Promosi dari mulut ke mulut Sistem pembayaran yang berlaku dalam jaringan pemasaran : Strategi sales untuk memperluas jaringan di Jawa

141 rekening saya, kemudian dia ta’ suruh transfer uangnya. Saya kemudian yang mengurus pengiriman barangnya di tempat yang lumayan murah. Juga kalo lebaran ada sodara orang- orang sini yang pulang dari luar jawa, nah ada yang dari Kalimantan. M ereka kemudian jadi mengambil barang sama saya dan dijual di sana. Strategi pemasaran yang berbasis jaringan memegang peranan untuk meningkatkan melancarkan usaha. Hampir semua pengusaha IK Konveksi di Tingkir Lor membangun jaringan dengan pedagang untuk memasarkan hasil jahitan mereka. Jaringan tersebut menurut istri pak Abidin, cukup mengikat pedagang untuk tetap mengambil dagangan di tempat usaha tertentu yang menurut mereka dirasa sudah cocok. Sehingga para pengusaha mempunyai jaringan pemasaran yang tetap. Pengusaha melakukan produksi tanpa kuatir produknya tidak dipasarkan. Sebaliknya pedagang mendapatkan peluang memperoleh barang dagangan, tanpa harus memiliki modal uang yang besar. Kepercayaan menjadi modal dalam jaringan tersebut. Dengan memperluas jaringan berarti pasar yang dijangkau semakin luas pula, sehingga persaingan karena rebutan pasar bisa diminimalisir, karena pengusaha mempunyai pasar masing-masing.

1. Promosi dari mulut ke mulut

Promosi dilakukan agar banyak orang mengenal usaha konveksi di Tingkir lor beserta produk yang dihasilkanya sehingga pemasarannya semakin luas pada masa krisis keuangan global. Banyak orang di zaman modern menggunakan berbagai media elektronik maupun media tulis dalam mempromosikan sesuatu hal. Namun usaha konveksi di Tingkir lor lebih memilih melakukan promosi dari mulut ke mulut. Promosi dari mulut ke mulut lebih efisien karena tidak mengeluarkan biaya dan lebih efektif dalam tujuan dikenal orang. Promosi dari mulut ke mulut yang dimaksudkan adalah saat dikunjungi konsumen, pengusaha berupaya memberi kesan yang baik. Kesan ini akan diceritakan dari mulut ke mulut kepada orang lain yang merek 142 temui, di daerah manapun. M enurut mbak Ul, promosi yang demikian inilah yang membuat Tingkir lor sudah dikenal sebagai sentra industri kecil konveksi. Bahkan usaha mereka memiliki pasar sampai ke luar Jawa hanya dengan promosi yang sederhana, dari mulut ke mulut.

2. Sistem pembayaran yang berlaku dalam jaringan pemasaran :

barangnya dibawa dulu, bayarnya nanti untuk mengikat pedagang Strategi membawa dulu, dibayar nanti menjadi cara untuk mengikat pedagang tidak berpindah ke lain tempat. Ada kepercayaan yang diberikan pengusaha kepada pedang. Di sisi lain pedagang sangat dibantu untuk tidak perlu memiliki modal untuk mendapatkan barang dagangan. Dengan cara ini pedagang terikat dengan pengusaha, jaringan pemasaran itu berkelanjutan terus. M as Susilo melakukan strategi ini dalam mempertahankan jaringan pasarnya. Demikian halnya dengan pak Abidin dan istrinya, juga menggunakan strategi tersebut.

3. Strategi sales untuk memperluas jaringan di Jawa

Sistem sales digunakan oleh pengusaha untuk memasarkan produknya. Sistem sales ini mengakibatkan pasar yang lancar bagi pengusaha, meskipun keuntungan yang diambil dari masing-masing sales sangat tipis. Sales ini menjual produk mbak Ul sekitar salatiga, Solo, Boyolali dan Ambarawa. M ereka memasarkan dengan cara pembayaran kredit pada kelompok-kelompok pengajian maupun PKK yang berada di desa. Biasanya dibayar 10 kali. Kita pertama kali dibayar untuk sales. ang ke-2 sampai ke-10 disetor ke juragannya, kata mbak Ul. Strategi jaringan sales membutuhan keberanian dan kerelaan dari pengusaha untuk mendapatkan sedikit keuntungan. M enurut M bak Ul pemilik Ribel, biar untungnya kecil tetapi pasarannya lancar, malah lebih baik bagi usahanya. M asing-masing ketua sales anggotanya 20 orang. Setiap anggota bebas mencari anggota sebanyak mungkin. Jika digambarkan jaringan sales mbak Ul demikian : 143 Pengusaha Ket ua sales 1 Pedagang Anggot a sales 1 Konsumen 1 Konsumen 2 , dst nya Pedagang anggot a sales 2 Konsumen 1 Konsumen2 dst nya Pedagang anggot a sales 3 Konsumen 1 Konsumen 2 dst nya Pedagang anggot a sales 13 s d 20 Konsumen 1 Konsumen 2 dst nya Ket ua sales 2 Pedagang anggot a sales 1 Konsumen 1 Konsumen 2 dst nya Pedagang anggot a sales 2 s d 20 Konsumen 1 Konsumen 2 dst nya Gambar 5.3 jaringan sales mbak Ul 144

4. Strategi keberagaman merk

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Coping Strategy Industri Kecil Konveksi di Masa Krisis Keuangan Nasional

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Coping Strategy Industri Kecil Konveksi di Masa Krisis Keuangan Nasional T2 092010006 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Coping Strategy Industri Kecil Konveksi di Masa Krisis Keuangan Nasional T2 092010006 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Coping Strategy Industri Kecil Konveksi di Masa Krisis Keuangan Nasional T2 092010006 BAB IV

0 2 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Coping Strategy Industri Kecil Konveksi di Masa Krisis Keuangan Nasional T2 092010006 BAB VI

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakteristik Online Investor di Indonesia T2 912012006 BAB V

0 1 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wirausaha Migran Makassar di Papua T2 092010004 BAB V

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB V

0 0 48

T2__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Batik antara Icon Nasional dan Social : Studi Kasus Pekerja Rumahan Batik Pekalongan T2 BAB V

0 0 5

T2__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan Islam Tradisional di Pekalongan: Respon Jaringan terhadap Perubahan Sosial T2 BAB V

0 3 32