Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

70 data frekuensi dan data durasi kejadian perilaku self injury yang akan diamati selama penelitian berlangsung. 2. Pedoman wawancara tidak terstruktur Wawancara ini dilakukan selama di sekolah kepada guru sekolah maupun orang-orang lain di lingkungan sekolah yang mengenal subjek. Pedoman ini berisi garis besar pertanyaan tentang penyebab munculnya perilaku self injury yang dialami subjek dan mengenai frekuensi perilaku self injury subjek.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan terakhir dalam sebuah penelitian sebelum peneliti menarik kesimpulan. Pada penelitian eksperimen umumnya analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Maka, pada penelitian dengan kasus tunggal atau SSR analisis data juga akan menggunakan teknik statistik deskriptif. Penggunaan teknik ini beralasan karena teknik ini tidak dimaksudkan untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Penelitian SSR merupakan penelitian dengan desain kasus tunggal sehingga data yang digunakan fokus pada data individu daripada data kelompok. Sunanto, Takeuchi, dan Nakata 2006: 68-70 menjelaskan analisis dalam kondisi yaitu “analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi ” yang terdiri dari “1. panjang kondisi, 2. kecenderungan arah, 3. tingkat stabilitas, 4. tingkat perubahan, 5. jejak data 71 dan 6. r entang”. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan melakukan analisis data sebagai berikut: 1. Panjang kondisi Tahapan panjang kondisi yaitu menentukan “banyaknya data suatu kondisi ”, data pada penelitian ini ialah data frekuensi dan data durasi kemunculan perilaku self injury subjek pada saat jam istirahat sekolah sedang berlangsung. Pada saat baseline-1 ketika subjek belum mendapatkan perlakuan dari prosedur Differential Reinforcement of Alternative Behavior , fase intervensi ketika subjek mendapatkan perlakuan prosedur DRA jika perilaku self injury muncul, dan pada baseline-2 setelah subjek mendapatkan perlakuan prosedur Differential Reinforcement of Alternative Behavior . 2. Kecenderungan arah Kecenderungan arah yang “digambarkan oleh garis lurus dengan melintasi semua data dalam suatu kondisi ” pada saat baseline-1, intervensi dan baseline-2 dengan memilih menggunakan metode belah tengah split- middle yaitu “membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi be rdasarkan median”, dalam penelitian ini kondisi yang dimaksudkan ialah baseline-1 , intervensi dan baseline-2 berdasarkan median data frekuensi dan data durasi kemunculan perilaku self injury pada setiap kondisinya. 72 3. Tingkat stabilitas Tingkat stabilitas untuk “menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi”. Pada penelitian ini homogenitas yang merupakan kesamaan atau kestabilan data frekuensi dan data durasi kemunculan perilaku self injury pada subjek saat jam istirahat sekolah selama sesi pengambilan data pada fase baseline-1 , intervensi dan baseline-2 . 4. Tingkat perubahan Tingkat perubahan untuk “menunjukkan besarnya perubahan antara dua data ”. Pada penelitian ini digunakan tingkat perubahan data dalam suatu kondisi yang merupakan selisih antara data pertama dengan yang terakhir yaitu data frekuensi dan data durasi kemunculan perilaku self injury pada subjek selama jam istirahat sekolah yang diperoleh dari perhitungan baseline-2 dikurangi dengan data yang diperoleh pada baseline-1 . 5. Jejak data Jejak data untuk “menunjukan besarnya perubahan antara dua data”. Pada penelitian ini, jejak data menunjukkan perubahan data frekuensi dan data durasi kemunculan perilaku self injury dari satu data ke data lain dalam kondisi baseline-1 , intervensi dan baseline-2 yang dapat ditunjukkan dari tiga kemungkinan yaitu, menaik, menurun, dan mendatar. Perubahan data frekuensi dan data durasi kemunculan perilaku self injury pada subjek selama jam istirahat sekolah dapat digambarkan dengan menggunakan grafik agar mudah mengetahui bentuk perubahan data yang terjadi, dalam hal ini perubahan data diharapkan memperlihatkan data menurun dengan

Dokumen yang terkait

Peran perpustakaan SLB dalam menumbuhkan kemampuan literasi informasi bagi anak tunanetra : studi kasus perpustakaan SlB-A Pembina Tingkat Nasioanl Jakarta

22 112 102

PERILAKU PROSOSIAL PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA PERILAKU PROSOSIAL PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA.

0 1 16

PENDAHULUAN PERILAKU PROSOSIAL PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA.

0 2 8

Efektifitas Differential Reinforcement of Alternative Behavior (DRA) untuk Mengurangi Perilaku Hiperaktif Siswa Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Kelas IV di SLB Negeri Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.

1 4 7

PENGGUNAAN AKTIVITAS MELUKIS SEBAGAI POSITIVE REINFORCEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU INATTENTION PADA ANAK AUTISTIK KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA MARDI MULYO KRETEK BANTUL.

0 0 191

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BAGIAN TUBUH PRIBADI PADA ANAK AUTISTIK USIA PRAPUBERTAS MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN MAGNET DI SLB CITRA MULIA MANDIRI YOGYAKARTA.

12 174 194

STUDI KASUS PEMILIHAN KETERAMPILAN BAGI ANAK AUTISTIK DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 0 190

PROFIL IDENTIFIKASI KEMAMPUAN ARTIKULASI ANAK AUTISTIK KELAS 1 SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH LUAR BIASA AUTIS CITRA MULIA MANDIRI KALASAN SLEMAN.

0 2 144

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM MENGELOLA MENSTRUASI MELALUI METODE LATIHAN PADA SISWI AUTISTIK KELAS VI DI SLB CITRA MULIA MANDIRI YOGYAKARTA.

0 0 158

PENGARUH DIFFERENTIAL REINFORCEMENT OF ALTERNATIVE BEHAVIOR (DRA) TERHADAP PERILAKU AGRESI ANAK AUTIS KELAS I DI SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

1 2 7