Status Kebersihan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian
juga menyebutkan bahwa efek dari rokok tidak mempengaruhi saliva pada laju aliran salivanya. Hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa tidak ada
perbedaan bermakna antara laju aliran saliva perokok dan non perokok Mann-Whitney p=0,241, dengan perbandingan nilai median laju aliran
saliva perokok 0,24 mlmenit lebih rendah dari pada non-perokok 0,3 mlmenit. Riwayat keluhan mulut kering pada subjek perokok lebih sering
didapatkan dari pada subjek non perokok Chi square p=0,017, namun tidak diikuti dengan penurunan laju aliran saliva. Kemungkinan keluhan mulut
kering yang dapat terjadi pada subjek perokok merupakan keluhan subjektif masing-masing individu, dibuktikan dengan tidak terdapat perbedaan laju
aliran saliva yang bermakna pada kelompok dengan keluhan mulut kering dan kelompok yang tidak memiliki keluhan mulut kering.
Hasil penelitian saat ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Palomares et al. di Spanyol dan Khan et al. di Pakistan bahwa tidak terdapat
perbedaan laju aliran saliva yang bermakna pada perokok dan non perokok .
Penelitian serupa yang dilakukan di Indonesia oleh Pangestu et al. melaporkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan laju aliran saliva yang
bermakna di kelompok perokok 0,318 mlmenit dibandingkan non-perokok 0,333 mlmenit. Penurunan volume dan pH hanya terjadi pada kelompok
perokok usia lanjut lebih dari 60 tahun dibandingkan dengan perokok usia kurang dari 60 tahun yang dibuktikan oleh Hidayani et al. dalam
penelitiannya. Hasil penelitian yang telah dilaporkan tersebut menunjukkan bahwa efek rokok tidak mempengaruhi produksi saliva pada kuantitas saliva
dan laju aliran saliva, karena laju aliran saliva tidak hanya ditentukan oleh stimulus pada reseptor-reseptor rongga mulut yang diasumsikan mengalami
kerusakan akibat rokok. Laju aliran saliva juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal maupun internal, baik dari penghantaran impuls oleh saraf
atau fungsi dari sel kelenjar itu sendiri.
10,11,12,47,48
Hasil berbeda ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Rad et al. di Iran dan Singh et al. di India yang menyebutkan bahwa toksin-toksin
rokok juga dapat mempengaruhi produksi saliva, pada laju aliran saliva dan pH. Penelitian yang dilakukan oleh Kanwar et al. di India menyebutkan
bahwa terdapat penurunan signifikan laju aliran saliva pada pria perokok 0,35 mlmenit, pria pengunyah tembakau 0,26 mlmenit dibandingkan non
perokok 0,45 mlmenit.
8,9,49
Penelitian ini
memang menunjukkan
bahwa rokok
tidak mempengaruhi produksi saliva pada kuantitasnya, namun terdapat
kemungkinan bahwa
rokok dapat
mempengaruhi kualitas
saliva. Kemungkinan efek rokok yang mempengaruhi kualitas saliva ini dapat dilihat
dari efek rokok yang menyebabkan rendahnya status kebersihan gigi dan mulut perokok, sedangkan saliva merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi status kebersihan gigi dan mulut. Laporan penelitian yang dilakukan oleh Syifa, Nasution, dan Syahli dengan responden yang sama
menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada derajat keasaman pH, protein total dan kalsium saliva kelompok perokok dibandingkan non-
perokok, yang menunjukkan bahwa konsumsi rokok dapat mempengaruhi kualitas saliva.
54,55,56
1.3.Aspek Keislaman
Efek rokok yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit dalam tubuh dan dapat berujung pada kematian membuktikan bahwa sudah sepatutnya
untuk menghindari konsumsi rokok dengan kandungan bahan-bahan kimia yang berbahaya di dalamnya. Pedoman agama islam Al-
qur’an dan hadits juga memaparkan dengan cukup jelas mengenai larangan untuk
mencelakakan diri sendiri maupun orang lain, sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 195:
Artinya: “Dan belanjakanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri pada kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang berbuat baik” Q.S. Al-
baqarah: 195