Ketentuan mengenai Perjanjian Kerjasama Hal-hal yang diatur dalam perjanjian kerjasama

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA

A. Ketentuan mengenai Perjanjian Kerjasama

1. Setiap perusahaaninstansi yang berminat, wajib mengisi dan menandatangani lembar surat perjanjian kerjasama, disertai uang muka sebesar 20 dari total biaya yang disepakati. 2. Pelunasan pembayaran dilakukan pada saat penyerahan hasil pembuatan iklan setelah melalui proses yang telah disepakati 3. Pembatalan kerjasama hanya dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 hari setela penandatanganan surat perjanjian kerjasama, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pembatalan dari Pihak Pertama b. Uang muka yang telah dibayarkan menjadi milik Pihak Kedua c. Menandatangani surat pembatalan kerjasama. d. Pembatalan dari Pihak Kedua : e. Uang muka dikembalikan sepenuhnya kepada Pihak Pertama f. Menandatangani surat pembatalan kerjasama. 4. Keterlambatan penyelesaian dalam pembuatan iklan dari Pihak Kedua, uang muka yang telah dibayarkan kepada Pihak Kedua akan dikembalikan sepenuhnya kepada Pihak Pertama. Hal ini tidak berlaku apabila keterlambatan pembuatan iklan disebabkan oleh adanya revisi perbaikan yang dilakukan oleh Pihak Pertama. 5. Revisi perbaikan terhadap iklan hanya dapat dilakukan sebanyak dua kali pada saat proses pembuatan iklan atau setelah iklan yang telah disepakati selesai dikerjakan. Revisi perbaikan terhadap hasil iklan yang telah selesai dikerjakan Pihak Kedua hanya dapat dilakukan dalam waktu tujuh hari terhitung sejak diserahkan kepada Pihak Pertama. Revisi perbaikan terhadap iklan yang memerlukan biaya tambahan pada proses pembuatannya, biaya tambahan tersebut akan dibebankan kepada Pihak Pertama 6. Hasil akhir iklan yang telah dibuat oleh Pihak Kedua menjadi milik sepenuhnya Pihak Pertama. 7. Pihak Kedua diperbolehkan menggunakan iklan yang telah dibuat untuk Pihak Pertama sebagai contoh hasil karya.

B. Hal-hal yang diatur dalam perjanjian kerjasama

Hukum kontrak yang ada di Indonesia diatur di dalam Buku III KUH Perdata, yang terdiri dari 18 bab dan 631 pasal. Yang dimulai dari Pasal 1233 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1864 KUH Perdata. Dan masing-masing bab dibagi dalam beberapa bagian. Ketentuan yang tercantum di dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, yang berbunyi : “Semua perjajian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang- undang bagi mereka yang membuatnya’’. Ketentuan di dalam Pasal 1338 KUH Perdata tersebut memberikan kebebasan bagi para pihak untuk dapat: 1. Membuat atau tidak membuat perjanjian 2. Mengadakan perjanjian dengan siapa pun 3. Menentuka isi perjanjian, pelaksanaan dan persyaratannya 4. Menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan Namun sistem pengaturan hukum kontrak yang bersifat sistem terbuka tersebut tidak lantas memberikan pengertian bagi para pihak untuk dapat melakukan segala bentuk perjanjian yang diinginkannya. Sebab kontrak atau perjanjian tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan. Dan memiliki syarat-syarat tertentu agar dapat dinyatakan sah dan berlaku bagi para pihak didalamnya agar mentaati dan mematuhi isi dari kontrak tersebut sesuai dengan Pasal 1338 KUH Perdata. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan para buruhpekerja. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan, perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Undang-Undang ketenagakerjaan perjanjian kerja Pasal 52 ayat 1 ayat 2 dan ayat 3 yakni : 1. Perjanjian kerja dibuat atas dasar a. Kesepakatan kedua belah pihak b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan dan d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a dan b dapat dibatalkan. 3. Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c dan d batal demi hukum Pasal 53 Undang-Undang Ketenagakerjaan untuk selanjutnya disebut UUK berbunyi segala hal danatau biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan pembuatan perjanjian kerja dilaksanakan olej dan menjadi tanggung jawab pengusaha. Dalam Pasal 54 UUK : 1. Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya memuat : a. Nama, alamat perusahaan dan jenis usaha b. Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerjaburuh c. Jabatan atau jenis pekerjaan d. Tempat pekerjaan e. Besarnya upah dan cara pembayarannya f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja buruh g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat dan i. Tanda-tanda para pihak dalam perjanjian kerja 2. Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf e dan f, tidak boleh bertentangan dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja sama dan peraturan perundang-undang yang berlaku. 3. Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibuat sekurang- kurangnya rangkap 2 dua yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta pekerjaa buruh dan pengusaha masing-masing mendapat 1 satu perjanjian kerja.

C. Proses pelaksanaan perjanjian kerjasama.