133
Diversifikasi bahan baku berakibat pada terjadinya diversifikasi produk, menyediakan peluang yang lebih terbuka bagi konsumen.
Pada masa sebelum krisis mereka terfokus hanya memproduksi celana kolor, sedangkan pada masa krisis mereka lebih terbuka untuk
memproduksi produk lain sesuai denga bahan baku yang tersedia. Diversifikasi produk ini memberi peluang yang semakin terbuka pula
bagi konsumen.
6. Keterbatasan bahan baku justru menghasilkan inovasi produk
Keterbatasan bahan baku yang tersedia bukan permintaan pembeli, tetapi apa adanya sesuai limbah produksi yang dikeluarkan,
hal ini justri memicu daya inovasi pengusaha. Pak I mrori mengatakan pada masa krisis ini mereka membeli bahan baku bagaikan membeli
kucing dalam karung. Pengusaha tidak memiliki kuasa untuk protes atau tidak setuju dengan kain limbah yang tidak jual. Kalau mereka
tidak berminat, mereka hanya dapat memilih membeli atau tidak. Padahal produksi harus tetap berjalan sehingga mau atau tidak mereka
harus membeli salah satu dari bahan baku yang tersedia. Demikian pula dengan pak Abidin yang membuka usaha babak II dengan
memproduksi celana legin karena bahan baku yang tersedia hanyalah kain legin. Ketika ditawarkan kepada pengusaha yang lain, tidak ada
yang berani membeli, karena belum pernah memproduksi kain legin. Pak Abidin dan istrinya akhirnya berkeputusan memproduksi kain lagi
yang belum pernah dilakukan selama ini di Tingkir lor.
Coping strategy tenaga kerja
Curahan waktu dari tenaga kerja keluarga semakin tinggi.
Pada masa krisis ini, tenaga kerja yang bersumber dari anggota keluarga juga berperan penting untuk menekan biaya produksi
sehingga lebih efisien dengan curahan waktu kerja yang semakin tinggi. Sebelum krisis sebenarnya anggota keluarga sudah memainkan
peran sebagai tenaga kerja, tetapi curahan waktu bekerja mereka belum tinggi. Tadinya sebelum krisis ibu rumah tangga bisa menjahit sambil
134
memasak makan siang, sedangkan pada masa krisis keuangan global ibu rumah tangga lebih fokus menjahit dan tidak meninggalkan
pekerjaan menjahitnya untuk memasak. Pada masa krisis anggota keluarga bangun jam 3 pagi dan bekerja hingga jam 1 malam, padahal
sebelum krisis mereka hanya bekerja sampai jam 9 malam.
Curahan waktu kerja yang tinggi diharapkan dapat menghemat pada biaya karyawan, karena gaji dihitung berdasarkan banyaknya
jahitan yang dihasilkan. M enurut ibu Abidin, bila beliau bisa menjahi 20 celana saja di waktu malam, maka beliau telah berhemat kurang
lebih gaji untuk seorang karyawan dalam sebulan. Karena itu beliau selalu bersemangat untuk terus bekerja di malam hari meskipun sudah
lelah bekerja seharian.
1. Pada masa krisis pengusaha menerima karyawan dari para ibu