lactose  intolerance ,  malabsorpsi  dari  vitamin  A  dan  nutrisi  lainnya.
Hepatobiliary dan  pancreatic  ascariasis  terjadi  sebagai  akibat  masuknya
cacing  dewasa  dari  dudenum  ke  orificium  ampullary  dari  saluran empedu,timbul  kolik  empedu,  kolesistitis,  kolangitis,  pankreatitis  dan  abses
hati Holland, 2002. Pada infeksi T.trichiura yang berat gambaran klinisnya berupa anemia
berat,  diare  bercampur  darah,  sakit  perut,  mual,  muntah,  serta  prolapsus rectum.  Cacing  ini  memasukkan  kepalanya  ke  dalam  mukosa  usus  hingga
terjadi  trauma  yang  menimbulkan  iritasi  dan  peradangan  mukosa  usus, sehingga  mudah  terinfeksi  oleh  Entamoeba  histolityca,  Shigella,  dan  bakteri
lain.  Pada  tempat  perlekatannya  dapat  menimbulkan  perdarahan  Zulkoni, 2010.
Pada  infeksi  Hookworm,  akan  timbul  rasa  gatal  pada  tempat  larva menembus kulit. Cacing dewasa di rongga usus halus selain menghisap darah
juga  menyebabkan  perdarahan  pada  luka  tempat  bekas  isapan.  Kehilangan darah  yang  kronik  ini  menyebabkan  terjadinya  anemia  defisiensi  zat  besi.
Kehilangan  protein  secara  kronik  akibat  infeksi  cacing  tambang  dapat menyebabkan hipoproteinemia dan anasarka Crompton, 2002.
2.3. Status Gizi
Status  gizi  adalah  keadaan  tubuh  sebagai  akibat  konsumsi  makanan dan  penggunaan  zat-zat  gizi.  Kata  gizi  tidak  hanya  dikaitkan  dengan
kesehatan tapi juga dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan  perkembangan  otak,  kemampuan  belajar  dan  produktivitas  kerja
Almatsier, 2009. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 empat penilaian, yaitu Supariasa, 2002.
1. Antropometri
Secara  umum  antropometri  adalah  ukuran  tubuh  manusia. Antropometri  gizi  berhubungan  dengan  berbagai  pengukuran  dimensi  tubuh
dan  komposisi  tubuh  dari  berbagai  tingkat  umur  dan  tingkat  gizi. Antropometri  digunakan  untuk  melihat  ketidak  seimbangan  asupan  protein
Universitas Sumatera Utara
dan  energi.  Ketidak  seimbangan  ini  terlihat  pada  pertumbuhan  fisik  dan jaringan tubuh.
2. Klinis
Pemeriksan  klinis  adalah  metode  yang  penting  untuk  menilai  status gizi  masyarakat.  Metode  ini  didasarkan  atas  perubahan-perubahan  yang
terjadi  di  jaringan  atau  organ  yang  dekat  permukaan  tubuh,  dihubungkan dengan ketidak cukupan gizi.
3. Biokimia
Penilaian  status  gizi  dengan  biokimia  adalah  pemeriksaan  yang  diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
4. Biofisik
Penentuan  status  gizi  secara  biofisik  adalah  dengan  melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur.
Penilaian status gizi secara tidak langsung, antara lain Supariasa, 2002. 1.
Survei konsumsi makanan Yaitu metode penilaian dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi. 2.
Statistik Vital Merupakan  pengukuran  dengan  menganalisis  data  beberapa  statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3. Faktor Ekologi
Faktor  ekologi  seperti  iklim,  tanah,  irigasi  dan  lain-lain  dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi.
Penentuan  status  gizi  berdasarkan  pemeriksaan  antropometri  adalah dengan  melihat  proporsi  berat  badan  menurut  tinggi  badan.  Berat  badan
menurut  tinggi  badan  akan  memberikan  informasi  tentang  pertumbuhan  dan status  gizi  pada  anak.  Berat  badan  merupakan  penghitungan  rata-rata  dari
status  gizi  secara  umum    yang  memerlukan  data  lain  seperti  umur,  jenis kelamin,  dan  tinggi  badan  untuk  menginterpretasikan  data  tersebut  secara
Universitas Sumatera Utara
optimal.  Berat  badan  menurut  tinggi  badan  lebih  akurat  dalam  menetapkan dan mengklasifikasikan status gizi pada anak Pulungan, 2010.
Grafik  pertumbuhan  yang  digunakan  sebagai  acuan  adalah  grafik Centers for Desease Control
CDC 2000.  Berat badan menurut tinggi badan dihitung  dengan  membagi  berat  badan  aktual  dengan  berat  badan  ideal  dan
dikalikan  dengan  100.  Berat  badan  ideal  di  dapat  dengan  menggunakan grafik CDC 2000. Berdasarkan grafik CDC 2000, status gizi dibagi menjadi 5
kelompok Sjarif, 2011.
Tabel 2.1. Penentuan status gizi berdasarkan grafik CDC 2000
Status Gizi BBTB  median
Obesitas Overweight
Normal Gizi Kurang
Gizi Buruk 120
110 90
70 – 90 70
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang digunakan secara
efisien,  sehingga  memungkinkan  pertumbuhan  fisik,  perkembangan  otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.
Status  gizi  kurang  terjadi  bila  tubuh  mengalami  kekurangan  satu  atau  lebih zat  gizi  esensial.  Status  gizi  lebih  terjadi  bila  tubuh  memperoleh  zat  gizi
dalam  jumlah  berlebihan  sehingga  menimbukan  efek  toksik  atau membahayakan.  Pada  status  gizi  kurang  maupun  gizi  lebih  terjadi  gangguan
gizi.  Gangguan  gizi  disebabkan  oleh  faktor  primer  atau  sekunder.  Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau
kualitas  yang  disebabkan  oleh  kurangnya  penyediaan  pangan,  kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah. Faktor sekunder meliputi semua
faktor  yang  menyebabkan  zat  gizi  tidak  sampai  di  sel-sel  tubuh  setelah makanan  dikonsumsi.  Faktor  yang  mengganggu  absorbsi  zat  gizi  adalah
adanya  parasit  di  saluran  pencernaan,  penggunaan  laksan.  Faktor  yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi  metabolisme  dan  utilisasi  zat  gizi  adalah  penyakit  hati, kanker,  diabetes  melitus.  Faktor  yang  mempengaruhi  ekskresi  sehingga
banyak kehilangan zat gizi adalah polyuria, banyak keringat dan penggunaan obat Almatsier, 2009.
2.4. Prestasi Belajar