Gejala Klinis Infeksi Cacing STH

Gambar 2.3. Siklus hidup Hookworm

2.2. Gejala Klinis Infeksi Cacing STH

Migrasi larva STH menimbulkan reaksi pada jaringan yang dilaluinya. Misalnya larva A.lumbricoides yang mati saat migrasi melalui hepar dapat menimbulkan eosinophilic granuloma, di paru-paru migrasi antigen larva menimbulkan infiltrat eosinofil, dan gangguan saat larva berada di paru yang disebut sindrom Loeffler dengan gejala batuk, sesak nafas, nyeri pada bagian subternal, demam dan kadang dapat dijumpai sputum yang bercampur darah. Beberapa gejala pada kulit seperti pruritus, eritema, ditemukan saat terjadi migrasi larva hookworm Bethony, 2006. Gangguan yang disebabkan oleh cacing dewasa biasanya muncul jika terdapat cacing dalam jumlah yang cukup besar. Cacing A.lumbricoides menghisap karbohidrat dan protein. Terdapatnya cacing A.lumbricoides dewasa dalam jumlah yang besar di usus halus dapat menyebabkan abdominal distension dan rasa sakit. Keadaan ini juga dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara lactose intolerance , malabsorpsi dari vitamin A dan nutrisi lainnya. Hepatobiliary dan pancreatic ascariasis terjadi sebagai akibat masuknya cacing dewasa dari dudenum ke orificium ampullary dari saluran empedu,timbul kolik empedu, kolesistitis, kolangitis, pankreatitis dan abses hati Holland, 2002. Pada infeksi T.trichiura yang berat gambaran klinisnya berupa anemia berat, diare bercampur darah, sakit perut, mual, muntah, serta prolapsus rectum. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus, sehingga mudah terinfeksi oleh Entamoeba histolityca, Shigella, dan bakteri lain. Pada tempat perlekatannya dapat menimbulkan perdarahan Zulkoni, 2010. Pada infeksi Hookworm, akan timbul rasa gatal pada tempat larva menembus kulit. Cacing dewasa di rongga usus halus selain menghisap darah juga menyebabkan perdarahan pada luka tempat bekas isapan. Kehilangan darah yang kronik ini menyebabkan terjadinya anemia defisiensi zat besi. Kehilangan protein secara kronik akibat infeksi cacing tambang dapat menyebabkan hipoproteinemia dan anasarka Crompton, 2002.

2.3. Status Gizi