Jenis-jenis Implikatur Implikatur 1. Hakikat Implikatur

tentang makna yang implisit dari suatu percakapan yang berbeda dengan makna harfiahnya. Grice dalam Nababan, 1987:39 juga menambahkan tentang ciri-ciri implikatur percakapan sebagai berikut: 1 sesuatu implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu, 2 biasanya tidak ada cara yang lain untuk mengatakan apa yang dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang bersangkutan, 3 implikatur percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih dahulu akan arti konvensional dari kalimat yang dipakai, dan 4 kebenaran dari isi sesuatu implikatur percakapan bukanlah tergantung pada kebenaran apa yang dikatakan. Penggunaan gaya bahasa juga merupakan salah satu ciri yang mempengaruhi implikatur. Redaktur sering menggunakan gaya bahasa ironi, sinisme, dan sebagainya dalam menyampaikan tanggapan pada wacana kolom pojok Mr Pecut untuk menyampaikan sesuatu kepada pihak tertentu.

C. Bentuk dan Fungsi Implikatur

Fungsi utama tuturan menurut Chaer 2010:79 yaitu fungsi menyatakan deklaratif, fungsi menanyakan interogatif, fungsi menyuruh imperatif, termasuk fungsi melarang, fungsi meminta maaf, fungsi mengkritik. Fungsi menyatakan, fungsi menanyakan dan fungsi menyuruh di dalam kajian gramatika dilakukan dalam kalimat deklaratif, kalimat interogatif, dan kalimat imperatif. Zamzani 2007:32, menjelaskan bentuk kalimat secara tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif, dan kalimat imperatif. Lain halnya dengan Levinson dalam Nababan, 1987:25 mengelompokkan bentuk kalimat menjadi empat, yaitu kalimat berita deklaratif, kalimat perintah imperatif, kalimat tanya interogatif, dan kalimat seru eksklamatif. a. Kalimat Deklaratif Berita Kalimat deklaratif berita adalah kalimat pernyataan yang digunakan penutur untuk menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan tuturnya. Dengan tuturan dalam kalimat deklaratif ini, penutur tidak mengharapkan adanya komentar dari lawan tutur, juga memang tidak ada kewajiban lawan tutur untuk mengomentarinya. Komentar bisa saja disampaikan sehubung dengan informasi tuturan yang disampaikan penutur Chaer, 2010:80. Alwi, dkk. 2003:353 menyatakan bahwa dalam pemakaian bahasa bentuk kalimat deklaratif umumnya digunakan oleh pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya. Penggunaan kalimat deklaratif juga bermacam-macam bentuknya. Ada yang menggunakan inversi, bentuk aktif, bentuk pasif, dan sebagainya. Tetapi semua bentuk tersebut memiliki fungsi komunikasi yang sama yaitu sebagai kalimat berita. Dalam bentuk tulisnya menurut Alwi, dkk 2003:353 kalimat bertita diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentuk lisan, suara berakhir dengan nada turun. Menurut Zamzani 2007:32 kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung intonasi deklaratif, dalam ragam tulis biasanya diberi tanda titik atau tidak diberi tanda apa-apa. Menurut Chaer 2010:80 fungsi dalam bentuk deklaratif digunakan untuk beberapa keperluan: 1 untuk menyatakan atau menyampaikan informasi factual saja, 2 untuk menyatakan keputusan atau penilaian, 3 untuk menyatakan ucapan selamat atau duka kepada lawan tutur, dan 4 untuk menyatakan perjanjian, peringatan atau nasihat. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat deklaratif merupakan kalimat berita yang berfungsi untuk menyatakan atau menyampaikan sesuatu dari penuturnya kepada lawan tuturnya. b. Kalimat Imperatif Perintah Kalimat imperatif perintah menurut Chaer 2010:18 adalah kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur dan dengan harapan agar pendengar atau lawan tutur memberi reaksi dalam bentuk tindakan secara fisik. Kalimat imperatif meliputi permintaan yang halus sampai permintaan yang keras. Dalam bahasa lisan biasanya intonasi menurun atau bahkan menaik. Dalam bahasa tulis terdapat tanda baca seru , tanda titik ., bahkan tanda Tanya ?. Ditandai juga oleh partikel seru seperti lah atau kata-kata seperti hendaklah dan jangan. Ciri-ciri kalimat imperatif menurut Alwi, dkk. 2003:353 adalah intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan dan pemakaian partikel penegas, penghalus, dan kata tugas ajakan, harapan, pemohon, dan larangan. Alwi, dkk 2003:353 juga menjelaskan bahwa kalimat imperatif adalah kalimat perintah atau suruhan dan permintaan. Dilihat dari isinya, maka dapat diperinci menjadi enam golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Perintah atau suruhan biasa, jika pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu. 2. Perintah halus, jika pembicara tampaknya tidak memerintah lagi, tetapi menyuruh mencoba atau mempersilakan lawan bicara sudi berbuat sesuatu. 3. Permohonan, jika pembicara minta lawan bicara berbuat sesuatu demi kepentingannya. 4. Ajakan dan harapan, jika pembicara mengajak atau berharap lawan bicara berbuat sesuatu. 5. Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan dilakukan sesuatu. 6. Pembiaran, jika pembicara minta agar jangan dilarang. Fungsi menyuruh dalam bentuk kalimat imperatif yaitu, yang pertama berfungsi menyuruh dan yang kedua berfungsi melarang. Fungsi kalimat imperatif jika dilihat dari pihak penutur di dalamnya terdapat fungsi melarang, fungsi meminta maaf dan fungsi mengkritik Chaer, 2010:93. c. Kalimat Interogatif Tanya Kalimat interogatif menurut Chaer 2010:18 adalah kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur dan dengan harapan agar pendengar atau lawan tutur memberi jawaban dalam bentuk ujaran juga. Kalimat interogatif juga digunakan ketika lawan tutur membutuhkan informasi yang belum diketahui. Ciri utama kalimat interogatif dalam bahasa Indonesia adalah adanya intonasi naik pada akhir kalimat, sedangkan dalam wacana tulis ditandai dengan digunakannya tanda tanya ?. Senada dengan pendapat di atas, Zamzani 2007:33 juga berpendapat bahwa kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung intonasi interogatif, dalam ragam tulis diberi tanda tanya ? dan partikel tanya. Semua tuturan yang berfungsi menanyakan interogatif menghendaki adanaya jawaban, terutama jawaban lisan; meskipun ada kemungkinan jawaban dilakukan dalam bentuk tindakan. Di dalam kajian gramatika, kalimat-kalimat di atas digunakan untuk menyampaikan makna. Sementara itu, di dalam kajian pragmatik kalimat-kalimat di atas digunakan untuk menyampaikan maksud. Kalimat interogatif juga dapat

Dokumen yang terkait

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DI BALIK TUTURAN PEJABAT PEMERINTAH PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS Implikatur Percakapan Di Balik Tuturan Pejabat Pemerintah Pada Surat Kabar Harian Jawa Pos Radar Solo dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di S

0 3 18

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DI BALIK TUTURAN PEJABAT PEMERINTAH PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS Implikatur Percakapan Di Balik Tuturan Pejabat Pemerintah Pada Surat Kabar Harian Jawa Pos Radar Solo dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SM

0 1 19

PENDAHULUAN Implikatur Pada Kolom Pojok “Mang Usil” Dalam Surat Kabar Kompas Edisi November 2014.

0 5 6

DEIKSIS SOSIAL PADA OPINI SURAT KABAR HARIAN Deiksis Sosial Pada Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi April 2012.

0 2 11

DEIKSIS SOSIAL PADA OPINI SURAT KABAR HARIAN Deiksis Sosial Pada Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi April 2012.

0 2 13

REFERENSI PADA JAGAD JAWA DALAM SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS Referensi Pada Jagad Jawa Dalam Surat Kabar Harian Solopos.

0 6 11

Implikatur wacana semarangan pada surat kabar harian Suara Merdeka edisi Januari--Maret 2014.

0 0 146

Implikatur pojok Mang Usil dalam Surat Kabar Kompas edisi Juli - September 2011.

0 0 149

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Implikatur Dalam Wacana Pojok “Berabe” Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi September 2017 - repository perpustakaan

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Penelitian dengan judul Implikatur dalam Wacana pojok - Implikatur Dalam Wacana Pojok “Berabe” Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi September 2017 - repository perpustakaan

0 0 27