135
2. Strategi mempertahankan karyawan dengan memberi akses
pinjaman bagi karyawan Dalam masa krisis gaji karyawan tidak bisa dinaikkan sehingga
ada ketidakpuasaan dari karyawan untuk mempertahankan karyawan, pengusaha memberikan akses pinjaman kepada mereka. Beberapa
karyawan dari konveksi Ribel menceritakan kepada penulis tentang ketidakpuasan mereka dengan upah yang mereka dapatkan. Namun
mereka tetap bertahan bekerja di Ribel karena sejak 2009, mereka meminjam uang di koperasi dengan jaminan gaji sebagai karyawan.
Jadi, akses pinjaman yang diberikan pemilik Ribel menjadi ikatan yang membuat karyawan bertahan.
3. Untuk meredam gejolak karyawan, pengusaha memberi modal
tekhnologi kepada karyawannya untuk dibawa pulang ke rumah
Di unit usaha lain, untuk meredam gejolak karyawan, pengusaha memberi modal tekhnologi kepada karyawannya untuk
dibawa pulang ke rumah. Hal ini terjadi pada konveksi milik pak Imrori, yang memberikan peralatan mesin jahit kepada karyawannya
yang sudah bekerja sejak tahun 1995, untuk dibawa pulang ke rumah. M esin jahit itu bisa dipakai untuk menjahit jahitan dari majikannya
yakni pak Imrori dan jahitan lainnya dari orang lain. Dengan demikian pekerja bisa memperoleh penghasilan tambahan dari akses yang telah
diberikan.
Coping Strategy untuk pengolahan kain limbah
1. Strategi efisiensi pengolahan limbah dengan prinsip tak ada
limbah yang tersisa Proses pengolahan kain di masa krisis keuangan global
dilakukan seefisien mungkin dengan prinsip tidak ada limbah yang tersisa pada masa krisis. Efisiensi ini penting supaya pengusaha bisa
menghasilkan produk dengan harga murah. Apalagi ketika usaha kecil
136
konveksi ini mengalami krisis, efisiensi menjadi strategi yang handal untuk menjalankan usaha. Bahan baku yang langkah itu dihargai tiap
jengkalnya. Semuanya diolah menjad produk layak pakai. M as Susilo mengatakan dalam pengolahan mereka selalu berupaya agar semua
limbah dapat terpakai habis. Kalau ada sisa limbah mereka akan mengolahnya menjadi produk tertentu misalnya kesek kaki. Dengan
prinsip pengolahan yang demikian, maka efisiensi akan tercipta.
2. Pemotongan lebih efisien dilakukan dengan mesin pemotong
kain Untuk mempertahankan efisiensi dalam proses pemotongan
kain dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong di masa krisis keuangan global. Pak Abidin salah seorang pengusaha yang
menggunakan mesin
pemotong mengatakan
bahwa dengan
menggunakan mesin tersebut, beliau bisa memotong 100 celana sendiri dalam waktu maksimal 15 menit. Bila pekerjaan ini dipercayakan
kepada karyawan untuk memotong secara manual, dalam waktu 15 menit seorang karyawan hanya bisa memotong 1 kain celana. Daripada
harus membayar 5 karyawan untuk memotong 100 celana dalam waktu 1 minggu, lebih efisien membeli mesin pemotong dalam waktu
singkat bisa menghasilkan ratusan potongan kain. Apalag di masa krisis ketika proses pengolahan harus dilakukan dengan efisien.
3. M engatasi keterbatasan listrik dengan pemakaian alat listrik
secara bergantian Curahan waktu kerja yang panjang hingga malam hari
membutuhkan listrik yang memadai, namun usaha konveksi di Tingkir Lor terbatas daya listriknya sehingga disiasati dengan penggunaan alat
listrik secara bergantian. Apabila ibu sedang menjahit, maka alat pemotong belum dilakukan. Demikian pula sebaliknya pemotongan
dengan mesin dilakukan terlebih dahulu, ketika sudah rampung kemudian dilanjutkan dengan penjahitan. Lampu-lampu yang tidak
diperlukan juga dipadamkan. Alat listrik lain dalam rumah tangga belum dilakukan bila ibu masih melakukan proses penjahitan,
demikian tutur ibu Abidin.
137
4. Pengobrasan untuk meningkatkan kualitas jahitan