Pembinaan Keagamaan LANDASAN TEORI

agama berarti kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan. 25 Menurut Harun Nasution kata agama dikenal juga dengan kata din dalam bahasa arab, dan religi dalam bahasa Eropa. Ada yang berpendapat bahwa agama terdiri dari dua kata, a berarti tidak dang am berarti pergi, jadi agama berarti tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun- temurun. Pendapat lain mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Selanjutnya dikatakan bahwa agama berarti tuntunan. Karena memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi pemeluknya. 26 Masih dalam buku yang sama, menurut Sultan Takdir Alisjahbana agama adalah suatu sistem kelakuan dan penghubung manusia yang berpokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuatan dan kegaiban yang tiada terhingga luas, dalam, dan mesranya disekitarnya, sehingga member arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya. Parsudi Suparlan mengkhususkan pengertian agama adalah suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasikan dan member respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. 25 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet ke-3, h. 9. 26 Amsal Bakhtiar, Fisafat Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, Cet ke-1, h. 10. Agama adalah risalah yang disampaikan Allah SWT kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dengan ketentuan hukum-hukum yang sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah SWT, kepada masyarakat dan alam sekitarnya. Sedangkan pengertian Islam secara etimologi adalah kata benda yang berasal dari kata kerja salima. Akar dari huruf م- ل - س sin, lam, mim. Arti yang dikandung perkataan Islam itu adalah penyerahan diri, kepatuhan, kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. 27 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Islam berarti “agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.” 28 Islam adalah agama tauhid. Artinya, keyakinan akan keesaan Allah SWT. Tauhid merupakan prima causa asal yang pertama, asal dari segala-galanya dari seluruh keyakinan Islam. Nama Islam sebagai sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW diberikan langsung oleh Allah SWT, termuat dalam surat Ali-Imran :19.       ….. Artinya: “Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam. ” Qs Ali-Imran :19 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa agama Islam adalah agama Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia, yang 27 Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, Cet ke-1, hal. 43. 28 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h. 388. mengandung ketentuan-ketentuan keimanan aqidah, dan ketentuan- ketentuan ibadah dan mu‟amalah syari‟ah. Dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 2. Materi Pembinaan Keagamaan Pembinaan keagamaan merupakan segala upaya untuk memahami nilai-nilai keagamaan yang terdapat dalam Islam yang diajarkan maupun yang dilaksanakan oleh pemeluk agama. 29 Al- Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan sumber etika Islam. kedua sumber ini penuh dengan nilai-nilai serta norma yang menjadi ukuran sikap manusia apakah itu baik atau buruk. Nilai-nilai Islam pada hakekatnya merupakan himpunan dari prinsip-prinsip hidup, serta ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia menjalankan kehidupan di dunia. E.S. Anshari yang dikutip dari buku Lembaga-lembaga Islam di Indonesia karangan Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud Ali mengungkapkan bahwa kerangka dasar ajaran Islam terdiri dari akidah, syari‟ah, dan akhlak. Ketiganya mengikuti sistematika iman, Islam, dan Ihsan yang berasal dari Hadits Nabi Muhammad SAW. Materi pembinaan keagamaan tentunya meliputi berbagai aspek. Namun secara garis besar mengikuti kerangka dasar ajaran agama Islam. Adapun uraiannya sebagai berikut: 29 Syaikh Musthofa Masyhur, Fikih Dakwah, Jakarta: Al- I‟tishom, 2000, Cet ke-1, h. 102. 1 Akidah Akidah adalah bentuk masdar dari kata “ „aqoda, ya’qidu, „aqdan, „aqidatan” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh. 30 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akidah berarti kepercayaan , keyakinan. 31 Sedangkan menurut istilah, terdapat dua pengertian yaitu pengertian secara umum dan secara khusus: a Secara umum, aqidah adalah hukum yang qath’i tanpa keraguan lagi, baik berdasarkan syar’i naqli maupun hasil pemikiran yang sehat aqli, seperti itikad yang benar atau salah. b Secara khusus, aqidah adalah pokok-pokok ajaran din Islam dan hukum-hukumnya yang qath’i. 32 Seperti mengimani terhadap enam hal yang lazim disebut dengan rukun iman, yang tertuang dalam firman Allah Swt dalam surat An-Nisa: 136:                               Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah 30 Tadjab, Muhaimin, dan Abd. Mujib, Dimensi-dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1994, Cet ke-1, h.241. 31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet ke-3, h. 15. 32 Saefuddaulah dan Ahmad Basyuni, Akhlak Ijtima’iyyah, Jakarta: PT Pamator, 1998, h. 5. turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh- jauhnya.”Q.S. An- Nisa: 136 Akidah adalah konsep-konsep yang diimani manusia sehingga seluruh perbuatan dan perilakunya bersumber pada konsepsi tersebut. Sebagian ulama berpendapat bahwa pembahasan pokok akidah Islam meliputi rukun iman yang enam, yaitu: a Iman kepada Allah Swt b Iman kepada malaikat Allah Swt c Iman kepada kitab-kitab Allah Swt d Iman kepada rasul-rasul Allah Swt e Iman kepada hari akhir f Iman kepada qada dan qadar. Imam Al- Ghazaly juga membedakan tingkatan iman setiap hamba menjadi tiga tingkatan, yaitu: 33 a Iman orang awam yaitu orang-orang yang hanya beriman karena ada orang yang dipercayainya Rasul. b Iman orang alim yaitu orang-orang yang beriman karena hasil penelitiannya, analisanya, serta kesimpulan dari upaya akalnya. c Iman orang arif bijaksana yaitu orang-orang yang beriman setelah menyaksikan sendiri kebenaran hakiki yang 33 H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, h. 230. didapatkan oleh pengalaman rohaninya, tanpa ada unsur hijab tabir yang menghalanginya. Rukun iman merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, apa bila seseorang mengingkari salah satunya maka leburlah amal dan keimanannya pada rukun iman yang lain. Keimanan seseorang baru dapat dikatakan sempurna apa bila didalamnya terdapat tiga unsur yang berpadu yaitu meyakini dengan hati, diikrarkan dengan lisan, serta diamalkan dengan tindakan. 2 Syari‟ah Secara etimologis, syari‟ah adalah jalan yang harus ditempuh oleh setiap umat Islam. Dalam arti teknis syari‟ah adalah seperangkat norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lain dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. 34 Norma Ilahi yang mengatur tata hubungan antara manusia dengan Allah SWT disebut juga kaidah ibadah. Sedangkan, yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, benda dan lingkungan masyarakat disebut juga kaidah mu‟amalah. Menurut Muhammad Salam Madkur dalam bukunya Al- Madkhal Lil Fiqh Al-Islami menjelaskan bahwa syari‟ah adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya, agar 34 Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam Di Indonesia, h. 28. manusia mentaati hukum tersebut atas dasar iman, baik berkaitan dengan akidah, amaliyah ibadah dan mu‟amalah maupun dengan akhlak. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat al-Jaatsiah :18.               Artinya: “Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat peraturan dari urusan agama itu, Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” Q.S. Al- Jaatsiah: 18 3 Akhlak Secara etimologis kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akhlak berarti budi pekerti. 35 Dilihat dari sudut istilah terminologi, terdapat beberapa ahli yang memberikan definisi tentang akhlak. Yaitu: a Imam Al-Ghazali dalam buku Akhlak Tasawuf karangan H.A. Mustofa mengungkapkan definisi akhlak bahwa: “akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu.” b Ibnu maskawih mendefinisikan bahwa akhlak adalah “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk 35 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet ke-3, h. 15. melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.” c Sedangkan Prof. Dr. Amin mendefinisikan bahwa akhlak adalah “kehendak yang dibiasakan. Artinya, bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.” 36 Akhlak yang baik haruslah berpijak pada keimanan. Oleh karena itu iman tidaklah cukup sekedar disimpan dalam hati, melainkan harus dilahirkan dalam perbuatan yang nyata berupa amal saleh dan atau tingkah laku yang baik. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya ” H.R. Abu Hurairah Secara garis besar akhlak digolongkan menjadi dua yaitu; akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. Akhlak mahmudah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik atau terpuji yang terpendam dalam jiwa manusia. Sedangakan akhlak mazmumah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang tercela yang terpendam dalam jiwa manusia. 36 H.A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, h. 12. 3. Metode Pembinaan Keagamaan Agar proses pembinaan berjalan dengan lancar, maka penting kiranya untuk memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi dakwah. Adapun metode-metode tersebut adalah sebagai berikut: a Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan. Metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama dipakai dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, metode ini digolongkan sebagai metode tradisional. Dalam prakteknya, metode ini sering dibarengi dengan metode tanya jawab. b Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami dan menguasai materi dakwah, di samping itu, juga untuk merangsang perhatian penerima dakwah. c Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara mengajar atau menyajikan materi melalui pengajuan masalah yang pemecahannya dilakukan secara terbuka. Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran gagasan, pendapat, dan sebagainya antara sejumlah orang secara lisan dengan membahas suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran. d Metode Keteladanan Metode keteladanan atau yang biasa disebut juga sebagai demonstrasi berarti suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan langsung kepada mad’u agar tertarik untuk mengikuti kepada apa yang dicontohkan. 37 Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Islam sebagai ajaran memiliki sistem tersendiri yang bagian-bagiannya saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sumbernya adalah tauhid, yang berkembang melalui akidah, dari akidah itu mengalir syari‟at dan akhlak Islam. Ketiganya laksana bejana yang saling berhubung. 37 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 101. 40

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA DAKWAH

FRONT LDF A. Profil Lembaga Dakwah Front LDF 1. Latar belakang berdirinya Lembaga Dakwah Front LDF Kelahiran Front Pembela Islam menjadi babak baru dalam sebuah perjalanan perjuangan Islam di Indonesia. Sejak dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 Front Pembela Islam FPI mencanangkan gerakan nasional anti ma’siat dengan cara menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Awal lahirnya FPI bak masjid yang siapa saja dari kaum muslimin boleh memasukinya. Karenanya, anggota FPI menjadi sangat beragam mulai dari yang baik akhlaknya sampai yang masih membutuhkan pembinaan. 1 Kehadiran FPI menjadi sangat terkenal karena aksi yang dilakukan oleh laskar para militernya yakni Laskar Pembela Islam tak jarang aksi- aksi yang dilakukan mengakibatkan terjadinya konflik horizontal. Sehingga aksi-aksi tersebut menuai kritik dan mengundang kecaman oleh sebagian orang. Pada tahun 2002 menjelang ramadhan 1423H Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Muhammad Rizieq Syihab bersama para aktivis FPI di jebloskan dalam sel tahanan Polda Metro Jaya. 2 Belajar dari pengalaman tersebut pada tahun 2004 perubahan besarpun terjadi dalam organisasi FPI. Pada tahun 2004 FPI membentuk satu lembaga dakwah yang diberi nama Lembaga Dakwah Front LDF. 1 Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab. Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah,2008, Cet ke-2, h. 3. 2 Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab. Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, 310. Lembaga Dakwah Front LDF merupakan lembaga otonom yang dibentuk oleh FPI yang salah satu fungsinya adalah untuk menjalankan kegiatan dakwah FPI yang berkaitan erat dengan aktivis atau laskar FPI maupun masyarakat yaitu memenuhi kebutuhan dasar keagamaan bagi para aktivis FPI dan mentransformasikan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat. 3 Terbentuknya Lembaga Dakwah Front LDF diprakarsai oleh Ketua Umum Front Pembela Islam FPI Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, sebagai ketua umum beliau membagi medan juang FPI kedalam tiga bagian yakni; Dakwah, Hisbah amar ma’ruf nahi munkar, dan Jihad. Lembaga Dakwah Front LDF didirikan sebagai wadah para ustadz FPI dalam mentransformasikan nilai-nilai Islam di masyarakat melalui kegiatan-kegiatan dakwah. Lembaga Dakwah Front LDF bermaksud meneggakkan syariat Islam secara kaffah disegenap sektor kehidupan. Selama ini Lembaga Dakwah Front LDF menjadi tulang punggung FPI dalam bidang kehumasan public relation dengan mensosialisasikan tentang apa dan bagaimana FPI. 4 Sebagai anak organisasi yang dibentuk oleh FPI, Lembaga Dakwah Front LDF memiliki beberapa fungsi di dalam tubuh organisasi FPI diantaranya: 5 3 Wawancara Pribadi dengan Habib Idrus Ali Al-Habsyi, Sekertaris Umum LDF. Jakarta, 20 Agustus 2014. 4 Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab. Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah,2008, Cet ke-2, h. 198. 5 Wawancara Pribadi dengan Haris Ubay Dillah, Bendahara Umum LDF, Jakarta, 28 Juni 2014. a Fungsi pergerakan merupakan fungsi LDF dalam menterjemehkan da’wah sebagai sebuah perjuangan mentranformasikan nilai-nilai Islam di masyarakat. b Fungsi sebagai pengabdian adalah melaksanakan transformasi nilai-nilai dalam Islam di masyarakat. c Fungsi pengkaderan merupakan fungsi LDF dalam mencetak kader Islami untuk mengemban visi dan misi LDF yang meliputi pembekalan dan pemberdayaan kualitas dan potensi anggota FPI. d Fungsi Pembinaan merupakan fungsi LDF dalam meningkatkan kualitas sumber daya insani meliputi aspek fikriah, ruhiyah, jasadiyah dan skill manajerial aktivis FPI. Dengan kata lain bahwa Lembaga Dakwah Front LDF didirikan bukan hanya sebagai wadah silaturahmi pa ra da’i FPI. Tetapi juga sebagai penggerak dakwah FPI diantaranya dengan menambah wawasan keagamaan para anggota laskar FPI, termasuk juga mensosialisasikan dakwah dengan menggelar majelis-majelis ilmu di tengah masyarakat diberbagai daerah. 2. Visi dan Misi Lembaga Dakwah Front LDF Sepertihalnya FPI, Lembaga Dakwah Front LDF mempunyai sudut pandang yang menjadi kerangka berfikir organisasi visi, bahwa upaya mewujudkan tegaknya syariat Islam di Indonesia adalah suatu yang mutlak harus dikerjakan terlebih mayoritas penduduk Indonesia merupakan umat Islam. Adapun misi besar Lembaga Dakwah Front LDF yaitu:

Dokumen yang terkait

Makna Radikalisme Bagi Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya (Studi Fenomenologi Mengenai Makna Radikalisme Bagi Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya)

1 17 84

Pandangan front pembela islam tentang kedudukan komplikasi hukum islam pasca undang-undang nomor 12 tahum 2011

3 31 114

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Kontruksi Pemberitaan Atas Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) Terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). (Studi Analisis Framing Pemberitaan Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) ter

0 2 19

KESIMPULAN DAN SARAN Kontruksi Pemberitaan Atas Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) Terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). (Studi Analisis Framing Pemberitaan Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) terhadap

0 3 11

STRATEGI DAKWAH KULTURAL MUHAMMADIYAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM Strategi Dakwah Kultural Muhammadiyah Dalam Mengimplementasikan Nilai – Nilai Pendidikan Islam Di Masyarakat (Studi Empirik Pengurus Ranting Muhammadiyah Kelur

0 4 17

STRATEGI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN BERBASIS KEAGAMAAN PADA ORGANISASI KEMASYARAKATAN : Penelitian Fenomenologis Terhadap Front Pembela Islam (FPI) di Kabupaten Purwakarta.

0 1 54

KONSTRUKSI KEKERASAN SOSIAL FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DI MEDIA MASSA.

0 0 2

Gerakan Front Pembela Islam (FPI)di Pasuruan tahun 2015-2017.

0 2 93

DAKWAH GERAKAN ISLAM RADIKAL : STUDI MODEL DAKWAH FRONT PEMBELA ISLAM KECAMATAN PACIRAN LAMONGAN.

0 1 54

KONTSRUKSI GERAKAN ISLAM FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DI KOTA MAKASSAR

0 0 89