Batasan Istilah Operasional PENDAHULUAN

pragmatik adalah studi tentang bagaimana interpreter menggunakan atau mengikutsertakan pemakai tanda atau penerima tanda pada saat memaparkan pengonstruksian dari interpretan tanda itu sendiri. Menurut Lenvinson dalam Tarigan, 1986:33 pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa, dengan kata lain: telaah mengenai kemampuan pemakai bahasa menghubungkan serta menyerasikan kalimat- kalimat dan konteks-konteks secara tepat. Pragmatik juga perlu melibatkan penafsiran, seorang penutur harus mempertimbangkan dan mengatur apa yang ingin mereka katakan disesuaikan dengan lawan tutur yang diajak bicara, di mana, kapan dan dalam keadaan apa. Pendekatan ini juga mengajak lawan tutur yang diajak berbicara dapat menyimpulkan pembicaraan yang sedang dibicarakan, baik itu yang tersirat maknanya. Pendekatan tersebut berarti memerlukan suatu keakraban hubungan baik secara fisik, sosial, ataupun konseptual untuk menentukan seberapa banyak kebutuhan yang dituturkan. Jadi, pragmatik memiliki empat ruang lingkup yaitu 1 pragmatik adalah studi tentang maksud, 2 pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual, 3 pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan, dan 4 pragmatik adalah studi tentang ungkapan dari jarak hubungan Yule:2006. Jadi, pragmatik merupakan telaah antara konteks dan makna. Pragmatik mempelajari bagaimana penyampaian makna tidak hanya bergantung pada pengetahuan linguistik penutur dan lawan tuturnya, tetapi juga dari konteks penuturan, pengetahuan tentang status lawan tutur, dan maksud tersirat yang ingin disampaikan penutur kepada lawan tuturnya. Berbicara mengenai pragmatis, setidak-tidaknya ada tiga jenis yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Menurut Wijana 1996:17-18 tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Konsep lokusi adalah konsep yang berkaitan dengan preposisi kalimat. Kalimat atau tuturan dalam hal ini dipandang sebagai satu satuan yang terdiri dari subjektopik dan predikatcomment. Tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah untuk diidentifikasikan karena pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur. Tindak ilokusi menurut Wijana 1996:18-19 adalah sebuah tuturan yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu, dan dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu sejauh situasi tuturannya dipertimbangkan secara seksama. Tindak ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan dimana tindak tutur itu terjadi, dan sebagainya. Dengan demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. Tindak perlokusi adalah sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh, atau efek bagi yang mendengarnya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya Wijana, 1996:19-20. Dari ketiga wujud tindak tutur tersebut, tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang paling tepat untuk dikaitkan dengan teori implikatur, karena implikatur adalah kajian yang memerlukan keterkaitan antara penutur dan lawan tuturnya. Berikut ini akan dipaparkan secara singkat dan sejelas mungkin mengenai aspek kajian implikatur tersebut.

B. Implikatur 1. Hakikat Implikatur

Secara etimologis, menurut Echols dalam Mulyana, 2005:11 implikatur diturunkan dari implicatum. Istilah ini hampir sama dengan kata implication, yang artinya maksud, pengertian, keterlibatan. Dalam komunikasi verbal, implikatur biasanya sudah diketahui oleh para pembicara. Oleh karena itu, tidak perlu diungkapkan secara eksplisit. Implikatur pertama kali dikenalkan oleh Grice 1975 untuk memecahkan masalah tentang makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan dengan teori semantik biasa. Teori dan pemahaman semantik tidak cukup untuk memahami dan mengartikan makna suatu tuturan atau ujaran dengan tepat. Ketidaktepatan pemahaman tersebut mengakibatkan pada tidak tercapainya tujuan komunikasi. Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan pesan dari penutur kepada mitra tutur secara baik dan benar. Jika mitra tutur hanya memahami pesan dari penutur secara semantis saja, maka komunikasi tidak bisa berjalan dengan baik. Sehingga, pemahaman mengenai konsep implikatur sangat diperlukan untuk memahami dan menagkap maksud penutur. Menurut Kridalaksana dalam Wijana dan Rohmadi, 2011:120 implikatur implicature atau “penyiratan” adalah konsep yang mengacu pada sesuatu yang diimplikasikan implicated oleh suatu tuturan yang tidak dinyatakan secara ekslisit aserted oleh tuturan itu. Hubungan antara tuturan dengan yang disiratkan tidak bersifat semantis Allan, 1986 dan Wijana, 1996, tetapi kaitan

Dokumen yang terkait

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DI BALIK TUTURAN PEJABAT PEMERINTAH PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS Implikatur Percakapan Di Balik Tuturan Pejabat Pemerintah Pada Surat Kabar Harian Jawa Pos Radar Solo dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di S

0 3 18

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DI BALIK TUTURAN PEJABAT PEMERINTAH PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS Implikatur Percakapan Di Balik Tuturan Pejabat Pemerintah Pada Surat Kabar Harian Jawa Pos Radar Solo dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SM

0 1 19

PENDAHULUAN Implikatur Pada Kolom Pojok “Mang Usil” Dalam Surat Kabar Kompas Edisi November 2014.

0 5 6

DEIKSIS SOSIAL PADA OPINI SURAT KABAR HARIAN Deiksis Sosial Pada Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi April 2012.

0 2 11

DEIKSIS SOSIAL PADA OPINI SURAT KABAR HARIAN Deiksis Sosial Pada Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi April 2012.

0 2 13

REFERENSI PADA JAGAD JAWA DALAM SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS Referensi Pada Jagad Jawa Dalam Surat Kabar Harian Solopos.

0 6 11

Implikatur wacana semarangan pada surat kabar harian Suara Merdeka edisi Januari--Maret 2014.

0 0 146

Implikatur pojok Mang Usil dalam Surat Kabar Kompas edisi Juli - September 2011.

0 0 149

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Implikatur Dalam Wacana Pojok “Berabe” Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi September 2017 - repository perpustakaan

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Penelitian dengan judul Implikatur dalam Wacana pojok - Implikatur Dalam Wacana Pojok “Berabe” Pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Edisi September 2017 - repository perpustakaan

0 0 27