Kesehatan dan Kebersihan Gigi dan Mulut

Periapical abses, dan yang lainnya. Senyawa kimia rokok akan merusak jaringan lunak mukosa rongga mulut, sehingga pada perokok lebih banyak ditemukan penyakit-penyakit rongga mulut. Pada beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa efek rokok dapat menurunkan komponen-komponen dalam saliva yang dapat berpengaruh pada keberadaan spesies candida, yang artinya merokok memiliki peranan penting dalam peningkatan spesies Candida yang dapat menyebabkan candidiasis oral dengan manifestasi klinis berupa eritema, plak, angular selitis, dan sariawan. Walaupun efek rokok pada candidiasis masih dalam kontroversi, namun 83 dari penderita candidiasis merupakan perokok berat. 6,8,45 Perubahan pada mukosa rongga mulut merupakan iritasi akibat efek dari toksik yang ditimbulkan rokok paling sering terjadi pada mukosa buccal disusul dasar rongga mulut. Perubahan atau lesi yang terjadi pada rongga mulut dapat menjadi lesi awal dan dapat berkembang menjadi keganasan rongga mulut. 46

2.1.5. Efek Rokok terhadap Saliva

Efek rokok pada beberapa bagian tubuh tidak hanya akibat bahan kimia yang terkandung di dalam rokok itu sendiri, namun komponen panas dan senyawa-senyawa hasil pembakaran rokok tersebut pun dapat mempengaruhi fungsi normal sel. Rongga mulut menjadi organ tubuh yang pertama terpapar oleh rokok dan asapnya, sehingga rokok juga dapat mempengaruhi fungsi normal sel yang terdapat dalam rongga mulut termasuk saliva sebagai cairan yang terdapat di dalam rongga mulut. 8,9,47 Pada penelitian Rad et al. menyebutkan bahwa merokok dapat menurunkan jumlah saliva yang berfungsi sebagai pelindung mukosa rongga mulut dan juga mengandung antibakteri. Kanwar et al. juga menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara laju aliran saliva perokok dan non-perokok, terlebih pada perokok yang telah mengkonsumsi rokok dalam waktu yang cukup lama. Konsumsi rokok yang lama juga dapat mengurangi sensitivitas dari reseptor rongga mulut, sehingga refleks stimulasi sekresi saliva juga akan menurun dan akan berdampak pada penurunan laju sekresi saliva. 8,9 Senyawa aldehid yang terdapat dalam rokok ataupun asap rokok dapat langsung merusak sel, dan juga dapat mempengaruhi pH pada saliva. Komponen rokok yang bersifat asam dapat merusak system buffer bikarbonat dan menyebabkan kehilangan bikarbonat yang cukup banyak sehingga akan didapatkan derajat keasaman pada cairan saliva yang meningkat. 8 Rokok yang mengandung radikal bebas juga dapat merusak protein-protein yang terdapat pada permukaan sel. Kolte et al. juga melaporkan bahwa kadar protein total, magnesium, dan fosfor saliva yang menurun pada perokok yang menderita periodontis atapun yang tidak menderita periodontis, jika dibandingkan dengan non-perokok. Namun, berbeda dengan laporan dari Laine et al. yang menyebutkan bahwa terdapat peningkatan protein total, sodium dan potasium akibat konsumsi rokok. Efek dari konsumsi rokok yang dapat menyebabkan kerusakan sel- sel pada beberapa organ dalam rongga mulut dapat mempengaruhi komponen-komponen yang terkandung di dalam saliva seperti enzim amilase, laktat dehidrogenase, dan asam fosfatase pada penelitian yang dilakukan oleh Negler et al. 48,49,50

2.1.4. Kerangka Teori

Variabel bebas Variabel terikat Variabel perancu