Kerangka Pikir KAJIAN TEORI
61 desain
multiple baseline cross conditions
,
multiple baseline cross variables
dan
multiple baseline cross subjects
. Pola desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pola desain A-B-A. Pola desain ini akan digunakan
untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan prosedur
Differential Reinforcement of Alternative Behavior
pada siswa autistik untuk mengurangi perilaku
self injury
. Menurut Sunanto, Takeuchi, dan Nakata 2005: 59, desain A-B-A
adalah salah satu pengembangan dari pola desain A-B. Desain ini menujukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan
variabel bebas. Prosedur pelaksanaannya terdiri dari A yaitu kondisi
baseline
dan B kondisi intervensi. Pada desain ini pelaksanaanya terdiri dari tiga kondisi yaitu kondisi A
1
–B-A
2.
Penjelasan dari pola desain ini sebagai berikut: 1.
Kondisi A
1,
Kondisi ini merupakan kondisi
baseline
yang merupakan kondisi saat subjek belum diberikan penanganan atau
treatment
, sehingga kondisi ini merupakan kondisi natural yang ada dalam diri subjek. Dalam
penelitian ini, kondisi
baseline
merupakan kondisi saat subjek penelitian berada di sekolah pada jam istirahat sekolah, sebelum prosedur
Differential Reinforcement of Alternative Behavior
dilakukan. Peneliti mencatat frekuensi dan durasi kemunculan perilaku
self injury
subjek selama jam istirahat sekolah tersebut.
2. Kondisi B, Kondisi ini merupakan kondisi intervensi. Kondisi ini adalah
kondisi saat subjek diberikan penanganan atau intervensi. Kondisi ini
62 merupakan waktu untuk memberikan penanganan pada subjek. Pada
penelitian ini, kondisi intervensi merupakan kondisi saat peneliti menggunakan prosedur
Differential Reinforcement of Alternative Behavior
untuk mengurangi perilaku
self injury
subjek yang muncul selama jam istirahat sekolah. Inti pelaksanaan prosedur ini ialah, peneliti
memilih perilaku menggigit jari sebagai perilaku yang akan ditekan, lalu peneliti memilih kegiatan bernyanyi sebagai perilaku alternatif.
Diferensiasi dari pelaksanaan prosedur ini terletak pada pemilihan penguat yang beragam berupa tepuk tangan, ucapan pujian, toss tangan
high five
, atau ekspresi kegembiraan lainnya yang akan diberikan secara bergantian dan acak.
3. Kondisi A
2,
Kondisi ini merupakan kondisi pengulangan dari kondisi
baseline
-1. Kondisi ini diberikan dengan tujuan untuk melihat hasil intervensi yang telah diberikan pada subjek untuk mengetahui pengaruh
tersebut bersifat konsisten atau tidak. Kondisi ini digunakan untuk mengetes apakah intervensi yang diberikan pada subjek sudah dapat
ditarik.