317 10-15 cm, ujung
ekor bengkok. Hidup parasit
pada manusia, terutama pada
anak-anak. Siklus hidup:
Telur berembrio tertelan melalui
makanan atau minuman yang
mengandung telur; telur
menetas menjadi larva; larva
meninggalkan usus masuk ke
peredaran darah sehingga sampai
ke jantung dan paru. Selanjutnya
cacing dewasa di dalam usus.
9000 butir per hari. Siklus hidup:
Telur keluar bersama feses,
menetas menjadi larva. Larva lalu
menginfeksi kulit melalui telapak kaki
dan masuk ke peredaran darah.
Cacing mengisap darah dan
mengeluarkan zat antikoagulasi
sehingga penderita mengalami anemia.
dengan ekor melingkar. Habitat di usus besar
manusia. Siklus hidup:
Cacing betina bertelur disekitar anus pada
malam hari sehingga menimbulkan gatal.
Ketika digaruk, telur melekat di jari, tertelan
oleh si penderita autoinfeksi. Telur
menetas di usus kecil menjadi larva, lalu
tumbuh dan berkembang, dan
akhirnya kawin di usus besar. Kemudian
bertelur di sekitar anus. Berlangsung selama 2-
4 minggu. panjang 2-70 cm.
Betina vivipar menghasilkan
mikrofilaria pra larva aktif.
Siklus hidup: Larva mikrofilaria
masuk melalui gigitan nyamuk
menuju pembuluh limfa, tumbuh
sampai dewasa. Dalam jumlah
banyak dapat menyumbat
pembuluh limfe sehingga cairan
tidak dapat kembali ke pembuluh limfe.
Terjadi genangan cairan dan
menimbulkan pembengkakakan
di kaki.
Banyak anggota Nematoda yang mikroskopis hidup sebagai parasit pada akar berbagai jenis tumbuhan sehingga sering dikenal
sebagai cacing akar. Cacing dewasa bertelur di akartanah dan dalam jangka waktu yang cukup lama telur menetas menghasilkan
larva. Selanjutnya larva menginfeksi akar dan masuk ke dalam akar dan makan jaringan di dalamnya. Akar bereaksi dengan membentuk
“tumor” atau “parut” seperti bekas luka. Salah satu contohnya adalah Heterodera radicola yang dilaporkan hidup parasit pada 1000
varietas tanaman dan umumnya menginfestasi tanaman pertanian, buah-buahan, semak, pohon peneduh dan gulma.
Gambar 9.15 Cacing nemathelminthes yang hidup parasit pada akar tanaman.
318
9.3.1.3. Annelida Cacing tanah
Ciri-cirinya: Tubuh bersegmen metameri, setiap segmen mempunyai organ
tubuh sistem pencernaan, otot, pembuluh darah, alat reproduksinya hermaprodit, sedangkan alat gerak dengan chetae, dengan sepasang
alat eksksresi nefridium yang saling berhubungan dan terkoordinasi. Tubuhnya simetris bilateral, berlapis kutikula. Sistem pencernaan
sempurna memiliki anus. Sistem sarafnya tangga tali, dan sistem peredaran darah tertutup. Salah satu paling berperan dalam
kehidupan manusia dalam bidang pertanian adalah cacing tanah Kelas Oligochaeta yang mampu meningkatkan kesuburan tanah.
Annelida terdiri atas 3 kelas utama, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. Ciri-ciri dan contohnya dapat dilihat pada di bawah ini.
Tabel 9.4. Pembagian kelas dari Filum Annelida Kelas Polychaeta
memiliki banyak seta Kelas Oligochaeta
memiliki sedikit seta Kelas Hirudinae
tidak memiliki seta Kepala terdiri atas
prostomium dan peristomium
Segmen memiliki parapodia kaki
dengan seta banyak. Alat pencernaan
mulut, faring, oesofagus, usus, dan
anus.Terdapat selom dan nefridium untuk
ekskresi. Peredaran darah
terdiri dari pembuluh dorsal, ventral dan
lateral. Contoh-contohnya:
Arenicola, Eunice viridis palolo, dapat
dimakan. Lysidice oele wawo,
dapat dimakan. Nereis virens cacing
pasir. Kepala dengan prostomium
dan peristomium, Tubuh silindris panjang,
bersegmen-segmen. ] Segmen 14-16 membengkak
disebut klitelum, berfungsi membentuk lendirn pelindung
telur. Dinding tubuh terdiri dari
epidermis yang diselaputi kutikula, , otot melingkar, dan
otot memanjang. Segmen tubuh dipisahkan oleh
septum sekat, Eksresinya dengan nefridium.
Respirasi secara difusi melalui permukaan kulit.
Alat pencernaan peristomium, farings, oesofagus, crop,
gizzard, usus, anus. Habitatnya didalam tanah yang
lembab. Contoh-contohnya:
Lumbricus terestis cacing tanah.
Perichaeta musica cacing Tubuh pipih, tidak
ada seta dan parapodia.
Mempunyai alat hisap. Respirasi
secara difusi. Ekskresi dengan 17
pasang nefridium. Gonad bersifat
hermaprodit. Makanan berupa
cacing, larva serangga,
invertebrate, dan darah vertebrata.
Contoh-contohnya: Acanthobdella sp
parasit ikan salem.
Haemodipsa zeylanice pacet,
darat. Hirudo medicinalis
lintah, air.
319
Odontocilic cacing api
tanah. Phertima sp cacing tanah.
Tubifex bioindikator, di selokan.
Hirudinaria javanica lintah kuning.
a b
c Gambar 9. 16 Beberapa contoh Annelida : a. cacing palolo, b.
cacing tanah, c. Lintah Peranan cacing di bidang pertanian
Cacing tanah adalah cacing yang sudah dikenal lama sejak zaman Aristoteles sebagai hewan yang berperan dalam
meningkatkan kesuburan tanah. Cara hidupnya dengan menggali lubang meningkatkan porositas tanah sehingga aerasi tanah
masuknya udara ke dalam tanah dan air dapat merembes ke dalam tanah. Dengan kegiatannya itu, mereka juga mengaduk
tanah sehingga bahan organik dapat tersebar meluas dan menjadikan tanah gembur.
Cacing tanah juga dimanfaatkan untuk membuat kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik sisa tanaman atau limbah
hewan yang diolah oleh cacing sehingga dapat digunakan sebagai pupuk rganik.
Selain itu cacing tanah juga diternakan untuk digunakan sebagai sumber protein pada pakan terrnak ikan, ayam, itik, burung, dan
bebek. Cacing tanah dikeringkan, lalu ditumbuk halus sebagai tepung cacing pengganti tepung ikan, dan dicampurkan dengan
sumber makanan lainnya menjadi pakan ternak.