12MENVIII2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
B. Perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa dengan PT.
Inalum sebagai peserta telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Hukum Perdata
Perjanjian merupakan kesepakatan antara dua orang atau dua pihak, mengenai hal-hal pokok yang menjadi objek dari perjanjian. Kesepakatan itu
timbul karena adanya kepentingan dari masing-masing pihak yang saling membutuhkan. Perjanjian juga dapat disebut sebagai persetujuan, karena dua
pihak tersebut setuju untuk melakukan sesuatu. Perjanjian kerjasama dalam suatu bisnis bisa dilakukan secara formal maupun informal, hal ini disesuaikan dengan
jenis kerjasama yang hendak dilakukan. Selain itu, pembuatan perjanjian kerjasama bisa disesuaikan dengan kesepakatan semua pihak yang terlibat
didalamnya. Menurut Pasal 1319 KUH Perdata, perjanjian dibedakan menjadi 2 dua
macam, yaitu: 1
Perjanjian Bernama nominaat Perjanjian bernama adalah perjanjian-perjanjian yang diatur dan diberi
nama oleh pembentuk undang-undang, berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-hari. Perjanjian ini terdapat dalam Bab V-Bab XVIII KUH
Perdata.
44
2 Perjanjian Tidak Bernama innominaat
44
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001, hal 67.
Perjanjian tidak bernama yaitu perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata, tetapi tumbuh di masyarakat. Lahirnya perjanjian ini disesuaikan dengan
kebutuhan-kebutuhan pihak-pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerjasama, perjanjian pemasaran, perjanjian pengelolaan.
45
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa perjanjian kerjasama
antara balai besar latihan kerja industri BBLKI sebagai penyedia jasa pelatihan
dengan PT. inalum sebagai peserta termasuk Perjanjian Tidak Bernama innominaat. Menurut Pasal 1319 KUH Perdata, baik perjanjian yang bernama
maupun tidak bernama semua perjanjian baik yang diatur dalam KUH Perdata Buku III Bab V sampai dengan Bab XVIII dan yang terdapat di luar Buku III
KUH Perdata tunduk pada ketentuan-ketentuan umum dari KUH Perdata Buku III Bab I dan Bab II.
46
1. Balai Besar Latihan Kerja akan melatih peserta pelatihan dari PT. Inalum
Subyek perjanjian adalah para pihak yang membuat perjanjian. Adapun subyek perjanjian dalam Perjanjian Kerjasama ini adalah:
2. PT. Inalum sebagai pihak kedua
45
Ibid. hal 54
46
Salim H.S., Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal 47
Sedangkan yang dimaksud dalam obyek perjanjian adalah prestasi. Prestasi dalam perjanjian kerjasama ini adalah pelatihan bagi pegawai PT. Inalum.
Berdasarkan Pasal 1601 KUH Perdata selain perjanjian-perjanjian untuk melakukan sementara jasa-jasa, yang diatur oleh ketentuan-ketentuan yang khusus
untuk itu dan oleh syarat-syarat yang diperjanjikan, dan jika itu tidak ada, oleh kebiasaan, maka adalah dua macam perjanjian dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk melakukan pekerjaan bagi pihak yang lainnya dengan menerima upah, perjanjian perburuhan dan pemborongan pekerjaan. Dari uraian
tersebut dapat diketahui bahwa perjanjian kerjasama ini merupakan perjanjian untuk melakukan pekerjaan.
Perjanjian Kerjasama perjanjian kerjasama antara balai besar latihan kerja industri BBLKI sebagai penyedia jasa pelatihan dengan PT. Inalum sebagai
peserta tertuang dalam Perjanjian Nomor BA.125BBLKI-MDNIV2012 yang dibuat pada tanggal 21 April 2012 dan bermaterai cukup dengan para pihak yang
menandatangani adalah: 1.
Nurman Sinaga, MM, yang bertindak atas nama Balai Besar Latihan Kerja Industri Medan, sebagai Pihak Pertama
2. Ir. Herman, yang bertindak untuk dan atas nama Inna Engineering PT.
Inalum sebagai Pihak Kedua Subyek dari perjanjian ini adalah BBLKI sebagai Pihak Pertama dan PT.
Inalum sebagai Pihak Kedua. Adapun Obyek dari Perjanjian adalah Pelatihan Berbasis Kompetensi PBK bagi pegawai PT. Inalum.
Jangka waktu berlakunya perjanjian ini adalah 2 dua tahun yaitu mulai tanggal penandatanganan perjanjian ini tanggal 21 April 2012 dan berlaku sampai
dengan tanggal 21 April 2013. Apabila terjadi perubahan atau penambahan maka dibuat dengan suatu perjanjian perubahan atau penambahan, seperti yang
disebutkan dalam Pasal 6 perjanjian kerjasama ini yang berbunyi: “Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu perjanjian
perubahan atau penambahan addendum atau amandemen yang ditandatangani oleh para pihak dan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian
ini”.
C. Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa