Jangka waktu berlakunya perjanjian ini adalah 2 dua tahun yaitu mulai tanggal penandatanganan perjanjian ini tanggal 21 April 2012 dan berlaku sampai
dengan tanggal 21 April 2013. Apabila terjadi perubahan atau penambahan maka dibuat dengan suatu perjanjian perubahan atau penambahan, seperti yang
disebutkan dalam Pasal 6 perjanjian kerjasama ini yang berbunyi: “Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu perjanjian
perubahan atau penambahan addendum atau amandemen yang ditandatangani oleh para pihak dan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian
ini”.
C. Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara BBLKI sebagai penyedia jasa
pelatihan dengan PT. Inalum sebagai peserta
Dalam perjanjian ini bertindak atas nama peserta pelatihan selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat
mengadakan perjanjian kerjasama dengan ketentuan sebagai berikut : 1.
Pihak Pertama akan melatih peserta pelatihan berbasis kompetensi PBK sebanyak 32 tiga puluh dua orang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli
2012 sampai dengan selesai 240 jam pelajaran di Balai Besar Latihan Kerja Industri Medan, Jalan Gatot Subroto Km 7,8.
2. Kurikulum dan silabus pelatihan yang akan dilaksanakan disusun oleh
Pihak Pihak Pertama selama 240 jam pelajaran jam pelajaran 45 menit.
3. Pihak Pertama bertanggung jawab untuk :
a. Menyediakan instruktur
b. Melaksanakan materi latihan berdasarkan kurikulum dan silabus
c. Menyediakan bahan dan peralatan pelatihan
d. Memberikan sertifikat bagi peserta yang dinyatakan lulus
4. Pihak Kedua menerima lulusan Sub Sektor jaringan Komputer sebanyak 4
empat orang yang dilatih oleh Pihak Pertama untuk melaksanakan OJT di Inalum Asahan dalam rangka penyerapan sesuai dengan kebutuhan
Pihak Pertama. 5.
Pembiayaan yang timbul akibat perjanjian kerjasama ini ditanggung oleh para pihak serta pihak lain yang disetujui oleh para pihak
6. Segala perselisihan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kerjasama ini
dan kemungkinan adanya ganti rugi yang timbul, diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh para pihak
7. Perjanjian kerjasama ini dibuat berdasarkan itikad baik para pihak untuk
saling membantu dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsi masing- masing dengan saling menghormati dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku. 8.
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua. Apabila terjadi perselisihan dalam
pelaksanaan perjanjian ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua
9. Perjanjian kerjasama ini dapat dilanjutkan apabila terjadi kesepakatan
antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua. 10.
Perjanjian kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 dua dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di atas materai yang cukup, masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan berlaku sejak ditetapkan. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua harus sesuai dengan
proposal yang disetujui oleh Pihak Pertama. Untuk keperluan pelaksanaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1, Pihak Kedua
menyatakan bersedia membuka rekening pada bank yang ditetapkan atas nama lembagaorganisasi. Semua tugas yang tercantum dalam Pasal 1 Surat Perjanjian
Kerjasama ini dan ketepatan waktu pelaksanaannya merupakan tanggungjawab
Pihak Kedua.
Pihak Kedua wajib melaksanakan pengelolaan dana pemberian Bantuan Kerjasama secara tertib sesuai kaidah yang berlaku. Pemanfaatan dana bantuan
harus sesuai dengan proposal yang meliputi biaya Operasional, Personal dan Manajemen Pengelola dana block grant KPP yang ditunjuk sebagaimana
dimaksud pada butir 4 wajib mencatat dan mendokumentasikan setiap pengeluaran dana dan harus didukung dengan bukti pembayarankuitansi yang
syah. Pengelola Block Grant harus mengalokasikan dana supervisi dan monitoring. Dalam melaksanakan Pekerjaan Pihak Kedua harus senantiasa
berkoordinasi dengan Pihak Pertama dan Pemerintah Daerah setempat guna menghindari hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan.
Besarnya Dana KPP yang diperoleh sebesar : Rp 60.000.000,- enam puluh juta rupiah
Penyerahan dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya dapat dilakukan setelah Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah
pihak dan saksi-saksi, dana akan dibayarkan seluruhnya sekaligus 100 langsung kepada lembaga Penanggungjawab melalui Bank setempat yang telah
ditetapkan.
Pihak Kedua harus menetapkan batas waktu penyelesaian pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada pasal 1 dalam perjanjian ini dan mulai melaksanakan kegiatan paling lambat 7 tujuh hari setelah dana diterima dan akan
menyelesaikan program sesuai rencana. Untuk menjamin transparansi, akuntabilitas serta mutu proses dan hasil
pelaksanaan program, maka Pihak Kedua menyatakan bersedia dan sanggup untuk dipantau, diperiksa dan diawasi, baik selama program berlangsung ataupun setelah
program selesai dilaksanakan, oleh: Pejabat Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal. Pejabat Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan
Nasional; Atau oleh instansipejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal. Apabila dikemudian hari dari hasil pemeriksaanpengawasan, ternyata Pihak
Kedua dalam melaksanakan kegiatan dan penggunaan dana ternyata secara hukum terbukti dengan sengaja telah menyimpang dari pedoman yang disetujui
oleh Pihak Pertama, maka Pihak Pertama dapat mengajukan keberatannya dan berhak meminta pihak berwajib untuk menyidik perkara tersebut serta menuntut
Pihak Kedua untuk mengembalikan seluruh dana yang diterima kepada negara
melalui Pihak Pertama, atau sesuai keputusan pihak pengadilan. Pelaksanaan sanksi sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat 1, akan dilakukan sesuai
prosedur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku D.
Hak dan kewajiban para pihak yang membuat perjanjian.
Hukum, hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang sangat erat dalam lalu lintas kegiatan ekonomi. Hukum itu memberikan perlindungan pada
kepentingan manusia dan membagi hak dan kewajiban. Hak merupakan kenikmatan dan keleluasaan, sementara itu kewajiban merupakan beban.
Hak dan kewajiban dapat timbul dari adanya suatu perjanjian yang dibuat para pihak ataupun yang telah ditentukan oleh undang-undang. Suatu perjanjian
yang dibuat oleh para pihak, akan menimbulkan suatu perikatan, yang mana perikatan merupakan isi dari suatu perjanjian. Jadi, perikatan yang telah
dilaksanakan para pihak dalan suatu perjanjian, memberikan tuntutan pemenuhan hak dan kewajiban terhadap pelaksanakan isi dari perjanjian, khususnya perjanjian
kerjasama antara BBLKI dengan PT. Inalum. Akibat hukum suatu kontrakperjanjian pada dasarnya lahir dari adanya
hubungan hukum dari suatu perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan kewajiban inilah yang merupakan salah satu bentuk dari pada
akibat hukum suatu kontrakperjanjian. Kemudian hak dan kewajiban ini tidak lain adalah hubungan timbal balik dari para pihak, maksudnya adalah kewajiban
di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua, begitu pun sebaliknya, kewajiban dipihak kedua merupakan hak bagi pihak pertama. Dengan demikian
akibat hukum di sini tidak lain adalah pelaksanaan dari pada suatu kontrakperjanjian itu sendiri.
47
Hak adalah wewenang yang diberikan hukum objektif kepada subjek hukum untuk melakukan segala sesuatu yang dikhendakinya sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan.
48
Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum.
49
Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi para pihak dalam suatu kontrak. Prestasi pokok tersebut dapat berwujud: benda, tenaga atau keahlian,
tidak berbuat sesuatu.
50
Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, memang perikatan itu paling banyak diterbitkan oleh suatu perjanjian disamping
perikatan lahir dari undang-undang, hak dan kewajiban timbul berdasarkan perjanjian, setiap perjanjian berisi kewajiban pokok yang menjadi dasar perjanjian
tersebut. Suatu perjanjian harus menjadi perbuatan kedua belah pihak, tiap-tiap Sebagaimana disebut dalam Pasal 1234 KUHPerdata
prestasi terbagi kepada tiga macam: menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuatsesuatu. Sehubungan dengan kewajiban pihak-pihak sebagaimana
disebutkan defenisi perjanjian suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan
sesuatu.40 Dalam perjanjian hal yang harus dilaksanakan kewajiban itu dinamakan prestasi.
47
Daeng Naja, Contract Drafting: Seri Keterampilan Merancang Kontrak Bisnis, Cet 2, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 21
48
Ade Didik Irawan, Pengantar Ilmu Hukum, http:www.mypulau.comadedidikirawan blog731632, diakses tanggal 20 Juni 2013.
49
Ibid
50
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hal. 68.
yang berjanji untuk mematuhi prestasi kepada pihak lainnya harus memperoleh pula pemenuhan prestasiyang telah dijanjikan oleh pihak lainnya itu.
51
Dalam Pasal 1339 KUHPerdata tersebut, bahwa adat kebiasaan telah ditunjuk sebagai sumber norma di samping undang-undang ikut menentukan hak-
hak dan kewajiban-kewajiban kedua belah pihak dalam suatu perjanjian. Suatu persoalan di sini, bila terdapat suatu adat kebiasaan yang berlainan atau
menyimpang dari undang-undang, meskipun sudah ada suatu adat kebiasaan yang menyimpang, masih tetap berlaku dan barang siapa pada suatu hari menunjuk
Suatu perikatan merupakan suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak lain dan
pihak lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Sesuai dengan sistem terbuka yang dianut dalam hukum perjanjian, para pihak bebas untuk membuat perjanjian
sesuai dengan kehendak dan kepentingan masing-masing asalkan tidak melanggar ketertiban umum, kesusilaan dan Undang-Undang.
Menurut Pasal 1339 KUHPerdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk
segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan diwajibkan oleh kepatutan, kebiasaan dan undang-undang.42 Dengan demikian, setiap perjanjian
diperlengkapi dengan aturan-aturan yang terdapat dalam undang-undang, dalam adat kebiasaan disuatu tempat dan disuatu kalangan tertentu, sedangkan
kewajiban-kewajiban yang diharuskan oleh kepatutan norma-norma kepatutan harus juga diindahkan.
51
Abdul Kadir Muhammad Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bakti, Bandung : 1990.
pada peraturan undang-undang tersebut, harus dibenarkan dan tidak boleh dipersalahkan.
Hak dan Kewajiban para pihak yang membuat perjanjian 1
Pihak Pertama berkewajiban melatih peserta pelatihan berbasis kompetensi sebanyak 32 orang
2
Pihak Kedua berkewajiban mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak
pertama 3
Pihak Pertama melaksanakan uji kompetensi bagi peserta didik yang sudah
menyelesaikan program pembelajaran.. Akibat adanya hak dan kewajiban, maka konsekuensinya adalah
menimbulkan tanggung jawab hukum bagi para pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Konsep tanggung jawab hukum merupakan bagian dari
konsep kewajiban hukum. “Kewajiban hukum berasal dari suatu norma trasendental yang mendasari
segala peraturan hukum. Norma dasar kemudian merumuskan kewajiban untuk mengukuti peraturan hukum, dan mempertanggungjawabkan kewajiban untuk
mengikuti peraturan-peraturan hukum tersebut”.
52
52
Ibid
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN