Metode dan Teknik Analisis Data Instrumen Penelitian
menjadi 1 sindiran, 2 Pernyataan, 3 Kritik, 4 Perintah, 5 Larangan, 6 Dukungan, 7 Ajakan, 8 Protes, dan 9 Saran. Dari Sembilan fungsi yang
dikemukaan oleh keempat ahli tersebut, hanya lima fungsi yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel instumen fungsi implikatur dan indikatornya.
Tabel 4 Instrumen Fungsi Implikatur dan Indikator
Fungsi Implikatur Indikator
Sindiran Tuturannya diungkapkan secara halus atau tidak langsung
Tuturannya bertujuan untuk mengejek. Kritik
Tuturannya bertujuan untuk memberikan tanggapan atau kecaman kepada lawan tutur.
Berupa analisis, interpretasi, dan penilaian terhadap baik dan buruknya sesuatu.
Mengharapkan adanya perbaikan. Dukungan
Tuturan yang bertujuan untuk memberi dukungan dan bantuan kepada lawan tutur.
Protes Tuturannya bertujuan untuk tidak menyetujui, menentang,
dan menyangkal. Saran
Tuturannya bertujuan untuk memberi pendapat usul atau anjuran.
Diolah dari sumber: Alwi 2003:353; Chaer 2010: 79-99; KBBI 2008; Mulyana 2005:81; Tarigan 1986: 150-174
Dalam penelitian ini, implikatur yang ditemukan dalam wacana kolom pojok “Mr Pecut” dapat berupa satu implikatur atau dapat berupa dua gabungan
implikatur bahkan lebih. Implikatur yang ditemukan dapat berupa implikatur sindiran dan kritik ataupun gabungan implikatur lainnya.
Instrumen penelitian yang terakhir, yakni instrumen gaya bahasa beserta indikatornya. Instrumen ini diolah dari teori yang dikemukakan oleh Keraf dan
Tarigan. Keraf membagi gaya bahasa menjadi dua, yaitu gaya bahasa retoris dan kiasan, sedangkan Tarigan membagi gaya bahasa menjadi empat, yaitu 1
gaya bahasa perulangan, 2 gaya bahasa pertautan, 3 gaya bahasa pertentangan, dan 4 gaya bahasa perbandingan. Walaupun terdapat perbedaan
pembagian antara Keraf dan Tarigan, namun macam-macam gaya bahasanya tetap sama. Berikut adalah Tabel 5 instrumen gaya bahasa beserta indikatornya.
Tabel 5 Instrumen Gaya Bahasa dan Indikator
Gaya Bahasa Indikator
Aliterasi Adanya pengulangan bunyi yang sama.
Asonansi Adanya pengulangan bunyi vokal yang sama dalam
deretan kata. Anastrof
Semacam gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa
dalam kalimat. ApofasisPreterisio
Berupa penegasan sesuatu tetapi justru tampaknya menyangkalnya.
Apostrof Berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada
yang tidak hadir. Asindeton
Berupa acuan, bersifat padat dan mampat. Bererapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat
tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuknya biasanya hanya dipisahkan
dengan tanda baca koma. Polisindeton
Berupa penghubung beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain
dengan kata-kata sambung. Kiasmus
Gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa.
Frasa atau klausanya memiliki sifat yang berimbang dan dipertentangkan satu sama lain.
Susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Elipsis Adanya penanggalan atau penghilangan kata atau
kata-kata yang merupakan unsur penting dalam kontruksi sintaksis yang lengkap.
Eufemismus Berupa ungkapan yang lebih halus sebagai
pengganti ungkapan yang dirasa kasar, merugilkan, atau tidak menyenangkan.
Litotes Berupa pernyataan mengenai sesuatu dengan cara
menyangkal atau mengingkari kebalikannya. Histeron Proteron
Tuturannya kebalikan dari sesuatu yang logis. Pleonasme dan Tautologi
Adanya pemakaian kata yang berlebihan. Disebut pleonasme, jika kata yang belebihan itu
dihilangkan, artinya tetap utuh. Disebut tautologi, jika kata yang berlebihan itu
sebenarnya mengandung pengulangan dari sebuah kata yang lain.
Perifrasis Adanya pemakaian kata yang berlebihan.
Kata-kata yang belebihan sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja.
ProlepsisAntisipasi Adanya penggunaan kata-kata atau kata terlebih
dahulu sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
ErotesisPertanyaan Retoris Tuturannya bertujuan untuk mencapai efek yang
lebih mendalam dan penekanan yang wajar. Tuturan yang disampaikan tidak menghendaki
suatu jawaban. Silepsis dan Zeugma
Gaya di mana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan
sebuah kata dengan dua kata lain yamg sebenarnya hanya salah satunya yang mempunyai
hubungan dengan kata pertama.
Dalam silepsis, konstruksi yang dipergunakan itu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik
tidak benar. Dalam zeugma, kata yang dipakai untuk
membawahi kedua kata berikutnya, sebenarnya hanya cocok untuk salah satu daripadanya baik
secara logis maupun secara gramatikal. KoreksioEpanortosis
Tuturannya mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Hiperbola Mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,
dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Tuturannya mengandung pertentangan antara
perkataan dan kenyataan. Paradoks
Menyatakan dua perkataan yang bertentangan dalam sebuah kalimat atau klausa.
Mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Oksimoron Acuan yang berusaha untuk menggabungkan kata-
kata untuk mencapai efek yang bertentangan. Persamaansimile
Bahasa yang menyatakan sesuatu dengan yang lain.
Biasanya terdapat kata seperti, bagaikan, bak, sebagai.
Metafora Pemakaian kata-kata yang bukan arti sebenarnya.
Biasanya sebagai analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang
singkat dengan kias perwujudan. Alegori, Parabel, dan Fabel
Sebuah metafora yang mengalami perluasan. Bentuk perluasan ini biasanya mengandung ajaran-
ajaran moral dan sering sukar dibedakan satu dari yang lain.
PersonifikasiProsopopoeia Menggambarkan benda-benda mati atau barang-
barang yang tidak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat-sifat kemanusian.
Mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat berbicara seperti manusia.
Alusi Mensugestikan kesamaan antara orang, tempat,
atau peristiwa. Referensi yang eksplist atau implisit kepada
peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, atau tempat dalam kehidupan nyata, mitologi, atau dalam karya-karya
sastra yang terkenal. Eponim
Nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai
untuk menyatakan sifat itu. Epitet
Menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari
seseoramg atau sesuatu hal Suatu frasa deskriptif yang menjelaskan atau
menggantikan nama seseorang atau suatu barang. Sinekdoke
Untuk mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan pars pro toto atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian totum pro parte.
Metonimia Mempergunakan nama ciri atau ciri hal yang
menjadi ciri terhadap hal yang dimaksud. Ciri hal yang dimaksud ditautkan dengan manusia,
barang, atau apapun sebagai gantinya. Antonomasia
Merupakan sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk
menggantikan nama diri, atau gelar resmi, atau jabatan sebagai pengganti nama diri.
Hipalase Adanya suatu kebalikan dari suatu relasi alamiah
antara dua komponen gagasan. Ironi, Sinisme, dan Sarkasme
Tuturannya mengandung sindiran. Menyatakan makna yang berlawanan dengan
makna yang sebenarnya. Ketidaksesuaian antara suasana yang ditemukan
dengan kenyataan yang mendasarinya. Ketidaksesuaian anatara harapan dan kenyataan.
Disebut sinisme, karena sindirannya dianggap lebih keras daripada ironi dan berbentuk kesangsian
yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.
Disebut sarkasme, karena sindirannya dianggap lebih keras daripada ironi dan sinisme. Tuturannya
mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Satire
Adanya ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Mengandung kritik tentang kelemahan manusia. Bertujuan untuk perbaikan secara etis maupun
estetis. Inuendo
Adanya sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Menyatakan kritik dengan sugesti yang tidak langsung, dan sering tampaknya tidak menyakitkan
hati kalau dilihat sambil lalu. Antifrasis
Adanya semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang
bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata- kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh
jahat, dan sebagainya.
PunParanomasia Menggunakan kemiripan bunyi.
Adanya permainan kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi, tetapi terdapat perbedaan besar
dalam maknanya.
Diolah dari sumber: Keraf 2002: 130-145; Tarigan 1986: 221-236
Penggunaan gaya bahasa digunakan dalam menyampaikan tanggapan- tanggapan pada wacana kolom pojok “Mr Pecut” yang ditulis oleh redaktur
mengenai berita-berita yang pernah muncul di medianya dengan singkat. Gaya bahasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya bahasa yang dapat
mempengaruhi maksud suatu wacana.