126
usaha konveksi yang sempat mati suri selama 6 tahun. Tahun 2010 di masa akhir krisis global, pak Abidn memulai babak ke-2 usaha
konveksi keluarganya.
3. M enjual aset untuk membuka usaha baru dan melanjutkan
usaha M embuka usaha baru di masa krisis global bukan hal yang
mudah karena terjadi di tengah kenaikan harga bahan baku namun tetap harus dilakukan oleh pengusaha. Pak Abidin yang migran ke
Arab selama 6 tahun, tidak memiliki banyak tabungan dari pendapatannya sebagai sopir, sehingga menjual aset menjadi pilihan
pak Abidin dan keluarga untuk mendapatkan modal. Aset mobil yang dimilikinya dari hasil usaha konveksi babak I dengan terpaksa harus
dijual. Dengan sedikit tabungan dan hasil penjualan aset, pak Abidin memulai usahanya di babak II.
Pada masa krisis ini, semakin menipisnya keuntungan akibat dari menurunnya produksi dibarengi dengan semakin tingginya
kebutuhan keluarga, sehingga modal usaha terkeruk habis akibatnya pengusaha rela menjual aset yang dimiliki. Hal ini terjadi pada kasus
pak shodiq yang mengalami perlambatan usaha sejak tahun 2003 hingga 2012. Beliau akan melanjutkan usahanya, karena itu menjual
aset yang dimiliki berupa tanah kosong sebesar 5000 M. Aset ini merupakan hasil investasinya dari usaha konveksi di masa lalu.
4. Banting harga sebagai cara cepat dapatkan modal
Banting harga merupakan strategi menjual dengan harga di bawah standar agar produk itu dapat cepat diuangkan sehingga bisa
membayar utang bahan baku. Banting harga ini biasanya terjadi antara pengusaha dengan konsumen yang sudah menjadi pelanggan. Pada saat
banting harga dilakukan, pengusaha tidak lagi memperhitungkan berapa keuntungan yang bisa didapatkan dari penjualan produk.
M ereka menjual sebanyak-banyaknya meski dengan harga murah hingga hasil penjualan mencapai uang yang dbutuhkan untuk
kebutuhan tertentu.
127
Biasanya pengusaha melakukan banting harga pada saat pembayaran utang bahan baku. Pembayaran utang bahan baku menjadi
hal urgen yang harus dipenuhi karena menyangkut keberlanjutan usaha. Ketika pengusaha tidak menjaga kepercayaan pengepul dengan
membayar tepat waktu, jaringan suplai bahan baku bisa terputus. Oleh karena itu, pengusaha rela membanting harga produk semurah
mungkin agar pelanggan mau membeli produk dalam jumlah yang banyak. M enurut penuturan pak Abidin, semua pengusaha di Tingkir
lor sering melakukan banting harga sejak dulu.
5. Jaringan untuk mendapatkan akses modal
Di masa krisis keuangan global, Bank lebih selektif dalam memberikan pinjaman. Dari sekitar 15 unit usaha yang masih eksis,
hanya 3 orang pengusaha yang mendapatkan modal di masa krisis yaitu M bak Ul, Bu Imrori dan Pak Abidin. Hal itu dikarenakan mereka
memiliki Jaringan untuk memperoleh akses modal Bank.
Jaringan ini terbentuk dari keterlibatan mereka pada kegiatan- kegiatan bank untuk usaha kecil. Keterlibatan in membuat mereka
dikenal oleh pihak bank, sehingga ketika pengajuan permintaan pinjaman modal diajukan, bank lebih memberi prioritas bagi mereka
yang sudah dikenal karena keterlibatannya.
Pemberian pinjaman modal bank bagi 3 pengusaha ini, menjadi imun yang memberikan mereka kekebalan dalam menghadapi badai
krisis. Daya imun yang diberikan bank sangat membantu pengusaha untuk menjalankan usaha di masa krisis.
6. Jaringan kekerabatan, akses pinjaman tanpa agunan, tanpa