningan, 317 10-15 cm, ujung ekor bengkok. Hidup parasit pada manusia, terutama pada anak-anak. Siklus hidup: Telur berembrio tertelan melalui makanan atau minuman yang mengandung telur; telur menetas menjadi larva; larva meninggalkan usus masuk ke peredaran darah sehingga sampai ke jantung dan paru. Selanjutnya cacing dewasa di dalam usus. 9000 butir per hari. Siklus hidup: Telur keluar bersama feses, menetas menjadi larva. Larva lalu menginfeksi kulit melalui telapak kaki dan masuk ke peredaran darah. Cacing mengisap darah dan mengeluarkan zat antikoagulasi sehingga penderita mengalami anemia. dengan ekor melingkar. Habitat di usus besar manusia. Siklus hidup: Cacing betina bertelur disekitar anus pada malam hari sehingga menimbulkan gatal. Ketika digaruk, telur melekat di jari, tertelan oleh si penderita autoinfeksi. Telur menetas di usus kecil menjadi larva, lalu tumbuh dan berkembang, dan akhirnya kawin di usus besar. Kemudian bertelur di sekitar anus. Berlangsung selama 2- 4 minggu. panjang 2-70 cm. Betina vivipar menghasilkan mikrofilaria pra larva aktif. Siklus hidup: Larva mikrofilaria masuk melalui gigitan nyamuk menuju pembuluh limfa, tumbuh sampai dewasa. Dalam jumlah banyak dapat menyumbat pembuluh limfe sehingga cairan tidak dapat kembali ke pembuluh limfe. Terjadi genangan cairan dan menimbulkan pembengkakakan di kaki. Banyak anggota Nematoda yang mikroskopis hidup sebagai parasit pada akar berbagai jenis tumbuhan sehingga sering dikenal sebagai cacing akar. Cacing dewasa bertelur di akartanah dan dalam jangka waktu yang cukup lama telur menetas menghasilkan larva. Selanjutnya larva menginfeksi akar dan masuk ke dalam akar dan makan jaringan di dalamnya. Akar bereaksi dengan membentuk “tumor” atau “parut” seperti bekas luka. Salah satu contohnya adalah Heterodera radicola yang dilaporkan hidup parasit pada 1000 varietas tanaman dan umumnya menginfestasi tanaman pertanian, buah-buahan, semak, pohon peneduh dan gulma. Gambar 9.15 Cacing nemathelminthes yang hidup parasit pada akar tanaman.