Teori Citra LANDASAN TEORI
pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan pihak luar terhadap organisasinya. Citra ini sering kali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi, pengetahuan, ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat
atau pandangan pihak-pihak luar. b
Citra yang berlaku Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang
dimiliki oleh mareka yang mempercayainya. c
Citra Harapan Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Citra harapan itu biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu yang relatif baru, yakni
ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai. d
Citra Perusahaan Citra perusahaan atau citra lembaga adalah citra dari suatu
organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan. Citra lembaga terbentuk oleh banyak hal terutama
hal-hal yang positif seperti; riwayat hidup lembaga, dan reputasi yang diraih.
e Citra Majemuk
Setiap organisasi pasti memiliki banyak anggota, anggota tersebut memiliki perangai dan tingkah laku tersendiri, sehingga
secara sengaja atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan.
Citra majemuk yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publik terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh
mereka yang mewakili organisasi dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas
organisasi. Variasi citra tersebut harus ditekan seminim mungkin dan
citra lembaga harus ditegakkan. Caranya adalah dengan mewajibkan semua karyawan mengenakkan pakaian seragam,
symbol-simbol tertentu, dan sebagainya.
4
3. Pembentukan Citra
Terdapat empat komponen pembentukan citra, yaitu persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap. Persepsi diartikan sebagai pengamatan unsur
lingkungan di mana kemampuan persepsi inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra dengan memberikan informasi-informasi kepada
individu untuk memunculkan suatu keyakinan. Sehingga dari keyakinan tersebut timbul suatu sikap pro dan kontra tentang produk atau jasa, dari
sikap itulah terbentuknya citra yang positif atau negatif. Pembentukan citra dapat digambarkan sebagai berikut:
4
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, Cet ke-5, h. 59- 68.
Pengalaman
Stimulus Respon
Gambar 2.2 Pembentukan Citra Sumber: Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Relation
a Stimulus adalah rangsangan kesan lembaga yang diterima dari
luar untuk membentuk persepsi. Sensasi adalah fungsi alat indera dalam menerima informasi dari langganan.
b Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan
yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. individu
akan memberikan
memberikan makna
terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsangan.
Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif
apabila informasi yang diberikan oleh rangsangan dapat memenuhi kognisi individu.
c Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul apabila individu harus memberikan Citra
Kognisi
Persepsi Sikap
Motivasi
informasi-informasi yang
cukup dapat
mempengaruhi perkembangan kognisinya.
d Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti
yang diinginkan oleh pemberi rangsangan. Motif adalah keadaan dalam peribadi seseorang yang mendorong keinginan, individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. e
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpesepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, situasi, ide, atau nilai, sikap
bukan perilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu, sikap mempunyai dara pendorong atau
motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan
diinginkan, sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap juga dapat
diperhitungkan atau diubah. f
Tindakan adalah akibat atau respon individu sebagai organism terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya
maupun lingkungannya. g
Respons atau tingkah laku adalah tindakan-tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap rangsangan atau stimulus.
5
Proses ini menunjukan bagaimana yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respon. Stimulus atau rangsangan
yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsangan
5
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Realtion, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010, h. 99.
ditolak maka proses selanjutnya tidak akan berjalan. Sebaliknya, jika rangsangan itu diterima oleh individu, berarti terdapat perhatian dari
individu, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan
tanggapan, pendapat, sikap atau perilaku tertentu dari publik mengenai organisasi. Tanggapan, pendapat, sikap atau perilaku tersebut dapat berupa
dukungan, kepercayaan, pengertian, dan penerimaan terhadap suatu organisasi atau instansi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa informasi yang disampaikan oleh humas atau yang lazim disebut public relation dalam sebuah organisasi atau instansi dapat
membentuk persepsi dan citra dimata publik.