Karakteristik Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Penelitian

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang bersekolah di SDN 102052 Bagan Kuala Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 159 anak. Jumlah seluruh siswa SDN 102052 Bagan Kuala adalah sebanyak 185 anak, tetapi yang bersedia mengikuti seluruh rangkaian pemeriksaan untuk penelitian ini hanya sebanyak 159 anak. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden laki-laki lebih banyak dari responden perempuan, yaitu laki-laki sebanyak 87 anak 54,7 , perempuan sebanyak 72 anak 45,3 . Usia responden diketahui antara 6-14 tahun, dengan rerata usia anak adalah 9,58 SD 2,25. Kelompok usia 6-10 tahun sebanyak 101 anak 63,5 dan kelompok usia 11-14 tahun sebanyak 58 anak 36,5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 159 anak SDN Bagan Kuala yang dilakukan pemeriksaan feses secara laboratorium didapatkan sebanyak 125 anak 78,6 positif terinfeksi STH, dan sebanyak 34 anak 21,4 negatif terinfeksi STH. Anak laki-laki yang terinfeksi STH berjumlah 70 anak 56 dan anak perempuan yang terinfeksi STH berjumlah 55 anak 44. Dari 125 anak yang positif terinfeksi STH ini dengan rincian infeksi berdasarkan jenis cacing yaitu infeksi cacing A.lumbricoides sebanyak 111 anak 69,8 , infeksi cacing T.trichiura sebanyak 100 anak 62,9 , dan tidak dijumpai adanya infeksi hookworm. Intensitas infeksi STH pada anak SDN 102052 Bagan Kuala yang terbanyak adalah infeksi dengan intensitas sedang, yaitu sebanyak 70 anak 63,1 pada infeksi cacing A.lumbricoides, dan 58 anak 58 pada infeksi cacing T.trichiura. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Karakteristik Penelitian No Karakteristik Responden n 1. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 87 72 54,7 45,3 2. Umur 6-10 tahun 11-14 101 58 63,5 36,5 3. Infeksi STH positif negatif 125 34 78,6 21,4 4. Infeksi STH berdasarkan jenis kelamin Laki-laki Perempuan 70 55 56 44 5. Infeksi STH berdasarkan jenis cacing Tunggal: A.lumbricoides T.trichiura Campuran A.lumbricoides + T.trichiura 25 14 86 20 11,2 68,8 6. Infeksi STH berdasarkan intensitas infeksi A.lumbricoides Ringan Sedang Berat 28 70 13 25,2 63,1 11,7 T.trichiura Ringan Sedang Berat 33 58 9 33 58 9 7. Status gizi Obesitas Overweight Normal Gizi Kurang Gizi Buruk 6 11 79 63 - 3,8 6,9 49,7 39,6 - 8. Nilai rapor Baik Kurang 107 52 67,3 32,7 Universitas Sumatera Utara Data hasil pengukuran perbandingan berat badan aktual anak dengan berat badan ideal anak menurut umur dan jenis kelamin berdasarkan grafik CDC 2000 diolah untuk kemudian ditentukan status gizinya. Hasil analisa status gizi anak menunjukkan bahwa ada 63 anak 39,6 memiliki status gizi kurang, 79 anak 49,7 dengan status gizi normal, sebanyak 11 anak 6,9 dengan status gizi overweight, dan ada 6 anak 3,8 dengan status gizi obesitas. Nilai rapor anak dilihat dari nilai KKM dari rapor yang terakhir. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa anak yang mempunyai nilai rapor yang baik, yaitu sebanyak 107 anak 67,3, dan anak yang mempunyai nilai rapor kurang sebanyak 52 anak 32,7. Hasil penelitian ini mendapatkan angka prevalensi STH pada anak sekolah dasar di desa Bagan Kuala jauh lebih tinggi daripada angka kecacingan Kabupaten Serdang Bedagai 2008 yaitu sebesar 50. Tingginya prevalensi STH pada anak sekolah dasar di desa Bagan Kuala ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang buruk serta perilaku higiene anak yang kurang memperhatikan kesehatan. Chaudhry 2004 menyatakan bahwa tingginya prevalensi infeksi cacing usus berhubungan dengan kemiskinan, higiene pribadi dan lingkungan yang buruk, kurangnya pelayanan kesehatan, fasilitas sanitasi atau jamban dan sumber air bersih yang tidak ada atau tidak memadai. Penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu 2004 pada anak sekolah dasar di desa Suka juga menemukan prevalensi kecacingan yang cukup tinggi yaitu sebesar 89,7. Berbeda dengan hasil penelitian Lalandos 2008 pada anak sekolah dasar di Menado didapatkan prevalensi STH sebesar 11,3. Hasil penelitian Ritarwan 2006 di kota Medan menemukan prevalensi A.lumbricoides sebesar 29,2, T.trichiura sebesar 6,3. Hal ini mungkin karena kedua penelitian tersebut dilakukan di perkotaan dimana kondisi higiene dan sanitasi lingkungan lebih baik sehingga angka kecacingannya juga lebih kecil. Hasil penelitian Sayono 2003 yang meneliti infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah pada anak sekolah dasar di perkotaan dan pedesaan di Ungaran yaitu kejadian infeksi STH di perkotaan dan Universitas Sumatera Utara pedesaan berbeda secara signifikan diperoleh prevalensi 14,81 di perkotaan, 65,43 di pedesaan. KEPMENKES no 424 2006 tentang Pedoman Pengendalian Cacingan menyebutkan bahwa prevalensi STH pada anak sekolah dasar berkisar antara 2,2 - 96,3.

4.2. Hubungan Antar Variabel Penelitian