6 kaitannya dengan kecerdasan kinestetik. Semakin matang kecerdasan kinestetik
siswa maka memungkinkan berkembang juga kemampuan motoriknya. Peran guru adalah mengarahkan siswa untuk menemukan karakteristik pengelasannya,
sehingga siswa bisa berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Melalui penggunaan metode inquiry, peneliti berharap supaya mata pelajaran las busur listrik dapat meningkat khususnya pada kompetensi las fillet.
Karena tipe metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur
dan terbuka. Apalagi mata pelajaran las busur listrik merupakan salah satu mata pelajaran produktif dimana mengutamakan sebuah keterampilan. Keterampilan
yang dimiliki siswa tersebut nantinya akan menjadi bekal untuk menghadapi persaingan hidup yang semakin menantang. Suatu keterampilan perlu dan penting
untuk ditekuni sebagai momentum awal dalam memasuki dunia kerja yang multikompetitif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan alat dan bahan
2. Tidak adanya jobsheet sebagai acuan praktek
3. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
4. Hasil pembelajaran praktek las busur listrik pada tahun kemarin dari 34
siswa, kira-kira 10 yang memenuhi KKM Kriteria Ketuntasan Minimal.
7 5.
Mata pelajaran las busur listrik merupakan salah satu mata pelajaran produktif dimana mengutamakan sebuah keterampilan yang nantinya dapat
menjadi bekal siswa untuk menghadapi persaingan hidup yang semakin menantang.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan mendasar pada penelitian ini adalah mesin las busur listrik yang bersifat drop voltage sehingga siswa harus menemukan arus yang tepat dan
menyeimbangkan dengan panjang busur maupun kecepatan pengelasan. Akan tetapi panjang busur dan kecepatan pengelasan dipengaruhi oleh kemampuan fisik
setiap siswa yang berbeda sehingga menyebabkan sulit untuk diubah. Hal tersebut yang menyebabkan kualitas pembelajaran kurang optimal.
Kekurangoptimalan ini bisa diatasi dengan melakukan rekonstruksi pembelajaran ke arah metode pembelajaran yang bersifat penemuan agar siswa
dapat mengenali karakteristiknya sendiri dalam pengoperasian busur las listrik. Salah satunya dengan bantuan penggunaan metode inquiry, melalui metode ini
guru berfungsi memberi pengarahan pada pengembangan kemampuan yang telah dimiliki anak sehingga nantinya dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya pada kompetensi pembuatan fillet pada praktek las busur listrik.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran las busur listrik di
SMK N 1 Seyegan sebelum pemberian perlakuan?
8 2.
Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran las busur listrik di SMK N 1 Seyegan setelah pemberian perlakuan?
3. Adakah pengaruh metode belajar inquiry terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran las busur listrik di SMK N 1 Seyegan? 4.
Adakah perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran las busur listrik di SMK N 1 Seyegan setelah perlakuan pada penggunaan metode inquiry dan
metode demonstrasi?
E. Tujuan Penelitian