Peran Lembaga Dakwah LANDASAN TEORI

badan atau organisasi yang bermaksud melakukan sesuatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. 9 Robert M. MacIver 1937 dalam bukunya Society: A Textbook of sociology mengartikan lembaga sebagai satu prosedur yang mapan untuk mengatur hubungan antar manusia sesuai dengan karakteristik aktivitas dalam satu kelompok. 10 Earl Babbie 1982 dalam bukunya Understanding Sosiology memahami bahwa lembaga adalah sekelompok kesepakatan sosial yang saling terkait dalam satu kehidupan sosial masyarakat. 11 Dalam pengertian lain, menurut Horton dan Hunt 1987, yang dimaksud dengan lembaga sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. 12 Tujuan utama diciptakannya lembaga sosial, selain untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Berdasarkan pemaparan mengenai lembaga di atas, dapat disimpulkan bahwa lembaga adalah suatu sistem norma yang mengatur perilaku dan tata hubungan masyarakat sosial sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat. 9 Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, Cet ke-7, h.512. 10 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, Tangerang, Mitra Sejahtera, 2008, Cet ke-1, h. 66. 11 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 67. 12 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, h. 216. Sedangkan pengertian dakwah dilihat dari segi bahasa kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk masdar dari kata د ةوع - ءاعد - وعدي - اعد yang diartikan sebagai mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. 13 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dakwah adalah: “penyiaran agama dan pengembangannya dikalangan masyarakat; seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.” 14 Secara terminologi, terdapat banyak tentang definisi dakwah Syeikh Ali Makhfudz dalam kitabnya Hidatul Mursyidin mendefinisikkan dakwah sebagai: “Suatu kegiatan mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan mencegah kepada perbuatan munkar agar dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.” 15 Selain itu H.M. Arifin menguraikan bahwa dakwah adalah kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam upaya mempengaruhi orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur paksaan. 16 Berdasarkan uraian pengertian dakwah tersebut dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu kegiatan menyeru atau mengajak manusia 13 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al- Qur’an, Bandung: CV Pustaka Setia, 2002, Cet ke-1, h. 39. 14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 232. 15 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, Cet ke-1, h. 2. 16 Hasanudin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet ke-1, h. 40. kejalan yang penuh dengan kebaikan dengan penuh kesadaran agar mampu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dari pengertian lembaga dan dakwah di atas dapat diketahui sistem operasionalnya, bahwa pengertian lembaga dakwah yang dimaksud lebih mengarah kepada sebuah organisasi yang memiliki tujuan bersama untuk melakukan dan mengarahkan manusia kepada sistem norma dan nilai yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan definisi lembaga dakwah secara konseptual menurut para ahli. a M. Munir dan Wahyu Ilaihi Lembaga dakwah atau organisasi dakwah merupakan kumpulan manusia yang berserikat yang memiliki tujuan bersama untuk mengajarkan dan menyampaikan ajaran Islam secara komprehensif kepada umat agar mereka memahami dan menyakini kebenarannya yang mutlak, sehingga ajaran Islam mampu mempengaruhi pandangan hidup, sikap batin, dan tingkah lakunya. 17 b Abdul Rosyad Shaleh Lembaga dakwah adalah rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokan pekerjaan 17 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009, h.83. yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja antara satuan-satuan petugasnya. 18 Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa lembaga dakwah adalah suatu wadah atau kelompok masyarakat yang terikat dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama untuk mengajarkan serta menyampaikan ajaran agama Islam secara menyeluruh. 3. Fungsi Lembaga Dakwah Sebagai sebuah wadah yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Lembaga dakwah memiliki beberapa fungsi. Adapun fungsi lembaga dakwah tersebut antara lain: a Mewujudkan masyarakat Islami b Memasyarakatkan Islam dengan sumber murni Al-Qur‟an dan As- Sunnah c Memberikan pedoman pada masyarakat muslim bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dan berkembang dalam masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok mereka. d Memberikan pegangan kepada masyarakat dalam melakukan pengendalian sosial menurut sistem tertentu yakni sistem pengawasan tingkah laku para anggotanya. e Menjaga keutuhan masyarakat. 19 18 Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1986, Cet ke- 2, h. 77. 19 Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam Di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, Cet ke-1, h. 2. 4. Klasifikasi Lembaga Dakwah Berdasarkan keputusan Menteri Agama No. 6 tahun 1979 tentang susunan organisasi Departemen Agama, lembaga dakwah adalah semua organisasi Islam baik yang sifatnya lokal, berlevel daerah atau nasional. Secara terperinci, dalam keputusan Menteri Agama tersebut dijelaskan bahwa lembaga dakwah meliputi 4 empat kelompok organisasi, yaitu; badan-badan dakwah, majelis taklim, pengajian-pengajian, organisasi kemakmuran masjid. 20 1 Badan-badan dakwah Badan dakwah adalah organisasi Islam yang bersifat umum, yang memungkinkan melaksanakan berbagai kegiatan seperti masalah pendidikan, ekonomi, keterampilan, sosial, dan lain-lain. badan-badan dakwah terdiri dari 5 lima tipe, yaitu: a Badan dakwah induk seperti: Nahdlatul Ulama, Muhammadiya, Persis, ICMI, dan semacamnya. b Badan dakwah wanita seperti: Aisyiyah, Muslimat Nu, Fatayat Nu, dan semacamnya. c Badan dakwah pemuda mahasisiwa dan pelajar seperti: HMI, Pemuda Muhammadiyah, dan semacamnya. d Badan dakwah khusus seperti P3M. e Badan dakwah remaja masjid seperti: RISKA, RISMA, dan JISC. 20 Hasanuddin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Press, 2005, Cet ke-1, h.129. 2 Majelis-majelis taklim Majelis taklim adalah organisasi penyelenggara pendidikan non formal dibidang agama Islam untuk orang dewasa, dibeberapa daerah sering disebut juga dengan nama pengajian. 3 Pengajian-Pengajian Lembaga ini merupakan forum pendidikan non formal agama Islam untuk tingkat anak-anak, dewasa ini popular dengan sebutan Taman Pendidikan Anak Al- Qur‟an TPA, TK Al-Qur‟an, dan sejenisnya. 4 Organisasi kemakmuran masjid dan mushola Organisasi ini dibentuk untuk mengelola dan melaksanakan berbagai kegiatan dalam masjid atau mushola seperti pendidikan perpustakaan, kesehatan, dan koperasi.

D. Pembinaan Keagamaan

1. Pengertian Pembinaan Keagamaan Ditinjau dari segi bahasa pembinaan keagamaan terdiri dari dua kata yaitu pembinaan dan keagamaan. Pembinaan merupakan asal kata dari kata “bina”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan berarti “pembaharuan atau penyempurnaan” dan “usaha” tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 21 Menurut Hediyat Soetopo dan Westy Soemanto, bahwa pembinaan adalah menunjuk pada suatu kegiatan yang mempertahankan dan 21 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet ke-3, h. 152. menyempurnakan apa yang telah ada. 22 Adapun pengertian pembinaan menurut Dzakiah Daradjat yaitu: “Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab, dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan, suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras. Pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan bakat, keinginan dan prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan dan mengembangkan kearah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.” 23 Pembinaan dan pengembangan masyarakat yang dilakukan Rasulullah SAW, pada dasarnya merupakan suatu proses yang sistematis dalam upaya menciptakan masyarakat yang bermoral, pembinaan dan pengembangan tersebut dirumuskan kedalam tiga tahap yakni; pertama, tahap perintisan dan pembentukan takwin, kedua, tahap pembinaan dan penataan tanzhim, ketiga, tahap pelepasan dan kemandirian yang dibina tawdi’. 24 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan atau mengembangkan potensi seseorang atau kelompok masyarakat untuk merubah kehidupan sosial ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Setelah mengetahui beberapa definisi mengenai pembinaan, penulis mencoba menjelaskan beberapa pengertian mengenai agama dari sudut pandang bahasa dan istilah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 22 Aat Syafaat, dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 154. 23 Dzakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang,1976, Cet ke-15, h. 36. 24 Istilah- istilah ini diperkenalkan oleh Amrullah Ahmad dalam bukunya Dakwah Islam Sebagai Ilmu, dikutip oleh Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al- Qur’an, h. 188. agama berarti kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan. 25 Menurut Harun Nasution kata agama dikenal juga dengan kata din dalam bahasa arab, dan religi dalam bahasa Eropa. Ada yang berpendapat bahwa agama terdiri dari dua kata, a berarti tidak dang am berarti pergi, jadi agama berarti tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun- temurun. Pendapat lain mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Selanjutnya dikatakan bahwa agama berarti tuntunan. Karena memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi pemeluknya. 26 Masih dalam buku yang sama, menurut Sultan Takdir Alisjahbana agama adalah suatu sistem kelakuan dan penghubung manusia yang berpokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuatan dan kegaiban yang tiada terhingga luas, dalam, dan mesranya disekitarnya, sehingga member arti kepada hidupnya dan kepada alam semesta yang mengelilinginya. Parsudi Suparlan mengkhususkan pengertian agama adalah suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasikan dan member respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. 25 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet ke-3, h. 9. 26 Amsal Bakhtiar, Fisafat Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, Cet ke-1, h. 10.

Dokumen yang terkait

Makna Radikalisme Bagi Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya (Studi Fenomenologi Mengenai Makna Radikalisme Bagi Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya)

1 17 84

Pandangan front pembela islam tentang kedudukan komplikasi hukum islam pasca undang-undang nomor 12 tahum 2011

3 31 114

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Kontruksi Pemberitaan Atas Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) Terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). (Studi Analisis Framing Pemberitaan Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) ter

0 2 19

KESIMPULAN DAN SARAN Kontruksi Pemberitaan Atas Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) Terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). (Studi Analisis Framing Pemberitaan Aksi Kekerasan Front Pembela Islam (FPI) terhadap

0 3 11

STRATEGI DAKWAH KULTURAL MUHAMMADIYAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM Strategi Dakwah Kultural Muhammadiyah Dalam Mengimplementasikan Nilai – Nilai Pendidikan Islam Di Masyarakat (Studi Empirik Pengurus Ranting Muhammadiyah Kelur

0 4 17

STRATEGI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN BERBASIS KEAGAMAAN PADA ORGANISASI KEMASYARAKATAN : Penelitian Fenomenologis Terhadap Front Pembela Islam (FPI) di Kabupaten Purwakarta.

0 1 54

KONSTRUKSI KEKERASAN SOSIAL FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DI MEDIA MASSA.

0 0 2

Gerakan Front Pembela Islam (FPI)di Pasuruan tahun 2015-2017.

0 2 93

DAKWAH GERAKAN ISLAM RADIKAL : STUDI MODEL DAKWAH FRONT PEMBELA ISLAM KECAMATAN PACIRAN LAMONGAN.

0 1 54

KONTSRUKSI GERAKAN ISLAM FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DI KOTA MAKASSAR

0 0 89