139
Coping Strategy
di wilayah pemasaran I K Konveksi Tingkir Lor
1. M emperluas jaringan pemasaran
Persaingan pada masa krisis dihadapi pengusaha dengan memperluas jaringan pemasaran mereka hingga ke luar pulau Jawa.
Pasar sebelum masa krisis yang sudah terbentuk adalah sekitar Salatiga. Dengan semakin banyaknya usaha, persaingan merebut pasar yang
sedikit ini. M aka untuk mempertahankan usaha tetap berjalan, maka pasar harus diperluas. Beberapa pengusaha memperluas pasar mereka
ke luar jawa. Pak Imrori dan istrinya setiap 2 minggu sekali mengirim barang ke Kalimantan 2008, Samarinda tahun 2009, Semarang tahun
2008 dan Bali tahun 2009. Ibu Imrori menceritakan bagaimana jaringan pasar mereka diperluas demikian :
di sini kan udah ada dari sulu, dianya ke sini orang Karang gede. W ong saya datang ke sini 23 tahun lalu, di sini udah
ada sentra konveksi maksudnya. Yang awal konveksi itu M bah Marijan sama pak Ahmad Shodiq. Saya yang nemu aja.
Jadi yang mau cari dagangan mereka ke sini, nah nemu saya. Udah 6 tahun ke Kalimantan.
Kalo ke Bali, anak sini suaminya kerja di Bali, terus kalo pulang di Tingkir Lor itu kok ada konveksi. Orangnya
kepengen dagangan. yang ke Bali itu udah berjalam 4 tahun. Dulu mereka langganan di Kalibening, tapi pindah ke sini, ke
tempat saya. Karena di Kalibening pakenya kain-kain kecil di sambung-sambung, sana nggak mau
Jika digambarkan, jaringan pemasaran pak Imrori dan istrinya setelah diperluas di masa KKG menjadi :
140
Pengusaha IK di t ingkir lor
Pedagang di Semarang dan
Salat iga Konsumen
konsumen
Pedagang di Samarinda
Konsumen Konsumen
Pedagang di Kalimant an
Konsumen konsumen
Pedagang di Bali Konsumen
konsumen
Gambar 5.2 jaringan pemasaran yang diperluas di masa Krisis
Di dalam jaringan itu mengandung kepercayaan. Pak Imrori dan istrinya berani mengirimkan barang, sebelum ada uangnya. Kata
mereka, Uangnya nanti akan dikirim, paling cepat 2 minggu kemudian atau sebulan kemudian. Yang penting ada saling percaya, kami ya tidak
ragu, kata pak Imrori.
M bak Ul memperluas jaringan ke Papua dan kalimantan, karena promosi mulut ke mulut mahasiswa UKSW . Ceritanya begini :
mahasiswa UKSW ketika pulang ke papua, membeli oleh- oleh di tempat saya. Ketika nyampe di sana, orang di sana
tertarik. Akhirnya mereka menelpon saya dan nanya caranya gimana mau menjual produk kami di sana. Saya kirim no
141 rekening saya, kemudian dia ta’ suruh transfer uangnya. Saya
kemudian yang mengurus pengiriman barangnya di tempat yang lumayan murah. Juga kalo lebaran ada sodara orang-
orang sini yang pulang dari luar jawa, nah ada yang dari Kalimantan. M ereka kemudian jadi mengambil barang sama
saya dan dijual di sana.
Strategi pemasaran yang berbasis jaringan memegang peranan untuk meningkatkan melancarkan usaha. Hampir semua pengusaha IK
Konveksi di Tingkir Lor membangun jaringan dengan pedagang untuk memasarkan hasil jahitan mereka. Jaringan tersebut menurut istri pak
Abidin, cukup mengikat pedagang untuk tetap mengambil dagangan di tempat usaha tertentu yang menurut mereka dirasa sudah cocok.
Sehingga para pengusaha mempunyai jaringan pemasaran yang tetap. Pengusaha melakukan produksi tanpa kuatir produknya tidak
dipasarkan. Sebaliknya pedagang mendapatkan peluang memperoleh barang dagangan, tanpa harus memiliki modal uang yang besar.
Kepercayaan menjadi modal dalam jaringan tersebut.
Dengan memperluas jaringan berarti pasar yang dijangkau semakin luas pula, sehingga persaingan karena rebutan pasar bisa
diminimalisir, karena pengusaha mempunyai pasar masing-masing.
1. Promosi dari mulut ke mulut