Analisis Peran Lembaga Dakwah Front Dalam Pencitraan Laskar

memakamkan korban yang meninggal pada peristiwa tersebut tidak kurang dari 70.000 korban meninggal selama empat bulan. 1 Dalam kasus Gaza yang terjadi saat ini, LDF dan segenap pengurus maupun aktivis FPI menghimpun dan mengumpulkan dana untuk membantu saudara muslim di Gaza. Pada hari Ahad, 14 Syawwal 1435 H10 Agustus 2014 tepatnya relawan Front Pembela Islam untuk GAZA telah menyampaikan donasi kepada saudara muslim di Jabaliya - Gaza. Sumbangan yang disampaikan oleh para relawan diterima langsung oleh As-syeikh Ya‟qub Sulaiman Pimpinan Jam‟iyyatus Salaam Salam Society for Relief and Development di Jabaliya GAZA Palestina. Menurut Habib Idrus dalam wawancara pribadi dengan penulis bahwa donasi yang diberikan hampir tidak kurang dari satu milliar rupiah. 2 3 Kaderisasi Anggota Kaderisasi anggota merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan dalam setiap organisasi, agar melahirkan kader-kader yang tangguh, berkualitas, sehingga kader tersebut dapat menjadi unsur perjuangan dalam kerangka organisasi. Sukses atau tidaknya sebuah organisasi dapat diukur dari kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal. Karena, wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan. Berikut adalah bentuk kegiatan pengkaderan yang dilakukan Lembaga Dakwah Front LDF, diantaranya: 1 Wawancara Pribadi dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi, Sekertaris Umum LDF. Jakarta, 20 Agustus 2014. 2 Wawancara Pribadi dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi, Sekertaris Umum LDF. Jakarta, 20 Agustus 2014. a. Rekrutmen Proses rekrutmen anggota merupakan sebuah kegiatan estafet yang dilakukan oleh Lembaga Dakwah Front guna menambah sumber daya aktivis yang dimiliki oleh FPI. Pada awal terbentuknya organisasi, FPI tidak mengadakan seleksi kepada para aktivis, sehingga seringkali setiap aksi aktivis keluar dari prosedur perjuangan FPI. Sesuai ketetapan munas yang ke tiga, Lembaga Dakwah Front membuat prosedur standar penerimaan anggota FPI. Calon anggota harus memenuhi persyaratan yakni; beragama Islam, memiliki wawasan keIslaman yang memadai, dan yang terpenting adalah harus mendapat izin dari orang tua. Setelah itu Lembaga Dakwah Front mengadakan seleksi yang cukup ketat kepada para calon anggota yang ingin menjadi aktivis FPI. Pertama, interview, calon anggota akan diwawancarai oleh ustad LDF tujuannya untuk mengetahui tentang niatnya menjadi aktivis FPI. Kedua, mampu membaca Al-Quran. Umumnya metode yang digunakan oleh Lembaga Dakwah Front untuk merekrut aktivis FPI adalah dengan membuka pendaftaran melalui ta‟lim-ta‟lim umum atau even-even syi‟ar Islam lainnya kegiatan yang sifatnya pengenalan nilai-nilai Islam kemudian merekrut orang yang hadir untuk menjadi aktivis FPI. Ini tidaklah salah karena proses seperti ini sama dengan menyeleksi masyarakat yang memiliki kecenderungan lebih besar kepada Islam. b. Diklat-Diklat Keorganisasian Dalam hal meminimalisir tejadinya tindakkan aktivis yang keluar dari prosedur perjuangan FPI. Lembaga Dakwah Front memberikan pendidikan dan pengenalan keorganisasian yang meliputi prosedur perjuangan, tujuan perjuangan FPI. Tujuannya adalah agar seluruh calon anggota mengerti dan memahami akan hakikat perjuangan FPI. Selanjutnya para aktivis akan dibina dan diberikan pendidikan keagamaan. Dalam rangka menjaga dan menumbuh suburkan karakteristik aktivis FPI, Lembaga Dakwah Front LDF menempuh cara yang cukup sederhana yaitu dengan menyeragamkan pakaian resmi FPI di seluruh daerah. Seragam yang dipilih adalah kemeja dan celana taqwa atau baju panjang yang berwarna putih dan peci haji atau imamah yang berwarna putih pula. Serta dilengkapi dengan sal, sorban, dan sabuk yang berwarna hijau. Dengan harapan dari kerapihan dan kebersihan seragam tersebut dapat memperoleh manfaat antara lain: 3 a. Pakaian putih untuk senantiasa mengingatkan pemakainya kepada kematian yang pasti akan datang. b. Pakaian putih juga mendorong pemakainya agar selalu menjaga kebersihan diri dan kesucian hati. c. Sal, sorban, dan sabuk berwarna hijau untuk menghidupkan suasana religius yang menyejukkan. 3 Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab. Dialog FPI Amar Ma‟ruf Nahi Munkar, Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah,2008, Cet ke-2, h. 233 d. Pakaian takwa untuk menumbuhkan rasa malu sehingga bisa menjadi benteng dari perbuatan tidak terpuji. e. Keseragaman pakaian takwa untuk menghidupkan rasa kebersamaan dan semangat kekompakan. f. Pakaian takwa untuk memupuk kedisiplinan, ketertiban, loyalitas, dan kewibawaan. g. Keseragaman pakaian takwa untuk menjadi identitas pengenal sesama kawan seperjuangan sekaligus sebagai penunjukan jati diri sebagai muslim. h. Keseragaman pakaian takwa untuk menjadi pendorong semangat menjaga karakteristik perjuangan. i. Keseragaman pakaian takwa untuk membentuk mental para aktivis FPI sekaligus menjatuhkan mental lawan. j. Keseragaman pakaian takwa untuk menghidupkan semangat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, sekaligus sebagai pengontrol sikap. 4 Pembinaan Kader Lembaga Dakwah Front LDF memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan para aktivis juang FPI agar mereka mampu menjadi bagian dari unsur perbaikan bangsa di masa yang akan datang. Menurut hasil pengamatan peneliti, bahwa kegiatan pembinaan keagamaan yang dilaksanakan oleh Lembaga Dakwah Front LDF selama ini dalam rangka meningkatkan pemahaman keagamaan aktivis FPI tidak terlepas dari kegiatan ta‟lim atau pengajian. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan pembinaan keagamaan Lembaga Dakwah Front LDF, penulis mencoba memaparkan data-data berdasarkan hasil wawancara penulis di lapangan dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi Sekertaris Umum dan Ustad Haris Ubaidillah selaku bendahara umum LDF serta aktivis FPI yang berperan aktif mengikuti segala bentuk kegiatan LDF. Adapun program kegiatan Lembaga Dakwah Front LDF secara garis besar, sebagai berikut: a Pengajian Rutin Minguan Kesadaran akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman keagamaan bagi para aktivis FPI, diterjemahkan ke dalam satu bentuk kegiatan pengajian yang rutin diadakan oleh Lembaga Dakwah Front LDF setiap minggunya di Masjid Jami Al-Islah Petamburan tiga Jakarta. Pengajian ini diadakan setiap malam kamis ba‟da maghrib. Adapun materi agama yang disampaikan dalam pengajian kepada seluruh aktivis adalah membahas tentang Ilmu Fiqih, Tauhid, dan Ilmu Akhlak Tasawuf. Sebagaimana yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya bahwa materi tersebut merupakan kerangka dasar ajaran agama Islam, artinya ketiga materi tersebut wajib hukumnya dipelajari bagi setiap muslim. Kitab yang digunakan dalam pengajian untuk aqidah adalah Aqîdatul „awwam karangan As-Sayyid Ahmad Al-Marzuqi Al-Mâliki Al-Makki materi yang disampaikan mencakup pengenalan dan pemahaman terhadap rukun iman dan rukun Islam. LDF juga membuka kitab dakwah yaitu Ad- da‟wah At-Tâmmah karangan Al- Imam Al-H abîb „Abdullah ibnu „Alwi Al-Haddâd. Aktivis FPI ditekankan untuk berdakwah serta aktivis diarahkan tentang bagaimana pola dakwah yang baik dan yang benar. Adapun masalah akhlak LDF membuka kitab T a‟lim muta‟alim yaitu aktivis diajarkan tentang akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap guru, serta akhlak terhadap muslim lainnya. Dengan bekal ilmu akhlak, aktivis dapat dengan mudah mengetahui batasan-batasan mengenai yang baik dan yang buruk dalam mejalankan aksi-aksinya. 4 Rangkaian kegiatan pengajian tidak terlepas dari peran serta metode yang digunakan oleh para ustad LDF. Di dalam organisasi LDF terhimpun para pengajar yang berkualitas baik dari segi pengetahuan maupun pemahamannya tentang Islam. Diantara para pengajar dalam pengajian mingguan di masjid Al-Islah ini adalah al- Habib Muhammad Rizieq Syihab selaku penasehat Lembaga Dakwah Front LDF yang juga sebagai Ketua Umum FPI, KH. Misbahul Anam, KH. Zaenudin Ali serta masih banyak lagi pengajar yang mengisi kegiatan pengajian tersebut. 4 Wawancara Pribadi dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi, Sekertaris Umum LDF. Jakarta, 20 Agustus 2014. Metode yang digunakan tidak terlepas dari metode ceramah yang diselingi dengan tanya jawab 5 tujuannya adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman aktivis terhadap materi yang telah disampaikan. Dalam penyampaian materi para ustad Front menggunakan bahasa yang lemah lembut dengan sedikit sentuhan humor yang mendidik sehingga aktivis yang mendengarkan merasa mudah memahami dan tidak merasa jenuh. Aktivis FPI yang hadir dalam pengajian ini dari tahun ketahun mengalami peningkatan baik dari segi pengetahuan maupun pemahaman tentang agama Islam. Sebagaimana ustad Haris Ubaidillah selaku Bendahara Umum LDF mengatakan “Alhamdulillah perkembangan aktivis FPI dari tahun ketahun semakin matang, terbukti dengan semakin besarnya dukungan masyarakat terhadap FPI dan perjuangan FPI dalam amar ma‟ruf nahi munkar. ” 6 Selain pengajian buka kitab seperti yang penulis jelaskan di atas, LDF juga mengadakan pengajian materi-materi khusus kepada seluruh aktivis FPI. Yakni setiap selasa di markas syariah Petamburan III Jakarta. Materi yang dipelajari sesuai dengan kondisi yang terjadi dalam masyarakat. LDF memberikan pemahaman kepada seluruh aktivis tentang hak asasi manusia menurut Islam, apa 5 Wawancara Pribadi dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi, Sekertaris Umum LDF. Jakarta, 20 Agustus 2014. 6 Wawancara Pribadi dengan Haris Ubay Dillah, Bendahara Umum LDF, Jakarta, 28 Juni 2014. bedanya hak asasi manusia menurut Islam dengan barat. LDF juga membahas tentang sitem demokrasi dan musyawarah menurut Islam. b Peringatan Hari-Hari Besar Islam Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam agama Islam terdapat beberapa hari besar Islam yang selalu rutin diperingati setiap tahunnya, antara lain peringatan tahun baru Hijriyah pada 1 Muharam, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal, pada tanggal 27 rajab Perin gatan hari Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad SAW, 10 Zulhijjah Hari Raya Idul Adha, peringatan malam nuzulul Qur‟an, peringatan 1 syawal Hari Raya Idul Fitri. Semua momentum peristiwa tersebut di atas, merupakan hari bersejarah dalam Islam yang memiliki arti sangat penting bagi seluruh umat Islam. maka tak heran apabila pemerintah Indonesia menanggalkan PHBI sebagai hari libur nasional. Lembaga Dakwah Front LDF berperan aktif dengan menggelar Tabligh Akbar setiap tahunnya dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW serta Peringatan Hari-Hari Besar Islam PHHBI lainnya. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sesama muslim dan kepada aktivis FPI khususnya guna menambah kecintaan kepada Rasulullah SAW. Kecintaan terhadap Rasulullah SAW haruslah tertanam pada diri setiap muslim, mencintai Rasulullah berarti mengikuti dan meneladani segala ucapan dan perbuatan yang telah dicontohkan Rasulullah SAW, baik dalam bidang akidah keimanan, ibadah, maupun akhlak. “Barang siapa tidak mengikuti sunahku rasulullah, maka tiadalah termasuk golonganku umat Rasulullah umat Islam” HR. Muslim. Acara tabligh akbar ini terbuka untuk umum artinya tidak hanya dihadiri oleh para aktivis FPI. Tetapi juga masyarakat di luar lingkungan masjid Jami Al-Islah ikut menghadiri kegiatan tahunan ini. Sehingga jama‟ah yang hadir biasanya melebihi kapasitas tempat yang telah disediakan. Adapun program selama bulan Rajab hingga Ramadhan Lembaga Dakwah Front LDF mengadakan khataman hadis Sahih Bukhari dan Muslim kepada seluruh aktivis. Memasuki bulan ramadhan LDF menambah dengan khataman Al-Quran. Rangkaian kegiatan dilakukan hingga malam 29 ramadhan, dan acara tersebut ditutup dengan acara buka puasa bersama. 7 Bagi LDF pengetahuan Islam, keberanian, dan akhlak merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang aktivis FPI. Dengan sebuah analog, Habib Idrus Ali Al-Habsyi berkata: “Orang yang berani tanpa memiliki ilmu percuma tidak ada strategi perjuangan, sebaliknya orang berilmu tapi juga tidak ada keberanian bagaimana bisa membela agama. Orang yang berilmu, berani tidak akan bermanfaat bila tidak ada akhlak maka akan menjadi sombong. Jadi ilmu, akhlak, dan keberanianlah yang ingin kita tekankan kepada aktivis FPI.” 8 7 Wawancara Pribadi dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi, Sekertaris Umum LDF. Jakarta, 20 Agustus 2014. 8 Wawancara Pribadi dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi, Sekertaris Umum LDF. Jakarta, 20 Agustus 2014. Jadi jelas bahwa dengan didirikannya Lembaga Dakwah Front LDF, FPI akan dengan mudah menyalurkan ilmu pengetahuan kepada aktivis dan masyarakat yang ada di berbagai daerah. Selain itu, ini juga dapat membuktikan bahwa laskar, anggota maupun pengurus FPI adalah manusia yang berilmu, berakhlak, dan bertakwa kepada Allah SWT. Apabila dikaitkan dengan tipologi yang diperkenalkan oleh Rosengren, ada empat jenis hubungan antara budaya dan masyarakat, antara lain; materialisme, idealisme, kesalingtergantungan, dan otonomy. Materialisme, Lembaga Dakwah Front adalah lembaga yang dibentuk oleh FPI sebagai media penghubung antara FPI dan masyarakat. Artinya dakwah LDF dipengaruhi dan dibatasi oleh FPI. Di lihat dari kegiatan idealisme, maka LDF memiliki pengaruh signifikan yang potensial dalam membentuk citra positif FPI di masyarakat. Dari ke dua hal tersebut menyiratkan bahwa LDF dan FPI dapat saling mempengaruhi kesalingtergantungan. Namun, secara struktur keorganisasian setidaknya sangat mungkin LDF maupun FPI dapat saling mandiri autonomy.

B. Faktor pendukung dan penghambat Proses Pencitraan Laskar Pembela

Islam FPI 1. Faktor Pendukung Dalam perjuangan dakwahnya Lembaga Dakwah Front LDF telah banyak mengalami berbagai macam cobaan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Dalam hal ini yang menjadi faktor pendukung kegiatan Lembaga Dakwah Front adalah: a Sosok Imam Besar Front Pembela Islam FPI al- Habib Rizieq Syihab yang telah memiliki tempat tersendiri dihati umat Islam khususnya aktivis FPI, sehingga dapat memudahkan para ustadz LDF dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat. 9 Seorang habib merupakan kelompok elit dari sebagian masyarakat, baik dilihat dari segi pemahaman keagamaannya ilmu agama, ataupun dari sosial ekonomi. 10 para habaib di Indonesia sangatlah banyak memberikan pencerahan dan pengetahuan akan agama Islam. Para habaib sangat dihormati pada masyarakat muslim Indonesia karena dianggap sebagai tali pengetahuan yang murni, karena garis keturunannya yang langsung dari nabi Muhammad SAW. b Adanya dukungan dari beberapa media Islam FPI seperti Radio Streaming FPI, dan Radio Rasil, ataupun media-media cetak Islami, seperti Suara Islam, dan Al-Kisah. Media massa mampu mengatasi salah satu faktor penghambat aktivitas dakwah jarak, ruang, dan waktu. Kekuatannya dalam menembus batas ruang dan waktu dapat membuat aktivitas dakwah lebih massif dan komprehensif. Dalam wawancara dengan Ust. Haris Ubaidillah media Islami turut berpartisipasi membantu me-relay kegiatan-kegiatan sosial LDF 9 Wawancara Pribadi dengan Haris Ubay Dillah, Bendahara Umum LDF, Jakarta, 28 Juni 2014. 10 Bisri Effendy, A. Nuqoyyah, Gerak Transformasi Sosial Madura, Jakarta: P3M, 1985, h.51 dan juga media Islami ini dijadikan sarana untuk berdakwah oleh para ustad LDF. Namun penulis melihat bahwa media partner LDF seperti Suara Islam apabila ditinjau dari waktu terbitnya yang hanya satu bulan sekali. Artinya peran media partner LDF masih sangat rentan tergerus oleh arus media-media pro sekuler barat. c Semakin besarnya dukungan dari masyarakat terhadap perjuangan FPI. 11 Basis gerakan FPI adalah masyarakat pinggiran kota, seperti Ciputat, Tangerang dan Bekasi. Menurut pengakuan KH. Misbahul Anam, FPI sudah memiliki anggota sebanyak 15 juta jiwa yang tersebar di 18 provinsi. 12 Hal ini mungkin pengaruh dari jaringan habib keturunan nabi yang memang sangat dihormati oleh masyarakat. Dukungan masyarakat semakin dirasakan oleh FPI terutama dalam tragedi sunami di Aceh yang mana tidak kurang dari seribu aktivis ikut menjadi relawan FPI untuk membantu mengevakuasi korban dalam peristiwa tersebut selama kurang lebih empat bulan. 2. Faktor Penghambat Dalam melakukan kegiatan safari dakwah dan program pembinaan keagamaan aktivis FPI. Terdapat beberapa hambatan yang dialami oleh Lembaga Dakwah Front, hal ini merupakan bentuk ujian untuk mencapai sebuah tujuan atau perbaikan, hambatan tersebut adakalanya datang dari 11 Wawancara Pribadi dengan Haris Ubay Dillah, Bendahara Umum LDF, Jakarta, 28 Juni 2014. 12 Jamhari Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, h. 24.

Dokumen yang terkait

Makna Radikalisme Bagi Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya (Studi Fenomenologi Mengenai Makna Radikalisme Bagi Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya)

1 17 84

Pandangan front pembela islam tentang kedudukan komplikasi hukum islam pasca undang-undang nomor 12 tahum 2011

3 31 114

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Kontruksi Pemberitaan Atas Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) Terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). (Studi Analisis Framing Pemberitaan Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) ter

0 2 19

KESIMPULAN DAN SARAN Kontruksi Pemberitaan Atas Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) Terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). (Studi Analisis Framing Pemberitaan Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) terhadap

0 3 11

STRATEGI DAKWAH KULTURAL MUHAMMADIYAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM Strategi Dakwah Kultural Muhammadiyah Dalam Mengimplementasikan Nilai – Nilai Pendidikan Islam Di Masyarakat (Studi Empirik Pengurus Ranting Muhammadiyah Kelur

0 4 17

STRATEGI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN BERBASIS KEAGAMAAN PADA ORGANISASI KEMASYARAKATAN : Penelitian Fenomenologis Terhadap Front Pembela Islam (FPI) di Kabupaten Purwakarta.

0 1 54

KONSTRUKSI KEKERASAN SOSIAL FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DI MEDIA MASSA.

0 0 2

Gerakan Front Pembela Islam (FPI)di Pasuruan tahun 2015-2017.

0 2 93

DAKWAH GERAKAN ISLAM RADIKAL : STUDI MODEL DAKWAH FRONT PEMBELA ISLAM KECAMATAN PACIRAN LAMONGAN.

0 1 54

KONTSRUKSI GERAKAN ISLAM FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DI KOTA MAKASSAR

0 0 89