Prestasi Belajar TINJAUAN PUSTAKA

mempengaruhi metabolisme dan utilisasi zat gizi adalah penyakit hati, kanker, diabetes melitus. Faktor yang mempengaruhi ekskresi sehingga banyak kehilangan zat gizi adalah polyuria, banyak keringat dan penggunaan obat Almatsier, 2009.

2.4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan lain-lain Asnawi, 2012. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu: Syah, 2005. 1. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri siswa yaitu kondisi jasmani fisik dan rohani psikologis. Keadaan yang sehat, segar, serta kuat akan memberikan hasil belajar yang baik. Faktor psikologis juga mempengaruhi prestasi belajar adalah inteligensia, bakat, minat, motivasi, dan perhatian. 2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga setiap siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya yang diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Kualitas guru, metode belajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, dan lain-lain turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Lingkungan masyarakat disekitar siswa sangatlah berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa akan tertarik untuk berbuat seperti yang dilakukan orang-orang disekitarnya. Untuk menilai prestasi belajar siswa dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM setelah menerima rapor yaitu setelah ujian sekolah dan pengolahan nilai oleh guru dalam rapor untuk menentukan nilai ketuntasan belajar siswa. Kriteria untuk nilai KKM ini berdasarkan ketetapan Universitas Sumatera Utara dari pihak sekolah, yaitu “kurang” jika tidak semua mata pelajaran mencapai nilai KKM, dan “baik” jika semua mata pelajaran mencapai KKM PPRI Nomor 19 Tahun 2005. Hal ini sesuai dengan petunjuk Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP Tahun 2006 yang menyangkut masalah Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang dipandang perlu bagi setiap sekolah untuk menentukan KKM nya masing-masing sesuai dengan keadaan sekolah tersebut. Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah.Adapun rambu-rambu yang dimaksud adalah Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. 1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran. 2. KKM ditetapkan oleh forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP sekolah. 3. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-100, atau rentang nilai yang sudah ditetapkan. 4. Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 5. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kriteria ideal sesuai kondisi sekolah 6. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendukung. 7. KKM dapat dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa LHBS sesuai model yang ditetapkan atau dipilih sekolah.

2.5. Dampak Kecacingan Secara kumulatif, infeksi cacing dapat menimbulkan kerugian zat