Langkah-langkah pelaksanaan Psikodrama Permainan Peranan dengan Metode Psikodrama

34

2.2.6. Langkah-langkah pelaksanaan Psikodrama

Pelaksanaan psikodrama terdiri dari tiga tahap dalam Romlah 2001 yaitu: 1. Tahap persiapan The warm-up Tahap persiapan dilakukan untuk memotivasi anggota kelompok agar mereka siap berpartisipasi secara aktif dalam permainan, menentukan tujuan- tujuan permainan, dan menciptakan perasaan aman dan saling percaya dalam kelompok. Corey dalam Romlah, 2001 mengemukakan beberapa cara yang dapat dipakai untuk menyiapkan kelompok sebagai berikut : a. Pemimpin kelompok memberikan uraian singkat mengenai hakikat dan tujuan psikodrama, dan anggota kelompok diminta untuk mengajukan pertanyaan bila ada hal-hal yang belum jelas. b. Pemimpin kelompok mewawancarai tiga anggota kelompok secara singkat dalam situasi kelompok. c. Anggota kelompok membentuk kelompok-kelompok kecil dan diberi waktu beberapa menit untuk membicarakan konflik-konflik yang pernah mereka alami yang ingin mereka kemukakan dalam permainan psikodrama. 2. Tahap pelaksanaan The action Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan dimana pemain utama dan pemain pembantu memperagakan permainannya. Dengan bantuan pemimpin 35 kelompok dan anggota kelompok lain pemeran utama memperagakan masalahnya. Satu kejadian dapat diperagakan beberapa adegan. Adegan- adegan dibuat berdasarkan masalah-masalah yang diungkapakan pemeran utama. Psikodrama biasanya berkembang dari hal-hal yang bersifat permukaan ke arah hal-hal yang lebih mendalam dan merupakan sumber masalah klien. Lama pelaksanaan psikodrama berbeda-beda bergantung pada penilaian pemimpin kelompok terhadap tingkat keterlibatan emosional pemain utama dan anggota-anggota kelompok lain. a Protagonis dan peran pembantu memainkan peranannya dalam kegiatan psikodrama. b Lama pelaksanaan tergantung pada penilaian pemimpin kelompok terhadap tingkat keterlibatan emosional protagonist dan pemain lainnya. 3. Tahap diskusi The sharing Dalam tahap diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan, para anggota kelompok diminta untuk memberikan tanggapan dan sumbangan pikiran terhadap permainan yang dilakukan oleh pemeran utama. Peranan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah memimpin diskusi dan mendorong agar sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Dalam memberikan balikan supaya ditekankan pada saling berbagi perasaan dan 36 memberikan dukungan. Apabila anggota kelompok berusaha untuk menganalisis dan memberikan pemecahan masalah, pemimpin kelompok hendaknya menegur, misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : “Bagaimana perasaan anda setelah melihat psikodrama tadi?” Pemimpin kelompok mengamati perilaku pemeran utama pada waktu mendapat balikan dari anggota kelompok, dan menetralisasi balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan pemeran utama. Hal ini penting sekali karena setelah pemeran utama membuka diri mengungkapkan hal-hal pribadi, ia membutuhkan dukungan kelompok agar mampu mengintegrasi pengalaman yang baru saja dialaminya. Apabila tidak ada balikan dari anggota kelompok, ia akan merasa ditolak dan kehilangan pegangan. Tahap diskusi ini penting karena merupakan rangkaian proses perubahan perilaku pemeran utama kearah keseimbangan pribadi. Menurut Blatnerr dalam Romlah, 2001. Ada tiga cara dalam proses pencapaian keseimbangan pribadi pemeran utama, yaitu: mengembangkan pemahaman dan penguasaan terhadap konflik dan masalah yang dihadapi, memperoleh dukungan dan balikan dari kelompok, dan mengadakan latihan perubahan perilaku baru. Setelah latihan dalam kelompok, individu yang bersangkutan dapat melaksanakan perubahan perilakunya dengan orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengannya diluar kelompok dan dapat menyesuaikan diri lebih efektif. Berbagai cara dapat dilakukan dalam latihan perubahan perilaku. 37 Misalnya memerankan peran yang merupakan kebalikan dari peran yang dimainkan sebelumnya yaitu teknik cermin, dan teknik lain yang diuraikan diatas. Inti dari tahap terakhir ini diskusisharing adalah: a Pemimpin kelompok meminta para anggota kelompok untuk memberikan tanggapan dan brainstorm terhadap permainan pemeran protagonis. b Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. c Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan protagonis .

2.2.7. Kelebihan dan Kelemahan Metode Psikodrama

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24