Follow up dan tindak lanjut

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Hasil Akhir Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir dengan

Terapi REBT untuk Mewujudkan Self Regulated Learning Seorang Mahasiswa Broken home. Studi Kasus: di Desa Gesikiharjo Palang Tuban Setelah melakukan proses pelaksanaan bimbingan konseling islam dalam mewujudkan regulasi diri seorang mahasiswa broken home, maka peneliti mengetahui hasil dari proses pelaksanaan bimbingan konseling islam yang di lakukan konselor cukup membawa perubahan pada diri konseli. Untuk melihat perubahan pada diri konseli, konselor melakukan observasi dan wawancara dengan langsung mendatangi rumah konseli. Adapun perubahan konseli sesudah proses pelaksanaan bimbingan konseling islam, setelah memahami dan mendapatkan arahan dari konselor yang dilakukan dalam proses bimbingan konseling karir, konseli mengalami perubahan dalam dirinya yaitu: Konseli sudah bisa membuat ibunya senang karena ada perubahan dari anaknya, konseli dapat konsisten membuat jadwal atau target, konseli sudah mulai menjalankan kegiatannya sesuai target dan tidak membuang-buang waktu, konseli mampu mengoptimalkan hari-harinya dengan jadwal yang ditulisnya, konseli mampu merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik lagi, seperti halnya mengurangi jalan-jalan dan bermain dengan geng vespanya. Untuk mengetahui lebih jelasnya hasil akhir dilakukannya proses pelaksanaan bimbingan konseling karir, peneliti membuat table sebagaimana berikut: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Table 3.7 Penyajian data hasil proses bimbingan konseling karir NO KONDISI KONSELI SESUDAH DILAKUKAN PROSES BIMBINGAN KONSELING KARIR A B C 1. Kurang bisa mengatur dan mengontrol diri dalam belajar  2. Sering jalan-jalan atau bermain dengan Geng Vespa  3. Susah mengatur jadwal  4. Kurang bisa berfikir rasional  5. Terlalu sering mebuang banyak waktu  Keterangan A : Tidak Pernah B : Kadang-kadang C : ProsesBerjalan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 93 BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karir dengan Terapi

REBT untuk Mewujudkan Self Regulated Learning SRL Seorang Mahasiswa Broken Home Studi Kasus : Di Gesikharjo Palang Tuban Data dianalis dengan deskripsi komparatif, yaitu membandingkan data pelaksanaan bimbingan dan konseling karir dengan terapi REBT di lapangan dengan teori bimbingan dan konseling karir dengan terapi REBT yang ada pada umumnya. Dalam hal ini ingin mengetahui proses bimbingan dan konseling islam dengan terapi REBT dalam mewujudkan regulasi diri seorang mahasiswa broken home di Desa Gesikharjo Palang Tuban dengan teori bimbingan dan konseling karir dengan terapi REBT pada umumnya. Maka dibutuhkan analisis perbandingan antara data di lapangan dengan teori yang ada, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table yang ada dibawah ini. Table 4.1 Perbandingan Proses Pelaksanaan di Lapangan dengan Teori Bimbingan dan Konseling Karir No Data Teori Data Empiris 1 Identifikasi masalah: Langkah identifikasi masalah digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang Konselor mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber data, yang diperoleh dari konseli, informan yang terdiri dari keluarga konseli, teman dekat dan sepupu atau saudara konseli. Dari hasil yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berfungsi untuk mengenal kasus serta mengetahui gejala- gejala yang nampak pada diri konseli. diperoleh di lapangan melalui proses wawancara dan observasi menunjukkkan bahwa konseli yang broken home ini belum bisa mengatur, mengontrol dan mengarahkan dirinya untuk menjadi anak yang bisa memaksimalkan waktunya untuk kegiatan sehari harinya terutama dalam hal belajarnya atau regulasi diri dalam belajar yakni dalam bahasa inggrisnya disebut Self Regulated Learning SRL. 2 Diagnosis: Langkah ini merupakan langkah dalam menetapkan masalah yang dialami oleh konseli beserta latar belakangnya Melihat dari hasil identifikasi masalah maka dapat disimpulkan bahwasannya konseli berontak dengan keadaan orangtua yang bercerai, namun itu hanya berlaku sementara, namun dampak dari pada kedua orang tuanya bercerai dan keluar dari pondok tersebut, konseli menjadi tidak terkontrol, dalam hal kagiatan sehari-hari terutama pada belajarnya. 3 Prognosa: Langkah untuk menetapkan jenis terapi yang tepat yang akan di gunakan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh konseli agar proses konseling dalam membantu menyelesaikan masalah konseli berjalan dengan maksimal. Pada langkah ini konselor memberikan bantuan atau terapi pada klien berupa bimbingan dan konseling karir dengan menggunakan terapi REBT dimana teknik ini berfokus pada tingkah laku dan kognitifnya. Dan juga pada terapi REBT ini, konselor menggunakan 3 tahap konseling, yaitu: 1 Menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri, 2 Konselor lebih edukatif-direktif kepada klien yaitu dengan banyak memberikan cerita dan penjelasan, dan tahap ketiga 3 Dengan gigih dan berulang-ulang dalam menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 Treatmen: Proses pemberian bantuan terhadap konseli berdasarkan prognosis. Adapun terapi yang dugunakan adalah terapi REBT Ada 3 tahap yang digunakan oleh konselor dalam membantu konseli menyelesaikan masalah dengan menggunakan terapi REBT, yaitu: a. 1 Menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri, pada tahap ini konselor bertujuan supaya bisa menjadi contoh yang baik bagi konseli, dengan cara memotivasi, mengarahkan serta memberi nasehat yang baik kepada konseli. Setelah konselor memberi pengarahan maka diharapkan bagi konseli untuk mewujudkan self regulated learning pada dirinya untuk meraih masa depan yang lebih baik lagi. b. 2 Konselor lebih edukatif-direktif kepada klien yaitu dengan banyak memberikan cerita dan penjelasan, dalam hal ini konselor menceritakan sebuah pengalaman seorang mahasiswa yang dia terkenal pintar dan dia sangat aktif ketika berada di dalam kelas. Konselor bercerita bahwa seorang mahasiswa tersebut di balik sikapnya yang tidak begitu banyak teman yang menyukainya, namun mahasiswa ini mempu mengalahkan kepandaian diantara teman- teman sekelasnya, ini bertujuan agar konseli termotivasi dengan cerita seorang mahasiswa yang diceritakan konselor tersebut. c. 3 Dengan gigih dan berulang-ulang dalam menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada konseli, tahap ini bertujuan supaya konseli bisa merencanakan tindakanya yang

Dokumen yang terkait

Efektivitas Terapi Realitas untuk Meningkatkan Self Regulated Learning pada Mahasiswa Underachiever di Universitas Sumatera Utara

4 61 219

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Bimbingan konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo : Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir.

0 1 94

Bimbingan dan konseling Islam dengan terapi ruyapuncture dalam mengentaskan migrain akibat stress seorang mahasiswa Malaysia di Surabaya.

0 1 138

Bimbingan dan konseling Islam dengan terapi behavior untuk menangani kenakalan remaja seorang pelaku balap motor liar di Desa Keramat Kabupaten Nganjuk.

0 0 108

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS UNTUK MENINGKATKAN SELF CONTROL SEORANG ANAK DI DESA GUMENG BUNGAH GRESIK.

6 42 114

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DENGAN PENDEKATAN SOCIAL LEARNING KRUMBOLTZ DALAM MENENTUKAN PEMILIHAN KARIR SEORANG SISWA KELAS XI DI MA BILINGUAL KRIAN SIDOARJO.

0 0 117

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MENGATASI BURNOUT SYNDROME SEORANG PENGURUS DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA PADUAN SUARA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 2 110

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIF BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MEMPERBAIKI POLA ASUH OTORITER SEORANG IBU TERHADAP ANAKNYA DI DESA MARGOAGUNG KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO.

0 0 133

Self Regulated Learning pada Mahasiswa

0 0 153